Saturday, April 13, 2019

2116. TUHAN DALAM AL-QURAN








TUHAN DALAM AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. YusronHadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kepercayaan adanya Tuhan menurut  Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Jika kita mempelajari kepercayaan umat manusia pada masa silam, maka ditemukan hampir semua umat manusia mempercayai adanya Tuhan Yang Mengatur alam semesta ini.
2.    Orang Yunani Kuno menganut paham “politeisme”.
3.     Politeisme adalah keyakinan banyak tuhan.
4.     Mereka menganggap bintang adalah tuhan atau dewa, venus adalah dewa kecantikan, mars adalah dewa peperangan, minerva adalah dewa kekayaan, sedangkan tuhan tertinggi adalah apollo atau dewa matahari.
5.    Orang Hindu masa lampau juga mempunyai banyak dewa, yang diyakini sebagai tuhan-tuhan, keyakinan itu tercermin dalam Hikayat Mahabarata.
6.    Penduduk Mesir meyakini adanya dewi iziz, dewi oziris, dan yang tertinggi adalah dewa ra'.
7.    Masyarakat Persia mempercayai adanya tuhan gelap dan tuhan terang.
8.    Pengaruh keyakinan tersebut merambah kepada masyarakat Arab.
9.    Jika mereka ditanya, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, maka mereka menjawab,“Yang menciptakan adalah Allah”.
10. Tetapi, pada saat yang sama mereka juga menyembah berhala al-lata, al-uzza, dan manat (tiga berhala terbesar mereka), dan ratusan berhala lainnya.
11. Al-Quran datang untuk meluruskan keyakinan itu, dengan membawa ajaran tauhid, yaitu mengakui hanya Allah Yang Maha Esa.
12. Kata “Allah” dalam Al-Quran terulang sebanyak 2697 kali, belum ditambah kata semacam “Wahid”, “Ahad”, “Rab”, “IIlah”, atau kalimat yang menolak adanya sekutu bagi Allah, yang semuanya mengarah kepada penjelasan tentang tauhid.
13. Dalam mushaf Al-Quran, tidak ditemukan adanya ayat yang membicarakan tentang wujud Tuhan.
14. Para ulama menegaskan bahwa, “Kitab Taurat, Injil, dan Al-Quran tidak menguraikan tentang wujud Tuhan, karena wujud Tuhan sangat terasa dengan jelas oleh setiap manusia, sehingga tidak perlu dijelaskan”.
15. Al-Quran mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan terdapat dalam diri setiap insan, dan hal itu adalah fitrah bawaan manusia sejak asal kejadiannya.
16. Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 30.
17.      فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

      Maka hadapkan wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
18. Arti fitrah Allah adalah manusia diciptakan oleh Allah mempunyai naluri beragama tauhid.
19. Tauhid adalah keyakinan kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
20. Jika ada manusia yang tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar.
21. Jadi, orang yang tidak beragama tauhid hanya karena terpengaruh lingkungannya.
22. Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 172.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
      Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

23. Jika kita sedang duduk termenung seorang diri, pikiran mulai tenang, dan kesibukan hidup dapat teratasi, maka terdengarlah suara hati nurani, yang mengajak untuk berdialog akan adanya Tuhan Yang Maha Mutlak.
24. Suara dalam hati nurani manusia akan mengantarkan untuk menyadari betapa lemahnya manusia dihadapan Tuhan, dan betapa Maha Kuasa dan Perkasa TuhanYang Maha Agung.
25. Suara seperti itu, adalah suara fitrah manusia.
26. Setiap orang memiliki fitrah yang terbawa sejak manusia lahir, meskipun sering kali, karena kesibukan dan dosa-dosa, suara fitrah terabaikan, sehingga suaranya begitu lemah hampir tidak terdengar lagi.
27. Jika diusahakan untuk didengarkan, kemudian benar-benar tertancap dalam jiwa, maka fitrah manusia akan muncul yaitu manusia merasa hanya bergantung kepada Allah saja.
28. Hanya Allah tempat bergantung, “La haulawa la quwwata illa billahil Aliyyil Azhim” (Tidak ada daya untuk memperoleh manfaat, dan tidak ada kuasa untuk menolak mudarat, kecuali bersumber dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung).
29. Sehingga tidak ada lagi rasa takut yang menghantui dan mencengkeram, tidak ada pula rasa sedih yang akan mencekam dalam hati manusia.
30. Al-Quran surah Fushshilat (surah ke-41) ayat 30.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

      Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".

31. Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 28.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
      (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.

32. Al-Quran menjelaskan dalambeberapa ayat tentang ateisme.
33. Al-Quran surah Al-Jatsiyah (surah ke-45) ayat 24.
34.      وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ ۚ وَمَا لَهُمْ بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

      Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
35. Al-Quran menjelaskan bahwa kehadiran Tuhan adalah fitrah manusia yang merupakan kebutuhan hidupnya.
36. Jika ada orang yang mengingkari wujud Tuhan, maka pengingkaran itu hanya bersifat sementara.
37. Artinya pada akhirnya sebelum meninggal, dia akan mengakui keberadaan Tuhan, tetapi pengakuan tersebut sudah terlambat.
38. Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 90-91.
۞ وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
لْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
      Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
      Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
34. Kebutuhan manusia bertingkat-tingkat.
1)Kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dengan segera adalahtu kebutuhan udara untuk bernapas.
2)Kebutuhan manusia yang dapat ditunda untuk beberapa saat adalah kebutuhan untuk minum.
3)Kebutuhan manusia untuk makan, dapat ditunda lebih lama daripada kebutuhan minuman.
4)Kebutuhan pemenuhan seksual bisa lebih lama ditangguhkan daripada kebutuhan makan dan minum, demikian seterusnya.
5)Kebutuhan manusia yang paling lama dapat ditunda adalah kebutuhan manusia tentang keyakinan adanya Allah Yang Maha Kuasa.
35. Ketika manusia hampir mendekati meninggal dunia, barulah manusia merasa membutuhkan dan merindukan pertolonganAllah Yang Maha Kuasa.
DaftarPustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment