MENGENTASKAN KEMISKINAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara mengentaskan kemiskinan
menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Kata “miskin” (menurut KBBI V) dapat
diartikan “tidak berharta” dan “serba kekurangan (berpenghasilan sangat
rendah)”.
2. Kemiskinan adalah “hal miskin” dan
“keadaan miskin”.
3. Dalam rangka mengentaskan kemiskinan, Al-Quran
menganjurkan banyak cara yang harus ditempuh, yang secara garis besar dapat
dibagi dalam tiga hal pokok.
a. Kewajiban setiap individu.
b. Kewajiban masyarakat.
c. Kewajiban pemerintah.
4. Kewajiban terhadap setiap individu.
Yaitu kewajiban bekerja dan berusaha bagi
setiap orang, yang merupakan cara pertama dan utama yang ditekankan oleh
Al-Quran, karena sejalan dengan naluri manusia, serta kehormatan dan harga
dirinya.
5. Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3)
ayat 14.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ
النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali
yang baik (surga).
6. Ayat ini secara tegas menggarisbawahi dua
naluri manusia.
a. Naluri seksual yang dilukiskan sebagai “kesenangan
kepada syahwat wanita” (lawan seks).
b. Naluri kepemilikan harta yang dipahami
dari ungkapan “kesenangan kepada harta yang banyak”.
7. Sebagian ulama berpendapat bahwa
seakan-akan Al-Quran menjadikan
kedua naluri seksual dan
kepemilikan sebagai naluri pokok manusia.
8. Naluri kepemilikan akan mendorong manusia
untuk bekerja dan berusaha.
9. Hasil bekerja dan berusaha itu apabila
mencukupi kebutuhannya disebut rezeki, dan apabila melebihinya disebut “kasb”
(hasil usaha), sehingga bekerja dan berusaha adalah dasar utama untuk memperoleh
kecukupan dan kelebihan.
10. Dapat disimpulkan bahwa jalan pertama dan
utama yang diajarkan Al-Quran untuk mengentaskan kemiskinan adalah dengan bekerja
dan berusaha yang diwajibkan kepada setiap orang yang mampu.
11. Banyak ayat Al-Quran yang memerintahkan
dan mengisyaratkan kemuliaan bekerja dalam segala bidang pekerjaan dan usaha.
12. Al-Quran mengecam segala bentuk
pengangguran.
13. Al-Quran surah Alam Nasyrah (surah ke-94) ayat 7-8.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
وَإِلَىٰ
رَبِّكَ فَارْغَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu
berharap.
14. Nabi Muhamad bersabda, “Salah seorang di
antaramu mengambil tali dan membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya lalu
dijualnya, hal itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain,
baik dia diberi atau ditolak”.
15. Jika di sekitar lokasi seseorang
berdomisili tidak ditemukan lapangan pekerjaan, maka Al-Quran menganjurkan
kepada orang tersebut untuk berhijrah mencari tempat lain, karena bumi sangat
luas.
16. Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat
100.
۞ وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ
مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى
اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى
اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki
yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
17. Kewajiban masyarakat berupa berikut ini.
a. Jaminan sosial dalam satu rumpun keluarga.
b. Jaminan sosial dalam bentuk zakat dan
sedekah wajib.
18. Menggantungkan penanggulangan masalah kemiskinan
kepada sumbangan sukarela dan keinsafan pribadi, tidak dapat diandalkan.
19. Sebagian orang kaya sering kali tidak merasa
mempunyai tanggung jawab
sosial, meskipun dia telah memiliki kelebihan harta
kekayaan.
20. Diperlukan adanya penetapan hak dan
kewajiban dalam masyarakat agar tanggung jawab keadilan sosial dapat terlaksana
dengan baik.
21. Al-Quran menganjurkan sumbangan sukarela dan
menekankan kesadaran pribadi untuk bersedekah.
22. Al-Quran juga menekankan hak dan
kewajiban dalam masyarakat, misalnya kewajiban
mengeluarkan zakat untuk delapan kelompok yang ditetapkan.
23. Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 60.
۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ
وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ
وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ
اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
24. Hasil zakat dibagi kepada orang yang berhak
berikut ini.
1) Orang fakir.
2) Orang miiskin.
3) Pengurus zakat.
4) Mualaf (orang yang baru masuk islam).
5) Memerdekakan budak.
6) Orang yang berjihad di jalan Allah.
7) Orang yang terlilit utang.
8) Musafir (dalam perjalanan tidak maksiat).
25. Al-Quran surah Adz-Dzariyat (surah ke-51)
ayat 19.
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ
وَالْمَحْرُومِ
Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta-minta dan orang miskin yang tidak
mendapatkan bagian.
26. Hak dan kewajiban dalam masyarakat mempunyai
kekuatan tersendiri, karena dapat memaksa
pihak yang berkewajiban untuk mengeluarkan zakat, lalu diserahkan kepada yang berhak
dan yang membutuhkan.
27. Dalam konteks inilah Al-Quran menetapkan
kewajiban membantu keluarga oleh rumpun keluarganya
dan kewajiban setiap individu untuk membantu anggota masyarakatnya.
28. Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat
75.
وَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا
وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ فَأُولَٰئِكَ مِنْكُمْ ۚ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ
أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian berhijrah dan
berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang
yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
29. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
26.
وَآتِ ذَا
الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ
تَبْذِيرًا
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan;
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
30. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan memberikan nafkah adalah berikut ini.
a. Sandang (pakaian).
b. Pangan (makanan).
c. Papan (tempat tinggal) dan perabotnya.
d. Tenaga pembantu (bagi yang memerlukannya).
e. Menikahkan anak ketika sudah dewasa.
f. Uang belanja untuk semua orang yang
menjadi tanggungannya.
31. Al-Quran surah Al-Thalaq (surah ke-65)
ayat 7.
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ
قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ
اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban
kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment