Thursday, October 29, 2020

6078. DISKUSI JEJAKA DAN GADIS

 


DISKUSI JEJAKA DAN GADIS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Gadis: Kenapa sih kamu enggak mau bersentuhan tangan denganku? Emangnya aku ini hina, ya?

 

Jejaka: Bukan begitu, Mbak. Justru saya lakukan itu, karena saya sangat menghargai, Mbak, sebagai seorang Gadis.

 

Gadis: Maksudmu?

 

Jejaka: Coba saya tanya sama, Mbak, apakah boleh seorang rakyat jelata menyentuh tangan putri keraton yang dimuliakan?

 

Gadis: (Sambil mengernyitkan dahi) Tentu gak boleh sembarangan dong!

 

Jejaka: Nah, Islam mengajarkan bagaimana kami menghormati semua gadis, layaknya ratu yang saya ceritakan tadi. Hanya pangeran saja yang layak menyentuh tuan putri.

 

Gadis: (Sambil agak malu) Oh … terus kenapa sih mesti pakai menutup tubuh segala? Pakai kerudung lagi, ‘kan jadi gak keliatan seksinya?

 

Jejaka: (Mengupas kulit sebuah rambutan, lalu memakannya sebagian, dan mengambil sebuah lagi, sambil menyodorkan 2 buah rambutan itu, pada Gadis tersebut)

 

Jejaka: “Kalau Mbak harus memilih, pilih rambutan yang sudah saya makan, atau yang masih belum terbuka?” 

 

Gadis: (Sambil keheranan dan sedikit merasa jijik) Ih, ya jelas saya pilih yang masih utuh, mana mau saya makan bekas, Mas.

 

Jejaka: (Sembari tersenyum) Tepat sekali, semua orang pasti memilih yang utuh, bersih, terjaga.

 

Begitupun dengan Gadis. Islam mensyariatkan Gadis untuk berhijab dan menutup aurat, semata-mata untuk kemuliaan Gadis juga.

 

Gadis: Terima kasih, ya.

Aku semakin yakin untuk berhijab dan menutup aurat, Islam memang sangat memuliakan Gadis. Ngomong-ngomong, Mas sudah punya pacar belum?

 

Jejaka: Mmm.. Saya belum punya, dan bertekad tidak akan punya pacar.

 

Gadis: (Kebingungan) Lho, kenapa? Bukannya semua muda-mudi sekarang punya temen istimewa?

 

Jejaka: Begini, Mbak. Kira-kira, kalau Mbak diberi hadiah HP, ingin yang bekas atau yang masih baru?

 

Gadis: Ya jelas yang baru.

 

Jejaka: Kalau suatu saat Mbak menikah, mau pakai baju loakan yang harganya Rp50.000 untuk tiga potong, atau gaun istimewa yang harganya Rp20 juta ke atas?

 

Gadis: Ih, Mas ini. Ya pasti saya pilih gaun istimewa, mana mau saya pakai baju loakan, sudah bekas dipegang orang, gak steril lagi.

 

Jejaka: Nah, begitu juga Islam memandang pacaran, Mbak. Kami, diajarkan untuk menjunjung ikatan suci bernama pernikahan.

 

Jejaka: Menjadi pasangan yang saling mencintai karena Allah, yang menjaga kesucian dan kehormatan dirinya sebelum akad suci itu terucap.

 

Jejaka: Karena kami hanya ingin mempersembahkan yang terbaik untuk pasangan kami kelak.

 

Gadis: (Hatinya berdebar-debar tak menentu, kata-kata Jejaka tadi menjadi embun bagi hatinya yang selama ini hampa. Matanya pun menetes)

 

Gadis: “Mas, aku semakin merasa banyak dosa. Masihkah ada pintu taubat untukku dengan semua yang sudah aku lakukan?” tanya sang Gadis.

 

Jejaka: (Matanya berbinar, perkataannya berat) Mbak, jika diibaratkan seorang musafir yang kehilangan unta beserta makanan dan minumannya di gurun pasir yang tandus.

 

Jejaka: Maka, kebahagiaan Allah menerima tobat hamba-Nya, lebih besar daripada kebahagiaan musafir yang menemukan untanya kembali, setelah dia berputus asa.

 

Jejaka: Kalau kita datang dengan membawa dosa seluas langit, Allah akan mendatangi kita dengan ampunan lebih besar lagi.

 

Gadis: (Berderai air matanya, yang kemudian segera ia usap) Terima kasih, Mas, saya banyak mendapatkan pencerahan hidup. Semoga saya bisa berubah lebih baik.

 

Jejaka: Aamiin allahumma aamiin.

 

(Sumber: internet)

0 comments:

Post a Comment