MELAHIRKAN
10 ANAK HAFAL AL-QURAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Kisah
seorang ibu yang melahirkan 10 anak penghafal Al-Quran.
2. AUGUST
21, 2019.
3. Beberepa
orang mengatakan bahwa wanita mudah rapuh, tetapi sebagian yang lain bilang
wanita lebih tegar dan tangguh daripada laki-laki.
4. Wanita
tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, yang memerlukan penanganan khusus.
5. Jika
dipaksa untuk lurus, dia akan patah.
6. Tetapi
jika tidak diluruskan, ia akan selalu seperti itu.
7. Seiring
dengan munculnya peradaban, sosok wanita tetap memegang peranan utama dalam
segala sendi kehidupan.
8. Sejarah
Siti Khadijah dan Siti Aisyah sebagai istri Rasulullah pembawa risalah Islam
terakhir sangat mengesankan.
9. Saat
itulah kehormatan wanita berada pada puncaknya yang tertinggi.
10. Para wanita
dibebaskan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya setara dengan kaum pria, wanita
dibebaskan tidak melaksanakan syariat saat berhalangan, dan diberi hak waris
saat suami atau orang tuanya meninggal.
11. Rasulullah
bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu.”
12. Contohnya
adalah istri Kang Tamim yang mampu mendidik 10 anak-anaknya menjadi penghafal
Al-Quran .
13. Kang Tamim
adalah angota DPR-RI yang bernama Mutammimul Ula.
14. Seperti
dalam pola keluarga islami, tidak ada keluarga yang sukses tanpa kehadiran
sesosok istri salihah di belakang kepala keluarga.
15. Salihah
bukan istri yang hanya mengenal salat, puasa, atau bahkan haji sekalipun
(bergelar hajah) sebagaimana pendapat masyarakat kita.
16. Inilah
beberapa contoh salihah di era sekarang.
17. Di
balik kesuksesan Kang Tamim ternyata ada satu sosok wanita yang telah
melahirkan 11 keturunannya.
18. Siapa
lagi kalau bukan istri Kang Tamim, yang bernama Wirianingsih.
19. Dra.
Wirianingsih, Bc.Hk. lahir di Jakarta, 11 September 1962.
20. Selain
ibu rumah tangga, banyak aktivitas yang dia lakukan antara lain menjadi dosen,
kuliah pasca sarjana, dan aktivis perempuan.
21. Terkini
adalah menjadi anggota Dewan Pertimbangan PP Persaudaraan Muslimah (Salimah)
bersama Ustazah Yoyoh Yusroh, Nursanita Nasution, dll yang sebelumnya dia
menjadi ketua umumnya.
22. Mereka
adalah anggota DPR dari fraksi yang sama dengan Mutammimul Ula (Kang Tamim).
23. Metode
apa yang Kang Tamim dan Mbak Wiwi terapkan dalam mendidik putra-putrinya,
sehingga 10 anaknya mampu menghapal Al-Quran dengan baik?
24. Kuncinya
adalah keseimbangan proses.
25. Begitu
simpulan dari metode pendidikan anak-anak sebagaimana tertulis dalam buku “10
Bersaudara Bintang Al-Quran.“
26. Meskpiun
mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling
bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain.
27. Selepas
Maghrib jadwal mereka adalah berinteraksi dengan Al-Quran.
28. Guna
mendukung kesuksesan programnya, mereka mencanangkan kebijakan sederhana,
yakni:
1) Menyingkirkan
televisi dari rumah.
2) Tidak
memasang gambar-gambar, selain kaligrafi.
3) Tidak
membunyikan musik yang melalaikan.
4) Tidak
ada perkataan kotor dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
29. Hal
yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10
bersaudara bintang Al-Quran adalah:
1) Keluarga
mempunyai visi dan konsep yang jelas.
30. Visi dan
konsep keluarga Kang Tamim:
1) Menjadikan
putra-putri seluruhnya hafal Al-Quran.
2) Pembiasaan
dan manajemen waktu.
a. Setelah
salat Subuh dan Magrib adalah waktu khusus untuk Al-Quran yang tidak boleh
dilanggar dalam keluarga ini.
b. Sewaktu
masih batita, Wirianingsih konsisten membaca Al-Quran di dekat mereka,
mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya.
3) Mengomunikasikan
tujuan dan memberikan hadiah.
a. Meskipun
awalnya merasa terpaksa, tetapi saat sudah besar mereka memahami menghafal
Al-Quran sangat penting, bahkan kebutuhan.
31. Komunikasi
yang baik sangat mendukung proses ini.
32. Pada saat
anak-anak mampu menghafal Al-Quran, mereka mendapatkan hadiah.
33. Anak
mendapatkan reward (hadiah) atas pencapaian mereka, tetapi punishment (hukuman)
tidak dijelaskan terperinci.
34. Penulis
buku juga membahas urgentitas menjadi hafiz Al-Quran.
35. Penulis
mengklasifikasikannya menjadi 2 bagian, yaitu keutamaan dunia dan keutamaan
akhirat.
36. Fadhail
(keutamaan) dunia antara lain:
1) Para hifzul
Al-Quran adalah nikmat rabbani, mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi
penghafalnya.
2) Para hafiz Al-Quran mendapat penghargaan
khusus dari Nabi (tasyrif nabawi), dihormati umat manusia, dan menjadi keluarga
Allah di muka bumi.
37. Fadhail
Keutamaan) di akhirat, meliputi:
1) Al-Quran
menjadi penolong (syafaat) penghafalnya.
2) Al-Quran
meninggikan derajat di surga.
(Sumber
: Kompasiana)
0 comments:
Post a Comment