PERKEMBANGAN DUNIA DIGITAL
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Perkembangan
dunia diukur dalam 3 gelombang, yaitu:
1) Material.
2) Media
teknologi.
3) Sistem
digital.
Sekarang
dunia berada di gelombang ke-3, yaitu sistem digital.
Gelombang material
Awalnya,
dunia berada di gelombang ke-1, yakni gelombang material.
1. Negara
hebat diukur seberapa luas dan banyak daerah jajahan.
2. Negara
Inggris, Portugis, Perancis, Belanda, dan yang lainnya, di era material dianggap
negara hebat.
3. Warga
terjajah menganggap penjajah bangsa nomor satu.
4. Negara
jajahan menganggap mereka lambang kesuksesan.
5. Dunia diukur oleh jumlah materi yang diperoleh
dari kuasa-menguasai.
6. Orang
hebat adalah orang punya banyak tanah.
7. Ia
kaya raya tiada tanding.
Media teknologi
Kemudian
era itu tergilas gelombang ke-2, yaitu media teknologi.
1. Negara
kaya teknologi dianggap hebat, karena bisa mengalahkan negara kaya material.
2. Jepang
membumbung tinggi kehebatannya, meskipun baru kalah perang dari penjajah akibat
teknologi mobil, mesin, pesawat, dan lainnya.
3. Negara
lain melirik dan menyatakan salut dengan negara penemu dan pemperkaya
teknologi.
4. Mereka
salut dengan Jepang, Korea, AS, Jerman, dan sebagainya.
5. Orang
kaya karena luas tanah dikalahkan oleh orang yang punya teknologi.
6. Ia
hanya punya traktor, tetapi kekayaannya mengalahkan orang yang punya tanah luas.
7. Berbondong-bondong
orang melirik kehebatan teknologi.
8. Pabrik
diperbesar.
9. Temuan
baru diperkuat dengan sentuhan teknologi.
10. Tapi, era
teknologi ternyata tidak langgeng.
Sistem digital
Kemudian
muncul gelombang ke-3, yaitu sistem digital.
1. Negara
berteknologi tinggi dikalahkan oleh negara yang punya sistem.
2. Finlandia
terkenal bukan karena teknologinya tetapi karena sistem yang dibangunnya.
3. Orang
kaya berkat teknologi disalip oleh orang yang punya sistem.
4. Orang
tidak punya gedung, tidak punya mobil tapi bisa kaya karena sistem.
5. Dia
penemu sistem digital, Gojek, Alibaba, dan seterusnya.
6. Tanpa
kantor, akibat punya sistem, seseorang dapat penghasilan besar karena kreatif
dan inovatif.
(Sumber: Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.)
(Guru
Besar Universitas Negeri Surabaya)
0 comments:
Post a Comment