ISLAM
DI BIRMINGHAM INGGRIS 2019
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Ups,
ini Birmingham, Inggris. Hanya kelihatannya seperti Lahore.
2. Begitu
banyak orang Pakistan di Birmingham. Lengkap dengan pakaiannya. Kebiasaannya.
Dan agamanya.
3. Jam 5
sore itu saya ke pusat kota Birmingham. Rabu lalu. Sayup-sayup terdengar suara
Alquran dialunkan.
4. Ternyata
dari pengeras suara di ujung jalan. Dari sebuah tenda. Yang lagi mendakwahkan
Islam di kota itu.
5. Salah
satu tulisan di tenda itu menarik: Islam menghormati Moses, Jesus, dan Mary.
6. Yang
menjaga tenda itu orang-orang keturunan Pakistan.
7. Di
sebelah tenda itu ada wanita muda membawa poster.
8. Berkulit
hitam. Berambut keriting.
9. Saya
membaca tulisan di papan yang dia bawa. Ada tulisan Latin, ada juga tulisan
Arabnya.
10. Wanita
itu terus berbicara: dia lagi mendakwahkan Kristen.
11. Islam
dan Kristen bersaing di ujung jalan itu, tetapi juga saling menghormati.
12. Birmingham
adalah kota terbesar kedua di Inggris.
13. Pernah
menjadi kota industri terpenting di negara itu. Masih kelihatan bau-bau masa
lalunya.
14. Di
mana-mana terlihat aroma bekas pabrik.
15. Seperti
kawasan 'Jalur Karat' di Amerika.
16. Kota
ini pernah dibom habis oleh Jerman.
17. Di
zaman perang dunia kedua.
18. Dianggap
pusat kekuatan industri persenjataan Inggris.
19. Baru
sekali ini saya ke Birmingham. Dari London naik bus umum. Mampir Oxford. Lalu
sambung bus lagi 2 jam.
20. Tiketnya
murah. London-Birmingham hanya sekitar Rp 500 ribu.
21. Inilah
kota yang Brexit menang sangat tipis.
22. Saat
diadakan referendum tiga tahun lalu.
23. Warga
Birmingham terbelah dua: separuh pilih keluar dari Uni Eropa. Separuhnya lagi
pilih 'Remain'.
24. Yang
ikut referendum 800.000 orang. Dari penduduknya yang 1,2 juta. Brexit menang
dengan selisih suara hanya 3.800. Berarti menangnya hanya 50,4 persen.
25. Inilah
kota yang dulunya kaya.
26. Ketika
masih berada di zaman industri lama. Diperlukan banyak sekali tenaga kerja.
India dan Pakistan --jajahan Inggris-- menjadi sumber tenaga yang murah.
27. Berkat
imigran Pakistan itulah Islam sangat berkembang di Birmingham. Di mana-mana
saya lihat masjid besar. Gaya Pakistan.
28. Penduduk
Islam pun kini sudah terbesar kedua di Birmingham. Persentasenya sudah 22
persen. Segala aliran Islam ada di sini.
29. Kristen
tinggal 46 persen. Dari semula 59 persen.
30. Rupanya
banyak orang Kristen pindah keyakinan: menjadi tidak beragama.
31. Jumlah
yang tidak beragama itu mencapai 19 persen. Dari dulunya 12 persen.
32. Saya
tertarik ke salah satu aliran Islam itu.
33. Ke
Masjid Ghamkol Sharif. Di Birmingham Barat. Naik bus kota: 30 menit.
34. Itulah
masjid yang dikenal sebagai pusatnya sufi di Birmingham.
35. Yang
jemaahnya kebanyakan penganut sufi Nahshabandiyah dan Qadiriyah. Dan aliran
sufi lainnya.
36. Namun
mereka juga mengaku sebagai pengikut alharhum Imam Ahmad Reza Khan. Yang tafsir
Alqurannya jadi pegangan di situ: Tafsir Kanzul Iman.
37. Ulama
hebat itu kelahiran India: Bareilly. Satu kota kecil di utara New Delhi.
38. Saya
belum pernah melihat kitab Kanzul Iman. Di masjid ini pasti ada. Saya pun
langsung ke lemari pustaka: ada.
39. Saya
buka-buka isinya. Yang sudah diterjemahkan dari bahasa Urdu ke Inggris.
40. Saya
buka halaman Al Baqarah. 'Isa ibna Maryam' juga diterjemahkan sebagai 'Jesus,
son of Mary'.
41. Saya
buka lagi Al Maidah ayat 51. Kata 'auliya' di situ diterjemahkan sebagai
'friends'. Bukan sebagai 'leaders'.
42. Sebenarnya
saya ingin lebih lama membuka Kanzul Iman. Ingin tahu lebih banyak: mengapa
pengikut Imam Ahmad Reza Khan ini begitu besar: 250 juta. Di seluruh dunia.
Khususnya di Asia Selatan.
43. Namun
kesempatan terlalu sempit. Sebentar-sebentar diajak salaman. Semua yang baru
masuk ke masjid menyalami. Salaman keliling. Menyalami yang sudah lebih dulu
tiba.
44. Hari
itu Rabu pagi. Kok masjid ini ramai sekali. Semuanya orang Pakistan. Setidaknya
terlihat dari pakaiannya. Juga dari serban di kepala mereka.
45. Hanya
sebagian kecil yang orang Kashmir --Pakistan juga.
46. Masjid
ini besar sekali --bangunannya maupun halaman parkirnya.
47. Bangunannya
berlantai dua. Yang atas sepenuhnya untuk salat berjemaah. Bisa 3 ribu orang.
Satu baris bisa 100 orang. Begitu luasnya. Ini di Inggris.
48. Lantai
bawah untuk dapur, ruang pertemuan, ruang berwudu, dan pustaka. Kalau lagi
darurat bisa langsung diubah jadi tambahan tempat salat.
49. Pagi
itu banyak orang bersila di lantai. Membentuk lingkaran. Ada tiga lingkaran.
50. Sebentar-sebentar
salah satu membaca doa. Mereka yang di lingkaran mengaminkan.
51. "Itu
doa apa? Kok sebentar-sebentar doa?" bisik saya kepada anak muda sebelah.
52. "Hari
ini ada orang meninggal. Mereka kirim doa untuk yang meninggal. Dan untuk
keluarga yang ditinggalkan," jawabnya.
53. Bahwa
sebentar-sebentar doa rupanya khas Pakistan. Setiap ada orang datang langsung
duduk di lingkaran. Lalu memimpin doa. Yang sudah lebih dulu di lingkaran harus
mengamininya.
54. Rupanya
ini khas Birmingham. Kalau ada yang meninggal mayat dibawa ke masjid itu.
55. Masjid
itu sekaligus menjadi rumah duka. Yang ingin melayat pun melayatnya ya ke
masjid itu.
56. Namun
pikiran saya terus ke Kitab Kanzul Iman. Imam Ahmad Reza Khan itu memang ulama
luar biasa. Umur 4 tahun (1860) sudah hafal Alquran. Umur 13 tahun sudah mulai mengeluarkan
fatwa.
57. Sebetulnya
sejak umur 9 tahun pun derajatnya sudah setingkat ulama. Namun fatwa baru
diucapkan ketika beliau sudah berumur 13 tahun - -dianggap sebagai batas akil
balig. Tidak anak-anak lagi.
58. Ulama
inilah yang rupanya mewarnai sikap keislaman umumnya orang di Pakistan. Atau di
India. Juga di Bangladesh dan Srilanka.
59. Yang
penuh gairah. Yang penuh semangat. Termasuk mudah saling mengafirkan.
60. Menurut
Imam Ahmad Reza Khan, Ahmadiyah adalah kafir. Syiah juga kafir. Wahabi pun
kafir.
61. Ulama
ini memang keras. Hitam putih. Kalau sudah bicara a harus a.
62. Misalnya,
meniru kebiasaan orang kafir pun dilarang. Di masjid ini saya tidak melihat
orang yang pakai jas. Atau dasi. Padahal mereka sudah ada yang 50 tahun di
Inggris.
63. Namun
di pihak lain, menurut fatwa beliau, menggunakan uang kertas boleh.
64. Imam
Ahmad Reza Khan juga tidak mendukung India merdeka. Lebih baik tetap saja
dijajah Inggris. Alasannya: pemimpin gerakan merdeka itu Mahatma Gandhi --bukan
Islam.
65. Kelak,
ketika India akhirnya merdeka, pengikut Imam Ahmad Reza Khan aktif bergerak:
agar Pakistan yang Islam memisahkan diri dari India.
66. Imam
Ahmad Reza Khan tidak menganggap pemerintahan penjajah Inggris sebagai 'darul
garib' --yang harus diperangi. Alasannya: penjajah Inggris itu memberi
kebebasan orang beragama.
67. Fatwa-fatwa
Imam Ahmad Reza Khan begitu banyak: 30 jilid, 22.000 halaman. Isinya lengkap.
Menyangkut semua bidang kehidupan. Mulai lahir sampai mati. Mulai soal ibadah
sampai perkawinan. Pun politik.
68. Beliau
juga menulis syair-syair. Yang memuja Nabi Muhammad. Yang selalu didendangkan
pengikutnya --misalnya di peringatan maulid.
69. Di
bidang sufi, ajarannya jelas: menjalani sufi tanpa pengetahuan dan tanpa mursid
hanya menjadi alat setan.
70. Itulah
sebabnya pengikut sufi harus belajar mengenai hubungan sejati antara manusia
dengan Tuhan. Lalu juga harus punya mursid --imam, dalam pengertian penunjuk
jalan untuk bisa sampai ke Tuhan.
71. Karena
itu aliran ini percaya Muhammad itu bukan hanya manusia biasa yang sempurna,
tetapi juga ada unsur 'Nur'-nya. Cahaya. Nur Muhammad. Yang karena itu bisa di
mana-mana dan ke mana-mana di saat yang sama.
72. Pandangan
kritis pada beliau disampaikan oleh penyair dan filsuf Pakistan Mohamad Iqbal.
Katanya: Kalau saja temperamen beliau tidak tinggi beliau itu sudah menjadi
Imam Hanafi untuk zamannya.
73. Lahirnya
aliran ini memang tidak bisa dilepaskan dari keadaan zaman itu. Yang lagi
'musim Deobandi'.
74. Gerakan
sufi ini adalah antitesis. Dari tesis yang berkembang saat itu.
75. Tesisnya
adalah Gerakan Deobandi. Yang dipimpin oleh Shah Waliullah Dehlawi.
76. Beliau
seorang ulama yang hidup satu abad sebelum Imam Ahmad Reza Khan.
77. Begitu
bersemangat beliau memimpin gerakan Deobandi. Gerakan yang sangat rasional.
78. Ajaran
ini mengharuskan beragama itu wajib menggunakan akal sehat. Lalu beragama
terasa sangat formal. Dan kering.
79. Maka
Imam Reza Khan melahirkan gerakan pemikiran yang lain lagi. Gerakan sufi itu.
80. Gerakan
Deobandi mengajarkan bahwa Nabi Muhamad itu manusia biasa, tetapi sempurna.
Insan kamil.
81. Bagi
awam mungkin sulit membedakan gerakan ini.
82. Yang
menarik keduanya sama-sama bermazhab Hanafi.
83. Berdebatan
Insan Kamil vs Nur Muhamad tidak hanya Deobandi vs Sufi. Juga di Indonesia.
Dalam bingkai yang lebih damai.(***)
( Sumber:
Dahlan Iskan)
0 comments:
Post a Comment