Thursday, September 5, 2019

3147. SEJARAH PEREMPUAN


SEJARAH PEREMPUAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Kata “perempuan” (menurut KBBI V) bisa diartikan “orang (manusia) yang mempunyai vagina”, “dapat menstruasi”, “hamil”, “melahirkan anak”, “menyusui”, “wanita”, “istri”, “bini, dan  “betina (khusus untuk hewan)”.
2.    Para ulama menjelaskan bahwa sebelum Al-Quran turun terdapat banyak  peradaban besar, seperti Yunani, Romawi, India, dan Cina, serta terdapat agama  Yahudi, Nasrani, Buddha, Zoroaster, dan sebagainya.
3.    Masyarakat  Yunani  yang terkenal dengan pemikiran filsafatnya, tidak banyak  membicarakan  hak  dan  kewajiban wanita, dan di lingkungan elite mereka, para wanita ditempatkan atau disekap di dalam istana.
4.    Nasib wanita di kalangan bawah sangat menyedihkan, karena para wanita diperjualbelikan seperti barang dagangan, sedangkan wanita yang berumah tangga  sepenuhnya  berada  di  bawah kekuasaan  suaminya, dan para wanita tidak  memiliki hak sipil, dan tidak mempunyai hak  waris.
5.    Pada  puncak  peradaban Yunani, para wanita diberikan kebebasan untuk memenuhi kebutuhan dan selera lelaki, hubungan seksual yang bebas tidak  dianggap  melanggar  kesopanan,  lokasi pelacuran  menjadi  pusat  kegiatan politik   dan sastra seni  patung wanita telanjang  yang  terlihat  di negara Barat adalah bukti  sisa sejarah.
6.    Mereka mengganggap para dewa melakukan hubungan gelap dengan wanita rakyat bawahan, dan dari hubungan gelap itu lahirlah “Dewi Cinta” yang terkenal dalam peradaban Yunani. 
7.    Dalam peradaban Romawi, para wanita sepenuhnya berada di bawah kekuasaan ayahnya, dan setelah menikah, kekuasaan berpindah ke  tangan para suami, serta segala hasil usaha wanita, menjadi hak milik keluarganya yang  laki-laki.
8.    Kekuasaan kaum lelaki mencakup kewenangan untuk menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh wanita, serta keadaan tersebut berlangsung terus  sampai  abad  ke-6 Masehi.
9.    Pada zaman Kaisar Constantine terjadi sedikit perubahan, yaitu dengan  diundangkannya hak pemilikan terbatas bagi wanita,  dengan catatan bahwa setiap  transaksi harus disetujui oleh keluarga suami atau ayah.
10. Peradaban Hindu dan Cina tidak lebih baik dari peradaban Yunani  dan  Romawi, karena hak hidup seorang wanita yang bersuami  harus  berakhir  pada  saat  kematian suaminya, yaitu istrinya harus dibakar hidup-hidup bersamaan dengan mayat suaminya.
11. Hal ini baru berakhir pada abad ke-17 Masehi, ketika para wanita pada  masyarakat  Hindu sering dijadikan sesajen kepada para dewa.
12. Petuah sejarah kuno mereka mengatakan bahwa, “Racun, ular, dan api tidak lebih jahat  daripada  wanita”. 
13. Dalam petuah Cina kuno diajarkan bahwa, “Anda boleh mendengarkan pembicaraan para wanita,  tetapi jangan mempercayai kebenarannya”. 
14. Dalam ajaran Yahudi, martabat para wanita dianggap sama dengan para pembantu, yaitu ayah berhak menjual anaknya yang perempuan, apabila dia tidak mempunyai saudara laki-laki.
15. Ajaran mereka menganggap  para wanita  adalah sumber  laknat, karena  wanita yang menyebabkan Nabi Adam terusir dari surga.
16. Dalam pandangan sebagian pemuka agama Nasrani ditemukan bahwa para wanita adalah senjata Iblis untuk menyesatkan manusia.
17. Pada abad ke-5 Masehi  diselenggarakan  suatu  konsili  yang memperbincangkan  apakah wanita mempunyai roh atau tidak? Akhirnya terdapat kesimpulan bahwa  wanita tidak mempunyai roh yang suci.
18. Pada abad ke-6 Masehi diselenggarakan suatu pertemuan untuk membahas, “Apakah  para wanita  itu termasuk manusia  atau bukan  manusia?” Akhirnya disimpulkan bahwa para wanita adalah manusia yang diciptakan khusus untuk  melayani laki-laki.
19. Sepanjang abad pertengahan, nasib para wanita tetap sangat memprihatinkan,   sampai tahun 1805  Masehi, perundang-undangan  Inggris mengakui hak suami untuk menjual istrinya, dan sampai tahun 1882 Masehi para wanita Inggris belum memiliki  hak pemilikan harta  benda secara penuh, dan hak menuntut ke pengadilan.
20. Ketika Elizabeth Blackwill, yang merupakan dokter wanita pertama di dunia,   menyelesaikan studinya di Geneve University pada tahun 1849, teman-temannya  yang lelaki yang  bertempat tinggal  dengannya  memboikotnya  dengan  dalih bahwa wanita tidak wajar memperoleh pelajaran.
21. Sekelompok dokter ingin mendirikan Institut Kedokteran khusus wanita di Philadelphia, Amerika  Serikat, maka Perkumpulan Dokter setempat mengancam akan  memboikot semua dokter yang terlibat pendiriannya.  
22. Demikian sekilas sejarah  kedudukan  wanita  sebelum, menjelang, dan sesudah kehadiran Al-Quran, serta kondisi dan situasi yang demikian tidak sejalan dengan petunjuk dan pedoman dalam Al-Quran.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.      


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment