Sunday, July 8, 2018

948. KORELASI

KORELASI AL-QURAN DENGAN SAINS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan korelasi antara Al-Quran dengan sains Modern? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat, sehingga korelasi antara Al-Quran dengan sains modern adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara Al-Quran dengan sains modern.
      Sains ialah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uiji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dan dipelajari.
     Korelasi antara Al-Quran dengan sains modern minimal dua hal pokok berikut ini.
      Ke-1, Al-Quran mendorong kemajuan sains dan isyarat ilmiah tentang fenomena alam semesta yang terdapat di dalamnya, serta mendorong kemajuan sains teknologi  dan menghambat perkembangannya.
      Hubungan antara Al-Quran dengan sains dan teknologi bukan dinilai dari banyaknya cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi dengan menunjukkan tidak terdapat ayat Al-Quran atau jiwa ayat Al-Quran yang menghambat dan menghalangi ilmu pengetahuan.
      Kemajuan sains dan teknologi tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kemajuannya.
      Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya, tidak mendapatkan tantangan dari suatu lembaga ilmiah, tetapi menghadapi permusuhan  dari masyarakat sekitarnya berdasarkan keyakinan agama Kristen, lalu Galileo menjadi korban penemuannya sendiri.
     Dalam Al-Quran ditemukan kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 854 kali dan banyak ayat Al-Quran yang menganjurkan umat manusia untuk menggunakan  penalaran dan akal pikirannya.
      Al-Quran menjelaskan beberapa faktor yang dapat menghambat kemajuan sains dan teknologi, antara lain subjektivitas, dugaan tidak beralasan, dan bergegas mengambil kesimpulan.
      Al-Quran Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat 78.

لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ
 
      Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepadamu, tetapi kebanyakan di antaramu benci kepada kebenaran.
      Al-Quran Al-A’raf (surah ke-7) ayat 79.

فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَٰكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ

      Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanah Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.”
      Al-Quran surah A-ahzab (surah ke-33) ayat 67 melarang taklid (mengikuti pemimpin tanpa dasar).

وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا
      
      Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).”
      Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 36 melarang dugaan yang tidak beralasan.

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

      Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
      Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 37 melarang tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan.

خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ

      Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab)-Ku. Kamu jangan minta kepada-Ku mendatangkan dengan segera.
      Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 146 melarang bersikap angkuh dan enggan menerima kebenaran.

سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ

       Aku akan memalingkan orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Apabila melihat ayat-Ku, mereka tidak beriman kepadanya. Jika melihat jalan yang membawa petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian karena mereka mendustakan ayat Kami dan selalu lalai daripadanya.
      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 36 melarang mengambil keputusan sebelum memahami masalahnya.

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
    
      Kamu jangan mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban.
      Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 17.

وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
   
       Kewajiban kami hanya menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.
        Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 39.

بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ

      Bahkan sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna, padahal belum datang penjelasannya. Demikian orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang zalim.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 144 melarang menilai sesuatu karena faktor eksternal, meskipun dalam pribadi tokoh yang paling mulia, seperti Nabi Muhammad.

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

      Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
     Ayat Al-Quran semacam ini dapat mewujudkan iklim perkembangan sains dan teknologi yang melahirkan pemikir dan ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu.
      Ke-2, Isyarat ilmiah yang tersebar dalam ayat Al-Quran berbicara tentang alam semesta dan fenomenanya yang sebagian isyarat ilmiah telah diketahui masyarakat Arab pada zaman Nabi, tetapi isyarat yang mereka ketahui masih sangat terbatas.
     Terdapat minimal tiga hal pokok pembicaraan Al-Quran tentang alam semesta dan fenomenanya berikut ini.
     Pertama, Al-Quran memerintahkan manusia untuk memperhatikan dan mempelajari hukum fenomena alam semesta untuk meyakini ke-Esa-an dan kekuasaan Allah, tetapi  pengetahuan dan pemanfaatan ini bukanlah tujuan puncak.
      Kedua, Alam semesta dan hukum yang diisyaratkan diciptakan, dimiliki, dan diatur dengan ketetapan Allah yang amat teliti dan presisi (ketepatan dan ketelitian yang sangat luar biasa).
     Hal ini menunjukkan alam semesta dan semua elemen tidak boleh disembah, serta manusia dapat membuat kesimpulan tentang hukum alam (aturan bersifat umum dan mengikat yang mengatur alam semesta).
      Ketiga, Redaksi yang digunakan Al-Quran dalam uraiannya tentang alam semesta dan fenomenanya bersifat singkat, teliti, dan padat, sehingga pemahaman dan  penafsiran maksud redaksinya bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing.
      Butir ketiga ini menunjukkan beberapa prinsip pokok berikut ini.
      Ke-1, Setiap umat manusia wajib mempelajari dan memahami kitab suci yang diyakininya, tetapi bukan berarti setiap orang bebas menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat yang dibutuhkan. 
     Ke-2, Al-Quran diturunkan bukan hanya untuk orang Arab pada zaman Nabi saja, tetapi untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman, artinya mereka semua diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut menggunakan akal pikirannya sesuai dengan perkembangan zaman.
     Ke-3, Umat manusia harus berpikir modern yang sesuai dengan kemajuan zaman, tetapi bukan berarti setiap orang boleh menafsirkan Al-Quran secara spekulatif dan terlepas dari kaidah penafsiran yang telah disepakati para ahli. 
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
6. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
7. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
8. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
9. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment