PEMISAH
AIR ASIN DAN TAWAR MENURUT AL-QURAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
GUNUNG
SEBAGAI PASAK MENURUT AL-QURAN
Dalam geologi, fenomena “lipatan”
adalah sebuah fakta ilmiah yang baru ditemukan.
Lipatan
yang terjadi mengakibatkan terbentuk pegunungan.
Kerak
bumi yang ditempati manusia seperti sebuah kulit yang padat.
Bagian
dalam bumi berupa caairan panas, sehinga tak mungkin ada kehidupan di dalamnya.
Stabilitas
pegunungan terkait dengan fenomena lipatan yang menyiapkan fondasi komponen
pembentuk pegunungan.
Ahli
geologi menyatakan jari-jari bumi sekitar 6.000 km dan kerak yang ditempati
manusia berpijak sangat tipis sekitar 1-48 km.
karena
tipisnya kerak bumi tempat berpijak manusia, maka kemungkinan bergetar sangat
tinggi.
Gunung-gunung
memberikan stabilitas daratan tempat manusia hidup.
Al-Quran
secara sempurna mendeskripsikan hal ini dalam ayatnya.
Al-Quran surah An-Naba
(surah ke-78) ayat 6-7.
أَلَمْ
نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ مِهَٰدً
وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا
Bukankah
Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
dan gunung-gunung sebagai pasak?
Kata
“autad” artinya pancang atau pasak yang biasanya dipakai untuk mendirikan tenda.
Sebuah
buku berjudul “Earth” yang menjadi buku referensi ilmu geologi di universitas.
Salah
satu penulisnya adalah Frank Press, Presiden Akademi Sains Amerika Serikat dan
penasihat Presiden AS Jimmy Carter.
Dalam
buku “Earth” penulis menggambarkan gunung berbentuk pasak dan permukaan gunung
yang tampak hanya sebagian kecil dari keseluruhan gunung itu.
Di
bagian bawah permukaan tanah, gunung tampak seperti akar yang menghunjam sangat
kuat.
Gunung
berperan sangat penting dalam menstabilkan kerak bumi.
Al-Quran
menyebutkan fungsi pegunungan sebagai penjaga stabilitas daratan bumi.
Al-Quran
menggambarkan fakta ilmiah ini sesuai dengan ilmu geologi modern secara sempurna.
Al-Quran surah
Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 31.
وَجَعَلْنَا
فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ
يَهْتَدُونَ
Dan telah
Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang
luas, agar mereka mendapat petunjuk.
GUNUNG MENANCAP DENGAN KUAT MENURUT AL-QURAN
Permukaan bumi terpecah-pecah menjadi banyak lempengan yang
tebalnya sekitar 100 km.
Lempengan
ini mengambang di sebagian wilayah yang mencair yang disebut aesthenosphere.
Formasi
gunung terbentuk pada lempengan itu.
Kerak
bumi tebalnya 5 km di bawah lautan, tebalnya sekitar 35 km di bawah permukaan continental,
dan hampir mencapai 80 km di bawah pegunungan besar.
Hal
itu adalah fondasi yang kuat bagi pegunungan.
Al-Quran
berbicara tentang fondasi pegunungan yang kuat dalam ayatnya.
Al-Quran surah An-Naziat
(surah ke-79) ayat 32.
وَٱلْجِبَالَ
أَرْسَىٰهَا
Dan
gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.
PEMISAH
AIR ASIN DAN TAWAR MENURUT AL-QURAN
Al-Quran surah Ar-Rahman
(surah ke-21) ayat 19-20.
مَرَجَ
ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ
Dia
membiarkan 2 lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing.
Kata “barzakh” artinya penghalang atau sekat.
Penghalang
atau sekat di sini bukan secara fisik.
Kata
“maraja” artinya bertemu dan bercampur satu sama lain.
Al-Quran
mampu menjelaskan 2 makna berlawanan untuk 2 macam air.
Yaitu
mereka bertemu dan bercampur, dan pada saat sama ada pemisah di antaranya.
llmu
pengetahuan modern menemukan beberapa tempat adanya 2 lautan berbeda bertemu,
tapi ada pemisah di antara keduanya.
Penghalang
ini membagi 2 lautan sehingga tiap lautan punya suhu, salinitas, dan kerapatan
berbeda.
Para
ahli Oseonologi kini bisa menjelaskan makna ayat ini.
Ada
penghalang gaib yang memisahkan antara 2 lautan, sehingga tidak bercampur.
Tapi,
saat air dari satu laut masuk laut asin, maka air itu kehilangan ciri khasnya.
Penghalang
berfungsi sebagai tempat penyeragam transisi untuk 2 macam perairan.
Fenomena
ilmiah yang disebut dalam Al-Quran telah dikonfirmasi oleh DR William Hay, ilmuwan
laut ternama dan profesor ilmu Geologi Universitas Colorado AS.
Al-Quran surah An-Naml
(surah ke-27) ayat 61.
أَمَّن جَعَلَ
ٱلْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَٰلَهَآ أَنْهَٰرًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِىَ وَجَعَلَ
بَيْنَ ٱلْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَءِلَٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا
يَعْلَمُونَ
Atau
siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan
sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya
dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan
(yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.
Fenomena
ini terjadi di beberapa tempat, salah satunya adalah Laut Mediterania dan Laut
Atlantik di Selat Gibraltar.
Al-Quran
bicara tentang sekat antara air tawar dan air asin.
Al-Quran surah Al-Furqan
(surah ke-25) ayat 53.
۞ وَهُوَ
ٱلَّذِى مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ هَٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَٰذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ
بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَّحْجُورًا
Dan Dia yang
membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan
yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas
yang menghalangi.
Daftar
Pustaka
1. Naik,
Zakir. Miracles of Al-Quran and Sunnah. Penerbit Aqwam, Jakarta. 2016.
0 comments:
Post a Comment