Thursday, November 15, 2018

1472. CINTA DAN BENCI


CINTA DAN BENCI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cinta dan benci yang dimiliki oleh manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Sebagian ulama berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda,”Cintailah kekasihmu secara wajar saja, siapa tahu suatu ketika dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah musuhmu secara wajar juga, siapa tahu suatu saat dia akan menjadi kekasihmu”.
2.    Perasaan cinta dan benci adalah naluri dasar sifat manusia.
3.    Agama Islam memberikan petunjuk menyangkut perasaan cinta dan benci tersebut, seperti pedoman dalam bidang dan potensi manusia yang lain.
4.    Manusia memiliki kalbu.
a.    Kata “qalbu” (kalbu) yang dalam bahasa aslinya bermakna “bolak-balik”.
b.    Hati manusia dinamakan kalbu, karena hati manusia sering kali berubah-ubah dan mudah terombang-ambing.
c.    Hati yang dimiliki oleh manusia tidak memiliki pedoman hidup yang pasti.
5.    Perasaan cinta dan benci dalam diri manusia mengisi suatu “ruang dan waktu”.
a.    Ruang dan waktu akan terus berlalu sampai ke anak cucu.
b.    Perasaan cinta dan benci pun dapat berlalu sampai ke anak cucu.
6.    Sungguh aneh sifat manusia.
a.    Sebelum bercinta, seseorang akan merasa dirinya adalah salah satu yang ada.
b.    Ketika bercinta, dia merasakan memiliki segala yang ada dan tidak menghiraukan ada yang lain.
c.    Ketika cintanya putus, dia merasa menjadi tidak ada dan hampa.
7.    Demikianlah cinta dan benci dapat mempermainkan manusia.
8.    Menurut para ahli perasaan cinta dan persahabatan anak muda didorong oleh usaha untuk memperoleh kelezatan dan kenikmatan.
9.    Perasaan cinta dan persahabatan pada anak muda terjadi serba cepat, artinya cepat terjalin dan cepat pula putus.
10. Perasaan cinta dan persahabatan pada orang dewasa terjadi untuk memperoleh manfaat yang beragam, sehingga perasaan cinta dan persahabatan orang dewasa umumnya bersifat sementara.
11. Menurut sebagian ulama bahwa perjalanan paling panjang dalam kehidupan seseorang adalah perjalanan mencari sahabat.
12. Sahabat bagaikan dirinya sendiri, tetapi fisiknya berupa orang lain.
13. Sahabat seperti dirinya sendiri, dan sahabat juga mempunyai kalbu yang sering kali berubah-ubah dengan cepat.
14. Dapat dikatakan tidak ada persahabatan yang abadi, apalagi dalam dunia kenikmatan dan kepentingan.
15. Al-Quran menjelaskan bahwa terdapat beberapa sahabat yang akrab di dunia, tetapi pada hari kiamat kelak mereka akan saling bermusuhan.
16. Tetapi orang-orang yang bertakwa tetap bersahabat, karena orang bertakwa memiliki pegangan hidup dan tolok ukur pasti yang bersumber dari Allah Yang Maha Kekal.
17. Al-Quran surah Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat 67.

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

       Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.
18. Nasihat di atas sungguh terasa benarnya.
a.    Misalnya hubungan antara Irak, Iran, dan Kuwait dalam perang Irak dan Iran  selama 8 tahun.
b.    Selama 8 tahun Kuwait memberikan banyak bantuan dana kepada Irak untuk pembiayaan perang melawan Iran.
c.    Tetapi, dengan serta-merta, Irak yang berteman dengan Kuwait kemarin, berubah menjadi musuh.
d.    Musuh yang kemarin, sekarang berubah dirangkul agar menjadi teman.
e.    Penyesalan dan permohonan maaf pun mengalir dari orang-orang yang mengutuknya kemarin.
19. Al-Quran mengingatkan kepada kita,”Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum medorongmu untuk tidak berlaku adil, tetapi tetap berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”
20. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 8.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

       Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online




Related Posts:

0 comments:

Post a Comment