JIHADNYA JURAGAN MENUNJUKKAN KEJUJURANNYA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Jika
bicara tentang kepahlawanan, maka biasanya mengundang pembicaraan tentang
jihad.
Tidak
ada kepahlawanan tanpa jihad.
Tetapi
terjadi salah paham tentang pengertian jihad.
Hal itu mungkin karena kata jihad baru
terucapkan saat perjuangan fisik.
Sehingga diidentikkan jihad adalah perlawanan
bersenjata.
Salah paham itu disuburkan oleh
terjemahan yang keliru terhadap ayat Al-Quran,
Yaitu “jihad” diartikan “anfus dan harta
benda”.
Kata “anfus” sering diterjemahkan dengan
“jiwa”.
Seperti dalam terjemahan Al-Quran oleh
Departemen Agama RI.
Al-Quran
surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 72 menjelaskan tentang berjihad dengan harta
dan jiwa.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا
وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَٰئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ
شَيْءٍ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا ۚ وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ
النَّصْرُ إِلَّا عَلَىٰ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ ۗ وَاللَّهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya
pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain
lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum
berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka,
sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Al-Quran
surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 15 menjelaskan tentang berjihad dengan
harta dan jiwa.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ
الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya
orang-orang beriman hanya
orang-orang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
Al-Quran
surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 88 menjelaskan tentang berjihad dengan harta
dan diri.
لَٰكِنِ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ جَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ
وَأُولَٰئِكَ لَهُمُ الْخَيْرَاتُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Tetapi
Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta dan
diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka
itulah (pula) orang-orang yang beruntung.
Kata “anfus” dalam Al-Quran punya banyak
arti, yaitu:
1.
Nyawa.
2.
Hati.
3.
Jenis.
4.
Totalitas manusia yang terpadu jiwa raganya.
Al-Quran mempersonifikasikan wujud
seseorang di hadapan Allah dan masyarakat dengan memakai kata “nafs”.
Sehingga tidak meleset jika kata “anfus”
dalam konteks jihad dipahami sebagai “totalitas manusia”.
Kata “nafs” artinya mencakup “nyawa”,
“emosi”, “pengetahuan”, “tenaga dan pikiran”, serta “waktu dan tempat”.
Karena manusia tidak dapat memisahkan
diri dari waktu dan tempat.
Pengertian ini diperkuat dengan adanya
perintah “berjihad” tanpa menyebutkan “nafs” atau “harta benda”.
Al-Quran
surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 78 memerintahkan berjihad dengan
sebenar-benarnya.
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ
حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ
حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ
قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا
شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ
النَّصِيرُ
Dan
berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilihmu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamaimu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran)
ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi
saksi atas segenap manusia, maka dirikan salat, tunaikan zakat dan berpeganglah
kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong.
Dalam Al-Quran ada 40 kali kata “jihad”
dengan berbagai bentuknya.
Makna “jihad” bermuara pada “mencurahkan
seluruh kemampuan” atau “menanggung pengorbanan”.
Seorang mujahid adalah “orang yang
mencurahkan seluruh kemampuannya dan berkorban dengan tenaga, pikiran, emosi,
nyawa, dan apa saja yang berkaitan dengan diri manusia”.
Jihad adalah cara untuk mencapai tujuan.
Jika seseorang dalam berjihad, maka dia
tidak mengenal putus asa, tidak mudah menyerah, tidak lemah, dan tanpa pamrih
apa pun.
Dalam berjihad memerlukan modal, maka
dalam berjihad disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan tujuan yang ingin
dicapai.
Artinya selama tujuan berjihad belum
tercapai dan selama masih ada modal yang dimiliki, masih dituntut terus
berjihad dengan modal yang tersedia.
Para mujahid tidak mengambil apa pun,
tetapi memberikan sesuatu.
Seorang mujahid hanya mengharapkan
imbalan dari Allah saja.
Berjihad diperintahkan untuk dilakukan
semata-mata karena Allah.
Berjihad adalah titik tolak seluruh upaya.
Jihad adalah puncak segala aktivitas.
Al-Quran
surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 6 menjelaskan tentang berjihad untuk
dirinya sendiri.
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا
يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Dan
barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya
sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari semesta alam.
Kesadaran untuk berjihad berdasarkan
pengetahuan dan tidak dengan paksaan.
Sehingga seorang mujahid bersedia
berkorban apa pun yang dimilikinya.
Ada bermacam-macam jihad dan hasilnya.
1.
Hasil berjihad seorang ilmuwan adalah
pemanfaatan ilmunya.
2.
Hasil berjihad seorang karyawan adalah
karyanya yang baik.
3.
Hasil berjihad seorang guru adalah hasil
pendidikannya yang sempurna.
4.
Hasil berjihad seorang pemimpin adalah
keadilannya.
5.
Hasil berjihad seorang pengusaha adalah
kejujurannya.
6.
Dan seterusnya.
Berjihad dalam merebut kemerdekaan
adalah dengan bertaruh harta dan nyawa.
Berjihad pada zaman sekarang.
1.
Menjaga keamanan harta dan
nyawa.
2.
Mewujudkan kemanusiaan yang
adil dan beradab.
3.
Menegakkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Al-Quran
surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 142.
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ
تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ
وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment