SEJARAH PEREMPUAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Kata “perempuan” (menurut KBBI V) bisa
diartikan “orang (manusia) yang mempunyai vagina”, “dapat menstruasi”, “hamil”,
“melahirkan anak”, “menyusui”, “wanita”, “istri”, “bini, dan “betina (khusus untuk hewan)”.
2. Para ulama menjelaskan bahwa sebelum Al-Quran
turun terdapat banyak peradaban besar,
seperti Yunani, Romawi, India, dan Cina, serta terdapat agama Yahudi, Nasrani, Buddha, Zoroaster, dan
sebagainya.
3. Masyarakat Yunani
yang terkenal dengan pemikiran filsafatnya, tidak banyak membicarakan
hak dan kewajiban wanita, dan di lingkungan elite
mereka, para wanita ditempatkan atau disekap di dalam istana.
4. Nasib wanita di kalangan bawah sangat
menyedihkan, karena para wanita diperjualbelikan seperti barang dagangan,
sedangkan wanita yang berumah tangga
sepenuhnya berada di
bawah kekuasaan suaminya, dan para
wanita tidak memiliki hak sipil, dan
tidak mempunyai hak waris.
5. Pada
puncak peradaban Yunani, para wanita
diberikan kebebasan untuk memenuhi kebutuhan dan selera lelaki, hubungan
seksual yang bebas tidak dianggap melanggar
kesopanan, lokasi pelacuran menjadi
pusat kegiatan politik dan sastra seni patung wanita telanjang yang
terlihat di negara Barat adalah
bukti sisa sejarah.
6. Mereka mengganggap para dewa melakukan
hubungan gelap dengan wanita rakyat bawahan, dan dari hubungan gelap itu
lahirlah “Dewi Cinta” yang terkenal dalam peradaban Yunani.
7. Dalam peradaban Romawi, para wanita
sepenuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya, dan setelah menikah, kekuasaan berpindah
ke tangan para suami, serta segala hasil
usaha wanita, menjadi hak milik keluarganya yang laki-laki.
8. Kekuasaan kaum lelaki mencakup kewenangan
untuk menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh wanita, serta keadaan
tersebut berlangsung terus sampai abad ke-6
Masehi.
9. Pada zaman Kaisar Constantine terjadi
sedikit perubahan, yaitu dengan
diundangkannya hak pemilikan terbatas bagi wanita, dengan catatan bahwa setiap transaksi harus disetujui oleh keluarga suami
atau ayah.
10. Peradaban Hindu dan Cina tidak lebih baik
dari peradaban Yunani dan Romawi, karena hak hidup seorang wanita yang
bersuami harus berakhir
pada saat kematian suaminya, yaitu istrinya harus
dibakar hidup-hidup bersamaan dengan mayat suaminya.
11. Hal ini baru berakhir pada abad ke-17
Masehi, ketika para wanita pada
masyarakat Hindu sering dijadikan
sesajen kepada para dewa.
12. Petuah sejarah kuno mereka mengatakan
bahwa, “Racun, ular, dan api tidak lebih jahat
daripada wanita”.
13. Dalam petuah Cina kuno diajarkan bahwa,
“Anda boleh mendengarkan pembicaraan para wanita, tetapi jangan mempercayai kebenarannya”.
14. Dalam ajaran Yahudi, martabat para wanita
dianggap sama dengan para pembantu, yaitu ayah berhak menjual anaknya yang perempuan,
apabila dia tidak mempunyai saudara laki-laki.
15. Ajaran mereka menganggap para wanita
adalah sumber laknat, karena wanita yang menyebabkan Nabi Adam terusir
dari surga.
16. Dalam pandangan sebagian pemuka agama Nasrani
ditemukan bahwa para wanita adalah senjata Iblis untuk menyesatkan manusia.
17. Pada abad ke-5 Masehi diselenggarakan suatu
konsili yang memperbincangkan apakah wanita mempunyai roh atau tidak? Akhirnya
terdapat kesimpulan bahwa wanita tidak
mempunyai roh yang suci.
18. Pada abad ke-6 Masehi diselenggarakan
suatu pertemuan untuk membahas, “Apakah para
wanita itu termasuk manusia atau bukan
manusia?” Akhirnya disimpulkan bahwa para wanita adalah manusia yang
diciptakan khusus untuk melayani
laki-laki.
19. Sepanjang abad pertengahan, nasib para wanita
tetap sangat memprihatinkan, sampai
tahun 1805 Masehi, perundang-undangan Inggris mengakui hak suami untuk menjual
istrinya, dan sampai tahun 1882 Masehi para wanita Inggris belum memiliki hak pemilikan harta benda secara penuh, dan hak menuntut ke
pengadilan.
20. Ketika Elizabeth Blackwill, yang
merupakan dokter wanita pertama di dunia, menyelesaikan studinya di Geneve University
pada tahun 1849, teman-temannya yang
lelaki yang bertempat tinggal dengannya
memboikotnya dengan dalih bahwa wanita tidak wajar memperoleh
pelajaran.
21. Sekelompok dokter ingin mendirikan Institut
Kedokteran khusus wanita di Philadelphia, Amerika Serikat, maka Perkumpulan Dokter setempat
mengancam akan memboikot semua dokter
yang terlibat pendiriannya.
22. Demikian sekilas sejarah kedudukan
wanita sebelum, menjelang, dan
sesudah kehadiran Al-Quran, serta kondisi dan situasi yang demikian tidak
sejalan dengan petunjuk dan pedoman dalam Al-Quran.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment