ASAL ADANYA WANITA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Kata “wanita” (menurut KBBI V) bisa
diartikan “orang (manusia) yang mempunyai vagina”, “dapat menstruasi”, “hamil”,
“melahirkan anak”, “menyusui”, “perempuan”, “istri”, “bini, dan “betina (khusus untuk hewan)”.
2. Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49)
ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antaramu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
3. Ayat Al-Quran ini berbicara tentang asal
kejadian manusia, yaitu seorang lelaki
dan perempuan sekaligus berbicara tentang kemuliaan manusia lelaki dan perempuan yang dasar kemuliaannya bukan karena keturunan, suku, atau
jenis kelamin, tetapi berdasarkan ketakwaan kepada Allah.
4. Para ulama menjelaskan bahwa perempuan dalam pandangan Al-Quran mempunyai
kedudukan terhormat.
5. Tabiat kemanusiaan antara lelaki dan
perempuan hampir dapat dikatakan sama.
6. Allah telah menganugerahkan kepada
perempuan, sebagaimana menganugerahkan kepada lelaki, potensi dan
kemampuan yang cukup
untuk memikul tanggung jawab.
7. Allah menjadikan kedua
jenis kelamin ini
dapat melaksanakan aktivitas yang bersifat umum maupun khusus.
8. Hukum
syariat Islam meletakkan lelaki dan perempuan dalam satu kerangka.
9. Para lelaki dan perempuan dapat menjual dan membeli,
mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum, menuntut dan
menyaksikan.
10. Al-Quran
surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 1.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya;
dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
11. Para ulama menjelaskan bahwa ayat di atas
menerangkan pasangan tersebut diciptakan dari “nafs” yang berarti Nabi Adam.
12. Para penafsir terdahulu memahami bahwa
istri Nabi Adam, yaitu seorang perempuan diciptakan dari Adam.
13. Pendapat ini melahirkan pandangan negatif
terhadap perempuan, dengan menyatakan
bahwa perempuan adalah bagian dari lelaki.
14. Sebagian ulama menekankan bahwa istri
Adam (yaitu Hawa), diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sebelah kiri yang
bengkok, sehingga “wanita bersifat bengkok atau tidak lurus.”
15. Kitab tafsir terdahulu hampir sepakat
mengartikan demikian.
16. Pendapat ini agaknya bersumber dari
sebuah hadis Nabi, “Saling pesan-memesanlah untuk berbuat
baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok”.
17. Hadis
diatas dipahami oleh
ulama-ulama terdahulu secara
harfiah.
18. Tetapi beberapa ulama kontemporer memahaminya
secara “metafora”.
19. Yaitu bukan dalam arti sebenarnya, tetapi
sebagai perbandingan, bahkan ada ulama
yang menolak kesahihan hadis tersebut.
20. Ulama yang memahami secara “metafora”, berpendapat
bahwa hadis Nabi itu memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan
bijaksana.
21. Ada sifat, karakter, dan kecenderungan kaum
wanita yang tidak sama dengan kaum lelaki.
22. Artinya, para lelaki tidak akan mampu
mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan.
23. Jika para lelaki berusaha dengan keras,
maka akibatnya bisa fatal, sebagaimana meluruskan tulang rusuk yang bengkok.
24. Sebagian ulama berpendapat bahwa perempuan (istri Nabi Adam) diciptakan dari jenis yang
sama dengan Nabi Adam.
25. Ayat tersebut tidak
mendukung paham yang beranggapan
bahwa perempuan diciptakan dari tulung rusuk Nabi Adam.
26. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak
ada satu petunjuk yang pasti dari ayat Al-Quran yang dapat mengantarkan untuk menyatakan
perempuan diciptakan dari tulang rusuk,
atau bahwa unsur penciptaannya berbeda dengan lelaki.
27. Sebagian ulama berpendapat bahwa dalam “Kitab Perjanjian Lama” dinyatakan bahwa
ketika Nabi Adam tidur lelap, maka diambil oleh Allah sebilah tulang
rusuknya, lalu ditutup lagi dengan
daging, maka dibuat seorang perempuan dari tulang yang telah dikeluarkan dari Nabi
Adam itu.
28. Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat
70.
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ
مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.
29. Kalimat anak-anak Adam mencakup lelaki
dan perempuan.
30. Penghorrnatan Allah yang diberikan mencakup
anak Adam seluruhnya, yaitu perempuan dan lelaki.
31. Al-Quran surah Ali-Imran (surah ke-3)
ayat 195.
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا
أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ بَعْضُكُمْ مِنْ
بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي
سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ
وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman),
"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di
antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah
turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir
dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang
dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku
masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai
pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”
32. Ayat Al-Quran ini menyatakan, “Sebagian
kamu adalah bagian dari sebagian yang lain”.
33. Artinya bahwa sebagian kamu, yaitu umat
manusia yang berjenis lelaki dan peremuan,
berasal dari pertemuan ovum perempuan dan sperma lelaki.
34. Pria dan wanita sama-sama manusia, dan
tidak ada perbedaan dari segi asal kejadian serta kemanusiaannya.
35. Dengan konsiderans ini, Allah menegaskan
bahwa, “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal,
baik lelaki maupun perempuan”.
36. Al-Quran menyatakan dalam sisi
kemanusiaan tidak membedakan kaum lelaki
dengan kaum perempuan.
37. Sebagian ulama berpendapat seandainya
bukan karena Hawa, niscaya manusia tetap akan berada di surga, dan hal ini
adalah upaya menyalahkan perempuan.
38. Pendapat
semacam itu jelas keliru, karena sejak semula Allah telah menyampaikan
rencana untuk menugaskan manusia
sebagai khalifah di
bumi.
39. Ayat Al-Quran menjelaskan godaan dan
rayuan Iblis tidak hanya tertuju kepada
perempuan (Hawa) tetapi juga kepada lelaki.
40. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 30.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي
جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ
فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ
قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
41. Ayat Al-Quran yang membicarakan godaan,
rayuan setan, serta ketergelinciran Nabi Adam dan Hawa
diungkapkan dalam bentuk kata yang menunjukkan kesamaan keduanya tanpa
perbedaan, yaitu maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya.
42. Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat
20.
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ
لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا
رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ
تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan
kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata:
"Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu
berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
43. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 36.
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا
فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan
dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman, “Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
44. Al-Quran yang membicarakan godaan atau
rayuan setan berbentuk tunggal, maka ayat itu justru menunjuk kepada kaum
lelaki (Adam), yang bertindak
sebagai pemimpin terhadap istrinya.
45. Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat
120.
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا
آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai
Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak
akan binasa?”
46. Demikian, terlihat Al-Quran mendudukkan kaum
perempuan pada tempat yang sewajarnya, serta meluruskan segala pandangan salah
dan keliru yang berkaitan dengan
kedudukan dan asal
kejadian kaum perempuan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment