AHLI SHUFFAH
DI MASJID NABAWI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Shuffah
adalah sebuah lokasi di Madinah tempat menampung para pendatang dan fakir
miskin.
2. Kaum
Muhajirin yang hijrah dari Mekah adalah para pendatang yang belum memiliki rumah,
tidak mempunyai kerabat di Madinah.
3. Mereka
tinggal di Shuffah dan bermalam di teras Masjid Nabawi.
4. Para
Ahli Shufah datang ke Madinah untuk menuntut ilmu agama Islam langsung kepada
Nabi Muhammad, agar nantinya mampu menyebarkan ilmu agama kepada kaumnya.
5. Al-Quran
surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 122.
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً
ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Tidak
sepatutnya orang-orang mukmin semuanya pergi berperang. Mengapa tidak pergi di
antara mereka. Memperdalam pengetahuan tentang agama. Untuk memberi peringatan
kepada kaumnya. Apabila mereka telah kembali kepadanya. Agar mereka dapat
menjaga dirinya.
6. Para Ahli
Shuffah adalah pemeluk Islam pendatang, dan dianggap sebagai tamu Islam oleh Nabi Muhammad.
7. Mereka
tidak punya tempat tinggal, tidak memiliki kerabat di Madinah.
8. Minggal
di teras Masjid Nabawi, di sebelah utara rumah Aisyah (istri Rasululah).
9. Jumlah
para Ahli Shuffah tidak menentu, yang normal sekitar 70 orang, tetapi mereka
bisa bertambah apabila banyak tamu dari luar kota.
10. Jumlahnya
dapat mencapai 700 orang dan bisa berkurang, ketika sebagian mereka bepergian.
11. Para
Ahli Shuffah yang terkenal adalah:
1) Abu Hurairah (perawi hadis ternama) yang berasal
dari Yaman.
2) Salman
Al-Farisi, pencetus Perang Parit, berasal dari Persia.
3) Bilal
bin Rabah, mantan budak, muazin Nabi.
4) Hanzalah
bin Abi Amr yang mati syahid dalam Perang Uhud, si pengantin baru belum mandi
junub, sehingga dimandikan malaikat.
5) Banyak
lagi lainnya.
12. Apabila
Rasululah mendapatkan sedekah, beliau segera mengirimkannya kepada Ahli Shuffah
karena beliau tidak mengambil sedekah sedikit pun.
13. Jika mendapatkan
hadiah, maka Nabi Muhammad mengirimkan kepada Ahli Shuffah dan beliau ikut
makan bersama mereka.
14. Luas
daerah Shuffah tidak diketahui secara pasti, tetapi mampu menampung banyak
orang.
15. Rasulullah
pernah menjadikan tempat itu untuk walimah, yang hadir sekitar 300 orang, sebagian
duduk di sekitar kamar istri Nabi yang berdempetan dengan Masjid Nabawi.
16. Penghuni
pertama Shuffah ialah kaum Muhajirin yang sering disebut “Shuffatul Muhajirin”.
17. Tempat
Ahli Shuffah juga dipakai para tamu yang menunggu Rasulullah.
18. Mereka
ingin menyatakan masuk Islam, siap melaksanakan perintah Nabi, dan berjuang
bersama beliau.
19. Abu
Hurairah adalah penanggung jawab Ahli Shuffah yang mengatur penghuni Shuffah, yang
singgah sebentar atau menetap lama.
20. Beberapa
kaum Ansar ikut bergabung, meskipun mereka sudah mempunyai rumah, mereka ingin zuhud,
misalnya: Kaab bin Malik, Hanzhalah bin Abi Amir, dan Haritsah bin Nukman.
21. Kegiatan
rutin para penghuni Shuffah adalah belajar agama dan berjihad membela agama
Islam.
22. Mereka
terbiasa hidup prihatin dan terlatih hidup kekurangan.
23. Mereka
banyak iktikaf di Masjid Nabawi, salat berjamaah, berzikir, belajar dan
mengajar Al-Quran, belajar membaca dan menulis.
24. Pernah
ada murid Ahli Shuffah yang memberikan hadiah busur panah kepada guru yang
mengajarinya.
25. Shuffah melahirkan banyak ilmuwan.
1) Abu
Hurairah, penghafal banyak hadis.
2) Hudzaifah
bin Yaman, spesialis hadis fitnah.
3) Mereka
tekun beribadah, rajin berperang bersama Rasulullah dan beberapa orang penghuni
Shuffah mati syahid.
26. Penghuni
Shuffah sudah terbiasa prihatin, kebanyakan mereka tidak memiliki pakaian yang
memadai untuk menutupi seluruh badan dan melindungi tubuhnya dari dinginnya
udara.
27. Abu
Hurairah berkata,”Saya melihat 70 orang penghuni Shuffah, tidak ada yang memakai
rida (kain penutup tubuh bagian atas) dan hanya mengenakan kisa (semacam sarung),
mereka mengikatkan kisa pada lehernya, sebagian ada yang menjulur sampai kaki,
menyatukan dengan tangan, karena khawatir terlihat auratnya”.
28. Mereka
sering mengosumsi kurma kering.
29. Nabi Muhammad
mengirimkan kurma setengah mud setiap
hari (sekitar segenggam tangan),
sehingga sebagian penghuni merasakan perutnya panas karena terlalu
banyak makan kurma kering.
30. Rasulullah
sering memberikan semangat dan motivasi agar mereka tetap tegar dan
bersabar.
31. Kadang
mereka diundang makan kenduri, dibawakan susu dan makanan istimewa lainnya,
misalnya “tsarid” (berupa bubur gandum bercampur minyak samin).
32. Rasulullah
sering mengunjungi mereka, menanyakan kondisi, duduk bersama, memotivasi mereka
agar selalu tekun belajar Al-Quran.
33. Ketika
Fatimah (puteri Rasulullah) melahirkan Hasan bin Ali, Nabi menyuruh bersedekah
kepada penghuni Shuffah seharga perak seberat rambut Hasan yang dicukur.
34. Nabi Muhammad
sering mengutamakan penghuni Ahli Shuffah dibandingkan kepentingan keluarga beliau
sendiri.
35. Rasulullah
menganjurkan kepada para sahabat untuk sering membantu para penghuni Shuffah.
36. Nabi
Muhammad sering mengirim Ahli Shuffah berdakwah ke luar daerah.
37. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 273.
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ
أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ
الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ
النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang
terikat (oleh jihad) di jalan Allah. Mereka tidak dapat (berusaha) di muka
bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya, karena menjaga diri
dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya. Mereka tidak
meminta kepada orang secara mendesak. Apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
38. Demikian
potret kehidupan awal Islam yang dibangun dengan gotong royong, kebersamaan,
dan saling menolong.
39. Islam
dibangun dengan prinsip pihak yang kelebihan membantu kebutuhan pihak yang kekurangan
dengan ikhlas karena Allah.
Daftar
Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5. Tafsirq.com
online.




0 comments:
Post a Comment