Sunday, February 24, 2019

1937. PENYAKIT MENTAL



PENYAKIT MENTAL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang penyakit mental menurut ajaran Islam?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Mental (dalam KBBI V) adalah yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia bukan bersifat badan atau tenaga.
2.    Nabi Muhammad mengisyaratkan bahwa  ada  keluhan  fisik  yang terjadi  karena  gangguan mental, pernah seseorang datang mengeluhkan penyakit perut yang diderita oleh saudaranya setelah diberikan obat berkali-kali, tetapi tidak kunjung sembuh, maka Nabi Muhammad bersabda,”Bahwa perut saudaramu telah berbohong”.
3.    Al-Quran memang banyak  berbicara  tentang  penyakit jiwa, dan orang  yang  lemah  iman dinilai oleh Al-Quran sebagai orang yang memiliki penyakit di dalam dadanya.  
4.    Hadis  Nabi  Muhammad memberikan  petunjuk  bahwa  sebagian penyakit kompleks  kejiwaan  tercipta pada  saat  hubungan  suami dan istri yaitu saat pertemuan sperma dan ovum, dan saat janin berada di dalam perut ibu, serta ketika  bayi dalam buaian. 
5.    Ajaran ajaran Islam memerintahkan kepada para ibu dan bapak agar menciptakan  suasana tenang, dan mengamalkan ajaran agama pada saat bayi berada dalam  kandungan,  sebagaimana  memerintahkan kepada  para  orang-tua  untuk  memperlakukan anak mereka secara wajar.
6.    Diriiwayatkan bahwa ada seorang anak kecil yang sedang digendong ibunya,  tiba-tiba anak itu pipis membasahi  pakaian  Nabi Muhammad, dengan cepat Ibunya merenggut bayi tersebut dengan kasar.
7.    Nabi Muhammad menegurnya dengan bersabda,”Jangan hentikan pipisnya, dan jangan renggut dia dengan kasar, karena pakaian ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat menjernihkan hati sang anak yang engkau renggut dengan kasar?”  
8.    Beberapa ahli ilmu  jiwa berpendapat bahwa sebagian penyakit kompleks  kejiwaan yang diderita orang dewasa, dapat diketahui penyebab utamanya  dalam perlakuan yang diterimanya  sebelum dewasa.
9.    Agaknya kita dapat menyimpulkan bahwa pandangan Islam tentang penyakit mental mencakup banyak hal, yang mungkin tidak dijangkau oleh ilmu kesehatan modern. 
10. Dalam Al-Quran ditemukan 11 kali istilah “fi qulubihim maradh”, dan kata “qalb” atau “qulub” yang dapat dipahami dalam dua makna, yaitu “akal” dan “hati”, sedangkan kata  “maradh”  dapat diartikan sebagai “penyakit”.
11. Para ahli bahasa mengartikan “fi qulubihim maradh” sebagai “segala sesuatu yang mengakibatkan manusia melewati batas keseimbangan dan kewajaran  yang mengantarkan kepada terganggunya fisik, mental, dan tidak sempurnanya perilaku seseorang”.
12. Yang dimasudkan dengan “terlampauinya batas kesimbangan” dapat berbentuk gerak ke arah “berlebihan” atau “kekurangan”, serta dapat dikatakan bahwa Al-Quran memperkenalkan adanya penyakit yang menimpa hati dan akal.
13. Penyakit akal  yang disebabkan “berlebihan” adalah “kelicikan”, sedangkan  penyakit yang   karena “kekurangan” adalah “ketidaktahuan” dan “kebodohan”.
14. Penyakit “ketidaktahuan” dapat bersifat “tunggal” dan “ganda”, misalnya seseorang yang “tidak tahu” serta “tidak menyadari ketidaktahuannya” pada  hakikatnya  orang itu menderita  “penyakit  akal berganda”.  
15. Penyakit akal berupa “ketidaktahuan” mengantarkan penderitanya kepada sikap “keraguan dan kebimbangan”.  
16. Penyakit kejiwaan beraneka ragam dan bertingkat-tingkat, misalnya sikap angkuh,  benci, dendam, fanatisme, loba, dan kikir yang disebabkan bentuk “berlebihan” seseorang, sedangkan perasaan takut, cemas, pesimis, rendah   diri dan semacamnya adalah   karena “kekurangannya”.  
17. Orang yang akan memperoleh keberuntungan di akhirat adalah orang yang terbebas dari penyakit akal dan jiwa tersebut, seperti dalam Al-Quran surat Asy-Syu'ara (surah ke-26) ayat 88-89.

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ   إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

       “Yaitu pada hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dan sehat”.
18. Ajaran Islam mendorong manusia agar memiliki kalbu yang sehat dan bebas dari segala macam  penyakit, yaitu dengan jalan bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena dengan mengingat Allah jiwa akan memperoleh ketenangan.
  17. Al-Quran surah Al-Ra'd (surah ke-13) ayat 28. 

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

      “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram”.

 Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.     



0 comments:

Post a Comment