Tuesday, April 21, 2020

4227. SALING NASIHAT UNTUK KEBENARAN


SALING NASIHAT UNTUK KEBENARAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3.

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

      Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh dan saling menasihati agar menaati kebenaran dan saling menasihati agar menetapi kesabaran.
2.    Waktu harus diisi dengan berbagai kegiatan positif.
3.    Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103 ayat) 1-3 menyebutkan 4 hal dapat menyelamatkan manusia dari kerugian dan kecelakaan besar.
1)    Beriman.
2)    Beramal saleh.
3)    Saling berwasiat dalam kebenaran.
4)    Saling berwasiat dengan kesabaran.
4.    Setelah beriman kepada Allah, hal kedua adalah “amilush-shalihat” (melakukan amal kebaikan).
5.    Kata “amal” (pekerjaan) digunakan Al-Quran untuk menggambarkan “perbuatan yang disadari oleh manusia dan jin”.
6.    Kata “amal” dalam Al-Quran tidak semua mengandung arti “berwujudnya suatu pekerjaan di alam nyata”.
7.    Niat untuk melakukan sesuatu yang baik termasuk “amal”.
8.    , sehingga “niat yang baik” sudah dinilai sebagai “amal”.
9.    Al-Quran surah Al-Zalzalah (surah ke-99) ayat 7.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
      Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.
10. Amal perbuatan manusia yang beraneka ragam bersumber dari 4 daya yang dimilikinya.
1)    Daya tubuh, yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan dan keterampilan teknis.
2)    Daya akal, yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan mengembangkan ilmu dan teknologi, memahami dan memanfaatkan “sunatullah” (hukum Allah yang berlaku di alam semesta).
3)    Daya kalbu, yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan moral, estetika, etika, serta mampu berkhayal, beriman, dan merasakan kebesaran Allah.
4)    Daya hidup, yang memungkinkan manusia memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, mempertahankan hidup, dan menghadapi tantangan dalam kehidupan.
11. Ke-4 daya ini apabila digunakan sesuai petunjuk AIlah, akan menjadikan perbuatan itu sebagai “amal saleh” (perbuatan baik).
12. Kata “shalih” terambil dari akar kata “shaluha” yang dalam kamus bahasa Al-Quran, maknanya adalah “antonim” (lawan kata) dari kata “fasid”(rusak).
13. Kata “saleh” diartikan sebagai “terhentinya kerusakan”.
14. Kata “shalih” juga diartikan “bermanfaat” dan “sesuai”.
15. Amal saleh adalah pekerjaanapabila dilakukan tidak menyebabkan “madharrat” (kerusakan) atau bila pekerjaan itu dilakukan akan menghasilkan “manfaat” dan “kesesuaian”.
16. Kata “shaluha” dalam berbagai bentuknya terulang dalam Al-Quran sebanyak 180 kali.
17. Secara umum dapat dikatakan kata “shaluha” ada yang dibentuk, sehingga “membutuhkan objek” (transitif) dan ada yang “tidak membutuhkan objek” (intransitif).
1)    Bentuk ke-1 menyangkut kegiatan objek penderita, yang memberi kesan objek itu mengandung kerusakan dan ketidaksesuaian, sehingga pekerjaan yang dilakukan akan menjadikan objeknya rusak.
2)    Bentuk ke-2 menunjuk terpenuhinya nilai manfaat dan kesesuaian pekerjaan yang dilakukan.
18. Usaha menghindarkan kerusakan pada sesuatu dan menyingkirkan “madharrat” (kerusakan) yang ada padanya disebut “ishlah”.
19. Usaha memelihara kesesuaian dan manfaat yang terdapat pada sesuatu disebut “shalah”.
20. Al-Quran tidak menjelaskan tolok ukur pemenuhan nilai keserasian, sehingga para ulama berbeda pendapat tentang definisi “amal saleh”.
21. Sebagian ulama berpendapat “amal saleh” adalah “segala perbuatan yang berguna bagi pribadi, keluarga, kelompok, dan manusia secara keseluruhan”.
22. Jika orang mampu melakukan “amal saleh” disertai “iman”, maka dia telah memenuhi 2 hal (beriman dan amal saleh) dari 4 hal yang harus dipenuhi untuk membebaskan diri dari kerugian total.
23. Amal saleh ke-3 dan ke-4 adalah “tawashauw bil haq” dan “tawashauw bish-shabr” (saling menasihati tentang kebenaran dan kesabaran).
24. Kata “haq” dapat diartikan “kebenaran diperoleh melalui pencarian ilmu”.
25. Kata “shabr” adalah “ketabahan menghadapi segala sesuatu” dan “kemampuan menahan rayuan nafsu untuk mencapai terbaik”.
26. Surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3 secara keseluruhan berpesan agar orang tidak hanya mengandalkan “iman” saja.
27. Tetapi juga “amal saleh”, bahkan “iman” dan “amal saleh” belum cukup, karena masih butuh “ilmu”.
28. Sebagian ulama berpendapat iman, amal saleh, dan ilmu sudah cukup memadai bagi orang.
29. Tetapi orang masih perlu “saling memberikan nasihat agar tetap tabah dan sabar dalam kebenaran”.
30. Al-Quran menjelaskan amal perbuatan bukan sekadar upaya memenuhi kebutuhan manusia makan, minum, dan rekreasi.
31. Tetapi bekerja beraneka ragam sesuai bakat dan minat manusia.
32. Rasulullah bersabda,”Manusia yang akalnya belum terkalahkan oleh nafsunya, berkewajiban mengatur waktunya, sebagian untuk munajat (berdoa sepenuh hati) kepada Allah, introspeksi dan memikir ciptaan Allah, serta untuk diri dan keluarganya guna memenuhi kebutuhan makan dan minum”.
33. Imam Syafii berkata,”Apabila manusia memahami dan memikirkan kandungan surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3, sesungguhnya sudah cukup menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia”.


Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment