Sunday, July 8, 2018

950. BEDA

TAFSIR ANALISIS DAN MAUDHUI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Tolong dijelaskan perbedaan antara tafsir Al-Quran metode analisis dengan metode “maudhui” (tematik)?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, sedangkan tafsir metode analisis adalah suatu metode penafsiran Al-Quran dengan cara memberikan penjelasan arti dan maksud ayat Al-Quran dari banyak sudut.
      Dalam tafsir metode analisis, para  mufasir menjelaskan ayat per ayat sesuai urutan dalam mushaf Al-Quran melalui penafsiran kosakata, penjelasan “asbabun nuzul” (penyebab turunnya), “munasabah” (kesesuaian), dan kandungan ayat-Al-Quran sesuai dengan keahlian mufasir.
      Tafsir metode maudhui (tematik) adalah suatu metode penafsiran Al-Quran, dengan cara para mufasir berupaya mengumpulkan ayat Al-Quran dari berbagai surat yang memiliki  tema yang sama, sehingga mengarah kepada pengertian dan tujuan yang sama.
       Perbedaan tafsir Al-Quran metode analisis dengan metode maudhui (tematik) adalah berikut ini.
      Ke-1, Para mufasir metode analisis memperhatikan susunan ayat per ayat seperti tercantum dalam mushaf Al-Quran, sedangkan para mufasir metode maudhui (tematik)  dalam menafsirkan ayat Al-Quran  tidak terikat susunan ayat dalam mushaf, tetapi terikat urutan masa turunnya atau kronologis ayat Al-Quran.
        Ke-2, Para mufasir metode analisis berusaha berbicara segala sesuatu yang ditemukan dalam setiap ayat, sedangkan para mufasir metode maudhui (tematik) tidak membahas segala masalah yang dikandung oleh satu ayat, tetapi hanya membahas yang berkaitan dengan tema atau pokok bahasannya.
        Ke-3, Para mufasir metode analisis membahas arti kosakata, “asbabun nuzul” (penyebab turunnya), “munasabah” (kesesuaian), dan urutan kronologis ayat Al-Quran, sedangkan mufasir metode maudhui (tematik) hanya membahas yang sesuai dengan tema atau pokok bahasan.
      Ke-4, Para mufasir analisis biasanya hanya mengemukakan penafsiran ayat-ayat Al-Quran secara terpisah, sehingga masalah yang dibahas menjadi tidak tuntas, karena ayat yang ditafsirkan sering kali ditemukan kaitannya dalam ayat lain pada bagian lain surah tersebut atau dalam surah yang lain, sedangkan para mufasir maudhui (tematik) berusaha untuk menuntaskan masalah yang menjadi pokok bahasannya.
  Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment