Sunday, April 7, 2019

2088. RIBA-4


RIBA
(Seri ke-4)
Oleh: Drs. H. M. YusronHadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang riba yang dimaksudkan oleh  Al-Quran?”  Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Kesimpulan terakhir tentang pengertian riba pada zaman turunnya Al-Quran adalah kelebihan yang dipungut bersama jumlah utang yang mengandung unsur penganiayaan dan penindasan, bukan sekadar kelebihan atau penambahan jumlah utang saja.
2.    Kesimpulan di atas diperkuat dengan praktik Nabi Muhammad yang membayar utang beliau dengan memberikan penambahan atau memberikan nilai lebih.
  1. Abu Hurairah (sahabat Nabi Muhammad), memberitahukan bahwa Rasulullah pernah meminjam seekor unta dengan usia tertentu kepada seseorang, kemudian orang tersebut datang kepada Nabi untuk menagihnya.
  2. Nabi Muhammad mencarikan unta yang sesuai umurnya dengan unta yang dipinjamnya, tetapi beliau tidak menemukan unta yang umurnya sama, maka Rasulullah memerintahkan untuk memberikan unta yang lebih tua kepada orang yang meminjamkan.
  3. Nabi Muhammad memberikan unta yang lebih tua untuk membayar utang beliau, artinya, Rasulullah membayar utangnya lebih tinggi daripada harga pinjamannya.
  4. Berarti Nabi Muhammad mengembalikan utangnya dengan memberikan unta yang lebih mahal dibandingkan dengan nilai utangnya.
  5. Nabi Muhammad memberikan unta yang lebih bagus sambil bersabda,“Inna khayrakum ahsanukum qadha’an” (sebaik-baik kalian adalah orang yang sebaik-baiknya membayar utang”.
  6. Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Jabir pernah memberikan utang kepada Nabi Muhammad, dan ketika Jabir mendatangi Rasulullah, utang Jabir dikembalikan oleh beliau dengan memberikan kelebihan.
  7. Memang ada riwayat  yang menyatakan bahwa “kullu qardin jarra manfa'atan fahuwa haram” (setiap piutang yang menarik atau menghasilkan manfaat adalah haram”
  8. Tetapi hadis ini dinilai oleh para ulama hadis sebagai hadis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya, sehingga tidak dapat dijadikan dasar hukum.
  9. Syekh Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar, setelah menjelaskan arti riba yang dimaksud dalam Al-Quran menambahkan:
a.    Tidak termasuk dalam pengertian riba, apabila seseorang memberikan kepada orang lain harta atau uang untuk diinvestasikan sambil menetapkan baginya dari hasil usaha tersebut dalam kadar tertentu.
b.     Karena transaksi ini menguntungkan pengelola dan pemilik harta, sedangkan riba yang diharamkan adalah yang merugikan salah satu pihak karena terpaksa, dan menguntungkan pihak lain yang serakah dan tamak.
c.    Dengan demikian, tidak mungkin ketetapan hukumnya sama dalam pandangan Allah Yang Maha Adil dan dalam pandangan seorang berakal yang berlaku adil.

DaftarPustaka
1.            Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.            Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.            Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.            Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5.            Tafsirq.com online.      


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment