PENGERTIAN
KHALIFAH DI BUMI
Oleh:
Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
A. Pengertian
khalifah di bumi.
1. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 30.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي
جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” Mereka berkata,“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
2. Khalifah
punya 3 unsur saling berkait.
3. Dan
ditambah unsur ke-4 yang berada di luarnya.
4. Tapi
sangat menentukan arti khalifah dalam pandangan Al-Quran.
1) Manusia
sebagai khalifah.
2) Alam
semesta sebagai “ardh”.
3) Hubungan
manusia dengan alam semesta.
4) Pihak di
luar, yaitu Allah yang memberi tugas.
5. Nabi
Adam diangkat khalifah dalam bentuk tunggal, yaitu “inni” (sesungguhnya Aku).
6. Disambung
kata “jail” (akan mengangkat).
7. Pengangkatan
Nabi Daud memakai kata “inna” (sesungguhnya Kami).
8. Disambung
kata kerja lampau, yaitu “jaalnaka”
(Kami telah menjadikanmu).
9. Menurut
kaidah bentuk plural menunjukkan keterlibatan pihak lain bersama Allah.
10. Artinya
pengangkatan Nabi Daud sebagai khalifah ada pihak lain selain Allah, yaitu
masyarakat pengikutnya.
11. Pengangkatan
Nabi Adam ditampilkan bentuk tunggal, karena
khalifah berupa rencana.
12. Yaitu
“Aku akan mengangkat” dan tidak ada pihak lain bersama Allah yang terlibat.
13. Pengangkatan
Nabi Daud dan semua khalifah yang melibatkan masyarakat, dituntut memperhatikan
kehendak masyarakatnya.
14. Hubungan
sesama manusia dan alam semesta.
15. Bukan
hubungan penakluk dan yang ditaklukkan, atau hubungan tuan dengan budaknya.
16. Tetapi
hubungan bersama dalam kepatuhan kepada Allah.
17. Manusia
mampu mengelola alam semesta, hal itu bukan karena kekuatan manusia.
18. Tapi
karena Allah menundukkan alam semesta untuk manusia.
19. Al-Quran
surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 32.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ
ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ
الْأَنْهَارَ
Allah menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air hujan dari langit, kemudian Allah mengeluarkan dengan air hujan
itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu, dan Allah telah menundukkan
bahtera bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Allah telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
20. Al-Quran
surah Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat 13.
لِتَسْتَوُوا عَلَىٰ ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ
إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا
وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ
Agar kamu duduk di atas punggungnya
kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu jika kamu telah duduk di atasnya, dan agar
kamu mengucapkan, “Maha suci Allah yang telah menundukkan semua bagi kami,
padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.”
21. Khalifah
menuntut adanya interaksi sesama manusia
dan alam semesta sesuai petunjuk wahyu Allah.
22. Manusia
harus menemukan kandungannya sambil memperhatikan perkembangan lingkungannya.
23. Al-Quran
surah Az-Zukhruf (surah ke-43) ayat 32.
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ
قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ
فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ
خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Apakah
mereka yang membagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
24. Kurang
tepat jika kata “sukhriya” diartikan “menundukkan”.
25. Tetapi
“al-taskhir” adalah hubungan kedudukan sama.
26. Yang membedakan
hanya kemampuan masing-masing.
27. Dan
logis yang kuat lebih banyak memperoleh bagian.
28. Kata
“sikhriya” dalam surah Al-Mukminun menggambarkan ejekan dan tekanan kelompok
kuat terhadap “mustadh'afin”.
29. Kata
ata “sukhriya” menjelaskan hubungan interaksi yang diridai Allah.
30. Prinsip
pokok hubungan sesama manusia sarana memenuhi kebutuhan sehingga terjadi
keharmonisan.
31. Islam
tidak mengenal prinsip, “Anda boleh melakukan apa pun, asalkan tidak melanggar
hak orang lain”.
32. Tetapi
mengenalkan,”Mereka mendahulukan pihak lain, meskipun mereka sendiri butuh”.
33. Al-Quran
surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 9.
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ
مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ
حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan
orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin). dan mereka mengutamakan (orang-orang
Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang
mereka berikan). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka
orang-orang yang beruntung.
34. Prof.
Mubyarto menampilkan 5 hal pokok harus dipenuhi untuk mencapai keharmonisan
hidup manusia sebagai khalifah di bumi, yaitu:
1) Kebutuhan
dasar masyarakat harus terpenuhi.
Yaitu
butuh sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal), serta
harus bebas dari ancaman dan ketakutan.
2) Manusia
terjamin mencari nafkah untuk diri dan keluarganya, tanpa harus terlalu memeras
pikiran dan tenaganya.
3) Manusia
bebas memilih cara mewujudkan kehidupannya sesuai cita-citanya.
4) Tersedianya
peluang untuk mengembangkan diri sesuai bakat dan minatnya masing-masing.
5) Partisipasi
aktif dalam kehidupan sosial politik.
Sehingga setiap orang mampu menjadi subjek dan tidak hanya
menjadi objek orang lain.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
5. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment