KELUARGA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang mengatur jumlah
keluarga menurut Al-Quran?” Profesor
Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Kebijaksanaan kependudukan adalah suatu masalah
yang menyentuh seluruh bangsa dan masalah Keluarga Berencana, sering kali muncul
tuntutan dari umat untuk memperoleh dalil ayat Al-Quran dan hadis Nabi yang
berbicara secara tegas tentang keluarga berencana,.
2. Beberapa ulama mencari-cari ayat Al-Quran dengan susah payah,
kemudian memaksakan penafsirannya di luar konteks tersebut serta membebaninya
dengan makna di luar maksud yang dikandungnya.
3. Hal ini menimbulkan terjadinya semacam pemaksaan
terhadap ayat Al-Quran.
4. Dapat muncul asumsi keliru yang
menyatakan bahwa Al-Quran mengupas dan menyinggung segala macam masalah yang
dihadapi oleh umat manusia.
5. Prinsip pokok agama Islam serta jiwa dari
ayat Al-Quran dan hadis Nabi dapat dijadikan landasan berpikir serta
argumentasi keagamaan untuk menjawab semua masalah yang dihadapi oleh umat
manusia, tetapi bukan dengan menggunakan ayat Al-Quran yang tidak pada
tempatnya.
6. Menyangkut kebijaksanaan kependudukan
bahwa Allah Yang Maha Kuasa mengelola alam semesta dengan penuh keteraturan,
keseimbangan, keserasian, dan perhitungan yang sangat presisi.
7. Hal itu adalah ciri dari segala sesuatu mulai
unit yang terkecil di alam semesta ini sampai dengan yang terbesar, yang
demikian itu pula yang diharapkan dari umat manusia dalam segala usahanya.
8. Al-Quran surah Ar-Rahman (surah ke-55)
ayat 5-8.
الشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ
وَالسَّمَاءَ
رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
Matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan
dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan
Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
9. Banyak ajaran agama Islam yang
pelaksanaannya didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti dan dilaksanakan
dengan seimbang, misalnya salat, zakat, puasa, dan haji.
10. Jika kemampuan kapasitas ruangan yang
tersedia hanya untuk 10 orang, kemudian mengundang 15 orang, maka tindakan
tersebut adalah tercela karena mengabaikan faktor keseimbangan.
11. Pengaturan dan keseimbangan dalam
kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran Islam, karena muncul dari perasaan
cinta terhadap anak keturunan dan tanggung jawab terhadap generasi berikutnya.
12. Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25)
ayat 74 menjelaskan bahwa anak adalah buah hati yang menyejukkan.
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
Dan
orang-orang yang berkata,”Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikan kami pemimpin
bagi orang-orang yang bertakwa”.
13. Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18)
ayat 46 menjelaskan bahwa anak adalah perhiasan dunia.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا
وَخَيْرٌ أَمَلًا
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan.
14. Anak-anak kita sangat sulit untuk menjadi
buah hati dan perhiasan hidup, apabila beban yang dipikul orangtuanya melebihi
kemampuannya.
15. Umat Islam dianjurkan untuk berdoa,”Ya
Tuhan kami, janganlah membebani kami dengan beban yang kami tidak sanggup
memikulnya”.
16. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا
كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا
مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ
أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia
mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapatkan
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa),”Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir".
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah
dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment