CINTA DAN BENCI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cinta dan benci yang
dimiliki oleh manusia?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Sebagian ulama berkata bahwa Nabi Muhammad
bersabda,”Cintailah kekasihmu secara wajar saja, siapa tahu suatu ketika dia akan
menjadi musuhmu, dan bencilah musuhmu secara wajar juga, siapa tahu suatu saat dia
akan menjadi kekasihmu”.
2. Perasaan cinta dan benci adalah naluri dasar
sifat manusia.
3. Agama Islam memberikan petunjuk menyangkut
perasaan cinta dan benci tersebut, seperti pedoman dalam bidang dan potensi
manusia yang lain.
4. Manusia memiliki kalbu.
a. Kata “qalbu” (kalbu) yang dalam bahasa
aslinya bermakna “bolak-balik”.
b. Hati manusia dinamakan kalbu, karena hati
manusia sering kali berubah-ubah dan mudah terombang-ambing.
c. Hati yang dimiliki oleh manusia tidak
memiliki pedoman hidup yang pasti.
5. Perasaan cinta dan benci dalam diri
manusia mengisi suatu “ruang dan waktu”.
a. Ruang dan waktu akan terus berlalu sampai
ke anak cucu.
b. Perasaan cinta dan benci pun dapat
berlalu sampai ke anak cucu.
6. Sungguh aneh sifat manusia.
a. Sebelum bercinta, seseorang akan merasa dirinya
adalah salah satu yang ada.
b. Ketika bercinta, dia merasakan memiliki
segala yang ada dan tidak menghiraukan ada yang lain.
c. Ketika cintanya putus, dia merasa menjadi
tidak ada dan hampa.
7. Demikianlah cinta dan benci dapat
mempermainkan manusia.
8. Menurut para ahli perasaan cinta dan
persahabatan anak muda didorong oleh usaha untuk memperoleh kelezatan dan
kenikmatan.
9. Perasaan cinta dan persahabatan pada anak
muda terjadi serba cepat, artinya cepat terjalin dan cepat pula putus.
10. Perasaan cinta dan persahabatan pada orang
dewasa terjadi untuk memperoleh manfaat yang beragam, sehingga perasaan cinta
dan persahabatan orang dewasa umumnya bersifat sementara.
11. Menurut sebagian ulama bahwa perjalanan paling
panjang dalam kehidupan seseorang adalah perjalanan mencari sahabat.
12. Sahabat bagaikan dirinya sendiri, tetapi
fisiknya berupa orang lain.
13. Sahabat seperti dirinya sendiri, dan
sahabat juga mempunyai kalbu yang sering kali berubah-ubah dengan cepat.
14. Dapat dikatakan tidak ada persahabatan
yang abadi, apalagi dalam dunia kenikmatan dan kepentingan.
15. Al-Quran menjelaskan bahwa terdapat beberapa
sahabat yang akrab di dunia, tetapi pada hari kiamat kelak mereka akan saling
bermusuhan.
16. Tetapi orang-orang yang bertakwa tetap
bersahabat, karena orang bertakwa memiliki pegangan hidup dan tolok ukur pasti
yang bersumber dari Allah Yang Maha Kekal.
17. Al-Quran surah Az-Zukhruf (surah ke-43)
ayat 67.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang
bertakwa.
18. Nasihat di atas sungguh terasa benarnya.
a. Misalnya hubungan antara Irak, Iran, dan
Kuwait dalam perang Irak dan Iran selama
8 tahun.
b. Selama 8 tahun Kuwait memberikan banyak
bantuan dana kepada Irak untuk pembiayaan perang melawan Iran.
c. Tetapi, dengan serta-merta, Irak yang berteman
dengan Kuwait kemarin, berubah menjadi musuh.
d. Musuh yang kemarin, sekarang berubah dirangkul
agar menjadi teman.
e. Penyesalan dan permohonan maaf pun
mengalir dari orang-orang yang mengutuknya kemarin.
19. Al-Quran mengingatkan kepada kita,”Janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum medorongmu untuk tidak berlaku adil, tetapi tetap
berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa.”
20. Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat
8.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ
قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver
3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment