Friday, August 23, 2019

3060. SEPULUH ANAK HAFAL ALQURAN


MELAHIRKAN 10 ANAK HAFAL AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Kisah seorang ibu yang melahirkan 10 anak penghafal Al-Quran.
2.    AUGUST 21, 2019.
3.    Beberepa orang mengatakan bahwa wanita mudah rapuh, tetapi sebagian yang lain bilang wanita lebih tegar dan tangguh daripada laki-laki.
4.    Wanita tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, yang memerlukan penanganan khusus.
5.    Jika dipaksa untuk lurus, dia akan patah.
6.    Tetapi jika tidak diluruskan, ia akan selalu seperti itu.
7.    Seiring dengan munculnya peradaban, sosok wanita tetap memegang peranan utama dalam segala sendi kehidupan.
8.    Sejarah Siti Khadijah dan Siti Aisyah sebagai istri Rasulullah pembawa risalah Islam terakhir sangat mengesankan.
9.    Saat itulah kehormatan wanita berada pada puncaknya yang tertinggi.
10. Para wanita dibebaskan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya setara dengan kaum pria, wanita dibebaskan tidak melaksanakan syariat saat berhalangan, dan diberi hak waris saat suami atau orang tuanya meninggal.
11. Rasulullah bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu.”
12. Contohnya adalah istri Kang Tamim yang mampu mendidik 10 anak-anaknya menjadi penghafal Al-Quran .
13. Kang Tamim adalah angota DPR-RI yang bernama Mutammimul Ula.
14. Seperti dalam pola keluarga islami, tidak ada keluarga yang sukses tanpa kehadiran sesosok istri salihah di belakang kepala keluarga.
15. Salihah bukan istri yang hanya mengenal salat, puasa, atau bahkan haji sekalipun (bergelar hajah) sebagaimana pendapat masyarakat kita.
16. Inilah beberapa contoh salihah di era sekarang.
17. Di balik kesuksesan Kang Tamim ternyata ada satu sosok wanita yang telah melahirkan 11 keturunannya.
18. Siapa lagi kalau bukan istri Kang Tamim, yang bernama Wirianingsih.
19. Dra. Wirianingsih, Bc.Hk. lahir di Jakarta, 11 September 1962.
20. Selain ibu rumah tangga, banyak aktivitas yang dia lakukan antara lain menjadi dosen, kuliah pasca sarjana, dan aktivis perempuan.
21. Terkini adalah menjadi anggota Dewan Pertimbangan PP Persaudaraan Muslimah (Salimah) bersama Ustazah Yoyoh Yusroh, Nursanita Nasution, dll yang sebelumnya dia menjadi ketua umumnya.
22. Mereka adalah anggota DPR dari fraksi yang sama dengan Mutammimul Ula (Kang Tamim).
23. Metode apa yang Kang Tamim dan Mbak Wiwi terapkan dalam mendidik putra-putrinya, sehingga 10 anaknya mampu menghapal Al-Quran dengan baik?
24. Kuncinya adalah keseimbangan proses.
25. Begitu simpulan dari metode pendidikan anak-anak sebagaimana tertulis dalam buku “10 Bersaudara Bintang Al-Quran.“
26. Meskpiun mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain.
27. Selepas Maghrib jadwal mereka adalah berinteraksi dengan Al-Quran.
28. Guna mendukung kesuksesan programnya, mereka mencanangkan kebijakan sederhana, yakni:
1)    Menyingkirkan televisi dari rumah.
2)    Tidak memasang gambar-gambar, selain kaligrafi.
3)    Tidak membunyikan musik yang melalaikan.
4)    Tidak ada perkataan kotor dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
29. Hal yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10 bersaudara bintang Al-Quran adalah:
1)    Keluarga mempunyai visi dan konsep yang jelas.
30. Visi dan konsep keluarga Kang Tamim:
1)    Menjadikan putra-putri seluruhnya hafal Al-Quran.
2)    Pembiasaan dan manajemen waktu.
a.    Setelah salat Subuh dan Magrib adalah waktu khusus untuk Al-Quran yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini.
b.    Sewaktu masih batita, Wirianingsih konsisten membaca Al-Quran di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya.
3)    Mengomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah.
a.    Meskipun awalnya merasa terpaksa, tetapi saat sudah besar mereka memahami menghafal Al-Quran sangat penting, bahkan kebutuhan.

31. Komunikasi yang baik sangat mendukung proses ini.
32. Pada saat anak-anak mampu menghafal Al-Quran, mereka mendapatkan hadiah.
33. Anak mendapatkan reward (hadiah) atas pencapaian mereka, tetapi punishment (hukuman) tidak dijelaskan terperinci.
34. Penulis buku juga membahas urgentitas menjadi hafiz Al-Quran.
35. Penulis mengklasifikasikannya menjadi 2 bagian, yaitu keutamaan dunia dan keutamaan akhirat.
36. Fadhail (keutamaan) dunia antara lain:
1)    Para hifzul Al-Quran adalah nikmat rabbani, mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi penghafalnya.
2)     Para hafiz Al-Quran mendapat penghargaan khusus dari Nabi (tasyrif nabawi), dihormati umat manusia, dan menjadi keluarga Allah di muka bumi.
37. Fadhail Keutamaan) di akhirat, meliputi:
1)    Al-Quran menjadi penolong (syafaat) penghafalnya.
2)    Al-Quran meninggikan derajat di surga.

(Sumber : Kompasiana)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment