ANAK
PENERUS KALIMAT TAUHID
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Al-Quran
surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 46.
ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ
زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ
ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
2. Al-Quran
surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 74.
وَٱلَّذِينَ
يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikan kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
3.
Al-Quran surah At-Taghabun (surah ke-64) ayat 15.
إِنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ
وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanya cobaan (bagimu): di sisi Allah pahala yang besar.
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanya cobaan (bagimu): di sisi Allah pahala yang besar.
4.
Al-Quran surah At-Taghabun (surah ke-64) ayat 14.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ
وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟
وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di
antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak
memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
1. Gus
Baha’ punya cara pandang tentang anak yang tidak lazim bagi kebanyakan orang.
2. “Ojo
wani-wani karo anak, ndak kuwalat.”
3. Jangan
berani sama anak, nanti kalian bisa celaka.
4. Saya
sering mendengar kalimat,”Jangan berani sama orang tua, nanti celaka”.
5. Gus
Baha’ membalik kalimat tersebut, bahwa anak harus dihormati.
6. Anak
selamanya adalah anak.
7. Gus Baha’
menjelaskan bahwa anak, punya ikatan yang tidak akan putus.
8. Berbeda dengan istri, ketika cerai maka hak
dan kewajiban yang pernah melekat akan gugur seketika.
9. Ikatan
anak dengan orang tuanya tak akan putus.
10. Meskipun
anak mempunyai kelakuan nakal, mbedugal dan ndableg, dia akan tetap menjadi
anaknya.
11. Jika anak
dan orang tua saling berjanji tidak mau mengakui hubungan mereka, maka tetap
saja secara syariat mereka tetap mempunyai hubungan.
12. Jika
salah satu di antara mereka yang meninggal, maka warisan tetap berlaku.
13. Jika anak
wanita, maka walinya tetap saja adalah ayahnya.
14. Begitulah
anak.
15. Statusnya
akan selalu melekat tanpa sekat.
16. Anak adalah penerus Kalimat Tauhid
17. Gus
Baha’ memberikan poin penting tentang kalimat tauhid.
18. Kalimat
tauhid adalah kalimat kebenaran universal dan absolut.
19. Jika kalimat
tauhid diucapkan orang gila, maka kalimat itu akan selalu benar.
20. Kebenaran
kalimat tauhid tidak bisa dimonopoli siapa pun.
21. Meskipun
kalimat diucapkan orang pendosa, kalimat tauhid tidak menjadi hina.
22. Jika kalimat
tauhid diucapkan orang saleh, maka kalimat itu tidak akan bertambah mulia.
23. Siapa
pun orang yang mengucap kalimat tauhid akan menjadi mulia, siapa pun dan di
manapun orangnya berada.
24. Gus
Baha’ menghormati anaknya, sebab anaknya yang kelak akan meneruskan kalimat
tauhid tersebut.
25. Gus Baha’ mengaku tidak pernah memukul anaknya.
26. “Bagaimana bisa memukul ketika saya selalu ingat
bahwa ia adalah umatnya Nabi Muhammad yang kelak akan menjadi penerus agama
Islam”
27. Gus baha berpesan jangan sampai anak merasa kecewa
dengan orang tuanya.
28. Kekecewaan
anak terhadap orang tua, agaknya sebanding dengan kekecewaan orang tua terhadap
anak.
29. Sebagai
orang tua, kita merasa paling berhak atas masa depan anak kita.
30. Sebagai
anak, dia justru paling berhak kelak mau menjadi apa.
31. Wajar,
sebab zaman yang dialami oleh orang tua dan anak sama berbeda.
32. Gus
Baha’ mewanti-wanti agar anaknya bangga kepada bapaknya.
33. Hal ini
bukan masalah sombong-sombongan.
34. Tapi
ini mendidik anak agar ia tidak kecewa kepada orang tuanya dengan membandingkan
dengan orang tua temannya.
35. Gus
Baha’ mempunyai pola hidup sederhana.
36. Gus Baha
punya televise, karena jangan sampai anaknya pergi dari rumah hanya ingin
menonton televisi milik tetangga.
37. Bagi
saya ini persoalan penting.
38. Agar
anak bangga mempunyai orang tua seperti kita.
39. Gus
Baha’ memberi uang saku sekolah kepada anaknya yang masih SD (Mas Hasan) selalu
lebih dari teman-temannya.
40. Istrinya
bertanya,”Apakah tidak boros, anak diberi sangu 5.000, sedangkan teman-temannya
hanya diberi uang saku 2.000.”
41. Gus
Baha’ berpendapat tidak boros.
42. Gus
Baha ingin mengajar kepada anaknya untuk jajan kepada penjual di sekolah.
43. Masalah
makanan sehat atau tidak enak lalu dibuang silakan, buang saja.
44. Persoalan
dibuang berarti itu adalah rejekinya hewan-hewan seperti semut, cacing dan
lain-lain.
45. Gus
Baha’ ingin mengajar kita harus mempunyai kontribusi kepada orang yang mencari
nafkah dengan cara halal, yaitu berjualan jajanan di sekolah.
46. Tidak
ada yang mubazir, bagi Gus Baha’.
47. Cara
pandang seperti ini tentunya tidak lazim, dan tergantung pada niatnya.
48. Mendidik
anak adalah pilihan orang tua.
49. Gus
Baha’ berpesan jangan mengira anak nakal tidak ada hubungannya dengan orang
tua, sangat berhubungan.
50. Jika
kalian ingin melihat dirimu, maka lihatlah anakmu.
51. Hal ini
sering mengingatkan saya kepada teman merasa menyesal hingga menangis setelah
memarahi anaknya.
52. Jika
kita marah bahkan memukul anak, pada hakikatnya kita memarahi diri sendiri dan
memukul diri kita sendiri.
53. Kita
sedang menyakiti diri kita sendiri.
(Sumber: internet Qowim Musthofa)
0 comments:
Post a Comment