Saturday, February 22, 2020

4501. TAFSIR KOSAKATA


TAFSIR KOSAKATA
Oleh: Drs. H.M.  Yusron Hadi, M.M.

1.    Tafsir adalah keterangan (penjelasan) tentang ayat Al-Quran agar maksudnya lebih mudah dipahami.
2.    Kosakata adalah perbendaharaan kata.
3.    Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
4.    Al-Quran menggunakan kosakata yang digunakan oleh orang Arab pada zaman Rasulullah.
5.    Tetapi pengertian kosakata tersebut tidakselalu sama dengan pengertian yang populer di kalangan mereka.
6.    Al-Quran menggunakan kosakata tersebut, tetapi bukan dalam bidang semantik yang mereka kenal.
7.    Semantik adalah pengetahuan mengenai seluk beluk dan pergeseraan arti kata.
8.    Perkembangan bahasa Arab telah memberikan pengertian pengertianbaru untuk  kosakata yang digunakan dalam Al-Quran.
9.    Seorang mufasir tidak bebas untuk memilih pengertian yang dikehendakinya atas dasar pengertian satu kosakata pada masa pra-Islam, atau yang kemudian berkembang.
10. Mufasir ialah orang yang menerangkan makna atau maksud ayat Al-Quran.
11. Mufasir adalah orang yang ahli dalam penafsiran.
12. Seorang mufasir harus memperhatikan:
1)    Struktur dan kaidah kebahasaan.
2)    Konteks pembicaraan ayat.
3)    Penggunaan Al-Quran terhadap setiap kosakata.
4)    Mendahulukannya memahami kosakata tersebut daripada pengertian yang dikenal pada zaman pra-Islam.
13. Secara umum para mufasir tidak boleh menggunakan pengertian baru yang berkembang kemudian.
14. Jika tidak ditemukan pengertian khusus untuk satu kosakata atau terdapat petunjuk yang menjelaskan ayat Al-Quran, maka para mufasir bebas memilih arti yang dimungkinkan.
15. Misalnya, kata “al-alaq” dalam wahyu pertama.
16. Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 2.

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ

Dia (Allah) telah menciptakan manusia dari segumpal darah.



17.   Al-Alaq mempunyai banyak arti, antara lain:
1)    Segumpal darah.
2)    Sejenis cacing (lintah).
3)    Sesuatu yang berdempet dan bergantung.
4)    Kebergantungan.
5)    Dan sebagainya.

18. Seorang mufasir mempunyai kebebasan memilih salah satu dari arti tersebut, dengan menampilkan alasannya.
19. Perbedaan pendapat akibat pemilihan arti tersebut harus ditoleransi dan ditampung, selama dikemukakan dalam batas tanggung jawab dan kesadaran.
20. Bahkan agama menilai bahwa mengemukakannya pada saat itu memperoleh pahala dari Allah, meskipun seandainya ia kemudian terbukti keliru.


Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Misan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment