PENGERTIAN UKHUWAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ukhuwah
artinya persaudaraan.
Dalam
bahasa Arab, kata “ukhuwah” terambil
dari akar kata
yang pada mulanya berarti “memperhatikan”.
Makna
asal memberi kesan “persaudaraan” mengharuskan
adanya “perhatian” semua pihak yang merasa bersaudara.
“Perhatian” pada mulanya
muncul karena adanya persamaan
orang yang bersaudara.
Pada
akhirnya “ukhuwah” diartikan “setiap
persamaan dengan pihak lain, baik
persamaan keturunan, dari segi ibu,
bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan”.
Secara
“majazi” kata “ukhuwah” (persaudaraan) mencakup
persamaan dalam salah satu unsurnya seperti suku, agama, profesi, dan perasaan.
Dalam
kamus bahasa Arab ditemukan kata “akh” yang
membentuk kata “ukhuwah” dipakai juga
dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.
Ukhuwah Islamiyah diartikan “Persaudaraan sesama
Islam”, atau “Persaudaraan sesama Muslim”.
Sehingga
kata “Islamiah” adalah “pelaku” ukhuwah
itu.
Pemahaman seperti ini kurang tepat, karena
kata “Islamiah” yang dirangkaikan dengan kata “ukhuwah” lebih tepat dipahami
sebagai “adjektiva”.
Ukhuwah
Islamiah artinya “Persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh
Islam”.
Al-Quran dan hadis Nabi memperkenalkan
bermacam-macam persaudaraan.
Dalam
bahasa Arab, kata “sifat” selalu disesuaikan dengan “yang disifatinya”.
Jika
“yang disifati” berbentuk “indefinitif” dan “feminin”, maka kata “sifatnya”
harus juga demikian.
Dalam
Al-Quran, kata “akh” (saudara) dalam
bentuk tunggal ditemukan 52 kali.
Kata
“akh” bisa bermacam-macam maknanya.
Al-Quran
surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 23, kata “akh” artinya “saudara kandung atau
saudara seketurunan”.
حُرِّمَتْ
عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ
وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ
وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي
فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا
دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ
مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ
ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Diharamkan
atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu
yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu
yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang
dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum
campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu
mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Al-Quran
surah Thaha (surah ke-20) ayat 29-30, kata “akh” artinya “saudara yang dijalin
dalam ikatan keluarga”.
وَاجْعَلْ
لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي هَارُونَ أَخِي
Dan
jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku.
Al-Quran
surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 65, kata “akh” artinya “saudara sebangsa,
meskipun bukan seagama”.
۞ وَإِلَىٰ
عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ
غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad
saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya?"
Al-Quran
surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 6-7, kata “akh” artinya “saudara sebangsa,
meskipun bukan seagama”.
وَأَمَّا
عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى
الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
Adapun
kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat
kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati
bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong
(lapuk).
Al-Quran
surah Shad (surah ke-38) ayat 23, kata “akh” artinya “saudara semasyarakat ,
meskipun berbeda paham”.
إِنَّ
هَٰذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ
أَكْفِلْنِيهَا وَعَزَّنِي فِي الْخِطَابِ
Sesungguhnya
saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku
mempunyai seekor saja. Maka dia berkata, “Serahkanlah kambingmu itu kepadaku
dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.
Al-Quran
surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 10, kata “akh” artinya “saudara seagama”.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Al-Quran
surah Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 13, menyatakan saudara sesama manusia.
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakanmu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antaramu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Al-Quran
surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 38, menyatakan saudara sesama makhluk.
وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ
ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan
tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment