MAKAN DAN
MINUM -1
(Seri ke-1)
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa
orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makan dan minum dalam Al-Quran?” Profesor
Quraish Shihab menjelaskannya.
1.
Makanan (tha'am, dalam bahasa Al-Quran) adalah “segala sesuatu yang
dimakan atau dicicipi”.
2.
Minuman juga termasuk dalam pengertian “tha'am”.
3.
Al-Quran surat Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 249, menggunakan kata “syariba”
(minum) dan “yath'am” (makan) untuk objek yang berkaitan dengan air minum.
فَلَمَّافَصَلَطَالُوتُبِالْجُنُودِقَالَإِنَّاللَّهَمُبْتَلِيكُمْبِنَهَرٍفَمَنْشَرِبَمِنْهُفَلَيْسَمِنِّيوَمَنْلَمْيَطْعَمْهُفَإِنَّهُمِنِّيإِلَّامَنِاغْتَرَفَغُرْفَةًبِيَدِهِ
ۚ فَشَرِبُوامِنْهُإِلَّاقَلِيلًامِنْهُمْ ۚ فَلَمَّاجَاوَزَهُهُوَوَالَّذِينَآمَنُوامَعَهُقَالُوالَاطَاقَةَلَنَاالْيَوْمَبِجَالُوتَوَجُنُودِهِ
ۚ قَالَالَّذِينَيَظُنُّونَأَنَّهُمْمُلَاقُواللَّهِكَمْمِنْفِئَةٍقَلِيلَةٍغَلَبَتْفِئَةًكَثِيرَةًبِإِذْنِاللَّهِ
ۗ وَاللَّهُمَعَالصَّابِرِينَ
Maka tatkala Thalut keluar membawa
tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan suatu sungai.
Maka siapa di antaramu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa
tidak meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah
pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara
mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersamanya telah
menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada
kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya."
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
4.
Kata “tha'am” dalam berbagai bentuknya terulang dalam Al-Quran sebanyak
48 kali yang berbicara tentang berbagai aspek berkaitan dengan makanan, belum lagi
ayat lain yang menggunakan kosakata lainnya.
5.
Para ulama berpendapat bahwa perhatian Al-Quran terhadap makanan sangat
besar.
6.
Telah menjadi kebiasaan Allah dalam Al-Quran bahwa Dia menyebut diri-Nya
sebagai Yang Maha Esa, dan membuktikan hal tersebut melalui uraian tentang ciptaan-Nya,
kemudian memerintahkan untuk makan atau menyebutkan makanan.
7.
Al-Quran menjadikan “kecukupan pangan” dan terciptanya “stabilitas keamanan”
sebagai dua unsur utama kewajaran beribadah kepada Allah.
8.
Al-Quran surah Quraisy (surah
ke-106) ayat 3-4.
فَلْيَعْبُدُوارَبَّهَٰذَاالْبَيْتِالَّذِيأَطْعَمَهُمْمِنْجُوعٍوَآمَنَهُمْمِنْخَوْفٍ
Maka
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah member
makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan.
9.
Al-Quran menggunakan kata “akala” dalam berbagai bentuk untuk menunjukkan
pada aktivitas “makan”.
10. Kata “akala”
tidak digunakan hanya dalam arti “memasukkan sesuatu ke dalam tenggorokan”,
tetapi bisa bermakna “segala aktivitas dan usaha”.
11. Al-Quran An-Nisa
(surah ke-4) ayat 4.
وَآتُواالنِّسَاءَصَدُقَاتِهِنَّنِحْلَةً ۚ فَإِنْطِبْنَلَكُمْعَنْشَيْءٍمِنْهُنَفْسًافَكُلُوهُهَنِيئًامَرِيئًا
Berikan maskawin (mahar) kepada wanita
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika
mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati,
maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik
akibatnya.
12. Seperti diketahui
bahwa maskawin (mahar) tidak lazim berupa makanan, tetapi ayat ini menggunakan
kata “makan” untuk penggunaan maskawin (mahar) tersebut.
13. Al-Quran surah
Al-An’am (surah ke-6) ayat 121.
وَلَاتَأْكُلُوامِمَّالَمْيُذْكَرِاسْمُاللَّهِعَلَيْهِوَإِنَّهُلَفِسْقٌ
ۗ وَإِنَّالشَّيَاطِينَلَيُوحُونَإِلَىٰأَوْلِيَائِهِمْلِيُجَادِلُوكُمْ ۖ وَإِنْأَطَعْتُمُوهُمْإِنَّكُمْلَمُشْرِكُونَ
Dan janganlah kamu memakan
binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan
itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu
menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.
14. Para ulama berpendapat
bahwa “Janganlah makan yang tidak disebut nama Allah”, maksudnya adalah sebagai
larangan untuk melakukan kegiatan apa pun yang tidak disertai nama Allah.
15. Kata “makan” bisa
bermakna “segala bentuk kegiatan”, sebab makan membutuhkan kalori yang diperoleh
dari makanan.
16. .Al-Quran
menggunakan kata panggilan yang mesra untuk mengajak makan.
1)
Misalnya untuk semua manusia, “Ya ayyuhan nas”.
2)
Kepada Rasul,”Ya ayyuhar Rasul.”
3)
Kepada orang mukmin, “Ya ayyuhal ladzina amanu”.
17. Hal ini menunjukkan
bahwa makanan yang terbaik adalah yang memenuhi syarat “halal” dan “baik” tersebut.
1)
Ditemukan bahwa dari 9 ayat yang memerintahkan umat Islam untuk makan.
2)
Yang 5 ayat dirangkaikan dengan “halal dan baik”.
3)
Yang 2 ayat dengan pesan mengingat Allah dan membagikan makanan kepada
orang melarat.
4)
Yang 1 ayat dalam konteks memakan sembelihan yang disebut nama
Allah ketika menyembelihnya.
5)
Dan1 ayat dalam konteks berbuka puasa.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M. Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.
Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat.
Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment