HAGIA
SOPHIA PINTU ISLAM KE EROPA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.
SEBELUM
ditaklukkan, Konstantinopel jadi hambatan besar bagi
tersebarnya Islam di Benua Eropa.
2.
Setelah
penaklukan, ia seperti membuka jalan yang lebar bagi dakwah
Islam untuk menyebar ke Benua Eropa dengan kekuatan dan
kedamaian, lebih dari masa sebelumnya.
3.
Prof
Ali Muhammad Shalabi dalam Bangkit
dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah menyebut penaklukkan Konstantinopel
peristiwa paling monumental dalam sejarah dunia, dan secara khusus di mata
sejarah Eropa dalam hubungannya dengan Islam.
4.
Para
sejarawan Eropa dan mereka yang sepaham, menganggap penaklukkan Konstantinopel
sebagai akhir abad pertengahan dan titik awal abad modern.
5.
Sultan Muhammad Al-Fatih melakukan
penertiban berbagai masalah di Konstantinopel.
6.
Melakukan
pembentengan kembali dan menjadikannya sebagai ibukota Khilafah Ustmaniyah.
7.
Dia
menyebut kota itu Islambul yang berarti kota Islam.
8.
Dalam
perjalanan waktu, lebih dikenal Istambul.
9.
Penaklukan
Konstantinopel tak hanya sekadar menjadikan kota ini takluk di bawah kekuasaan
Utsmaniyah saja.
10. Tapi titik tolak dakwah Islam ke
seluruh Eropa, khususnya semenanjung Balkan.
11. “Dia (Muhammad Al-Fatih) sangat
bersemangat dalam menyebarkan Islam ke segala penjuru dunia,” ungkap Muhammad
Said Mursi dalam Tokoh-Tokoh
Besar Islam Sepanjang Sejarah.
12. Tujuan utama penaklukan Muhammad
Al-Fatih adalah mendakwahkan Islam kepada wilayah yang berhasil ditaklukkan.
13. Mursi menyatakan misi dakwah yang
dilakukan Muhammad Al-Fatih tergambar saat jatuhnya Konstantinopel.
14. Dia langsung mengubah gereja megah Hagia Sophia untuk dialihfungsikan
menjadi masjid.
15. Mengganti nama kota menjadi Islambul
yang berarti kota Islam.
16. Tujuan utama pembebasan
Konstantinopel adalah untuk menyeru manusia kepada Islam.
17. Muhammad Al-Fatih selalu berpegang
teguh terhadap etika atau adab yang ditentukan oleh syariat Islam dalam
memperlakukan wilayah yang telah dibebaskan.
18. Shalabi menceritakan bahwa Sultan
Muhammad Al-Fatih memperlakukan penduduk Konstantinopel dengan cara yang ramah
dan penuh rahmat.
19. Sultan memerintahkan tentaranya
untuk berlaku baik dan toleran pada para tawanan perang.
20. “Bahkan dia telah menebus sejumlah
tawanan dengan mempergunakan hartanya sendiri. Khususnya para pangeran yang
berasal dari Yunani dan para pemuka agama Kristen,” tulisnya.
21. Keberhasilan dalam penaklukan
Konstantinopel merupakan pembuka bagi perkembangan Islam di Eropa.
22. Menurut Shalabi, bahwa sebelum
ditaklukkan, Konstantinopel telah menjadi hambatan besar bagi tersebarnya Islam
di benua Eropa.
23. Ahmad Al-Usairy dalam Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga
Abad XX juga berpendapat penaklukan Al-Fatih berarti jalan pembuka bagi
Islam untuk masuk ke benua Eropa dengan kekuatan dan kedamaian lebih dari
masa-masa sebelumnya.
24. Menurutnya, pascapembebasan
Konstantinopel agama Islam lebih tersebar luas di benua Eropa dengan kekuatan (jihad) dan kedamaian (dakwah) khususnya wilayah
semenanjung Balkan, Eropa Timur dan Eropa Tengah.
25. Karena pembebasan Konstantinopel
sebagai titik tolak untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh Eropa.
26. Tentu pembebasan Konstantinopel yang
dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih tersebut bukanlah akhir dari pembebasan yang
dilakukannya.
27. Tapi sebagai batu loncatan
membebaskan wilayah lain di benua Eropa bagian Timur tersebut.
28. Menurut H.J. Van Den Berg dalam
Sejarah Dunia, Jilid II; Sejarah Negeri-negeri Sekitar Laut Tengah dan Sejarah
Eropah Sampai Tahun 1500.
29. Penaklukan Byzantium bukanlah akhir
gerakan sultan Turki itu.
30. Tapi permulaan dari pada rangkaian
penaklukan, yang dilakukannya di seluruh Balkan.
31. Boleh dikatakan, menurutnya, seluruh
Jazirah Balkan dapat ditaklukkan oleh Sultan yang masih muda itu.
32. Bosnia, Walachia, Moldavia, Albania
dimasukkan ke dalam wilayah Utsmani.
33. Ajid Thohir dalam Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam juga mencatat.
34. Setelah berhasil menaklukkan
Konstantinopel Muhammad Al-Fatih melanjutkan serangkaian penaklukan untuk
membebaskan seluruh jazirah Balkan yang meliputi semenanjung Maura, Serbia,
Albania hingga ke perbatasan Bundukia.
35. Philip K. Hitti dalam History of The
Arabs menambahkan penaklukan Konstantinopel secara formal mengantar negara ini
pada satu era baru.
36. Muhammad Al-Fatih telah mengantarkan
kesultanan Utsmani mencapai puncak kejayaannya dan tersebarnya Islam ke
berbagai bumi Eropa.
37. Pengaruh
di Eropa.
38. Maka wajar jika kaum Nasrani Barat
sangat terpengaruh dengan kabar ditaklukannya Konstantinopel.
39. Mereka dilanda rasa takut luar
biasa, rasa duka yang dalam, serta gundah-gulana berkepanjangan.
40. Hidup mereka dibayangi ketakutan
jika sewaktu-waktu pasukan Islam akan menyerbu mereka dari arah Istambul.
41. Shalabi menyatakan para penyair dan
sastrawan-sastrawan Barat berusaha sekuat mungkin meniupkan api kebencian dan
semburan amarah ke dalam dada setiap warga Nasrani Eropa kepada Islam dan kaum
muslimin.
42. Para pangeran dan raja-raja
mengadakan pertemuan panjang dan terus-menerus.
43. Mereka menyeru orang-orang Nasrani
untuk melupakan perselisihan dan sengketa di antara mereka sendiri.
44. Menurut Ash-Shalabi, kalau mau
dikatakan, mungkin mereka akan berkata "Lupakan segala perbedaan. Mari
bersatu menghadapi Turki Utsmani!”
45. Paus Nicholas V adalah orang yang
paling terpukul dengan kabar jatuhnya Konstantinopel.
46. Dia mengeluarkan semua tenaga,
energi, waktu, dan semangat untuk menyatukan semua negara di Italia, serta
mengobarkan semangat berperang melawan kaum muslimin.
47. Dia sendiri lalu memimpin sebuah
konferensi di Roma.
48. Dalam konfrensi tersebut diumumkan
tekad negara-negara Eropa untuk membangun aliansi, saling bahu-membahu di
antara mereka, serta mengerahkan semua kekuatan melawan musuh bersama.
49. Hampir saja aliansi negara-negara
ini rampung, kalau saja Paus Nicholas V tidak meninggal akibat benturan keras,
saat dia mendengar kabar jatuhnya Konstantinopel ke tangan orang-orang Utsmani.
50. Kejatuhan kota itu telah menimbulkan
kesedihan mendalam.
51. Dia meninggal seketika dengan
memendam duka-lara sangat dalam pada tanggal 25 Maret tahun 1455 M.
52. Shalabi juga menyebut Pangeran
Philip dari Burgondia juga sangat bersemangat menyerukan raja-raja Nasrani
untuk berperang melawan kaum muslimin.
53. Apa yang dia lakukan diikuti para
pangeran dan para jagoan penunggang kuda, serta pengikut fanatik agama Nasrani.
54. Pemikiran untuk memerangi kaum
muslimin ini menjelma menjadi “akidah suci” yang mendorong mereka menyerang negeri-negeri
kaum muslimin.
55. Tentu kita masih ingat slogan
penjajahan Eropa, “Gold, Gospel, Glory” (emas, gereja, kejayaan).
56. Paus di Roma sendiri memimpin perang
orang-orang Nasrani melawan kaum muslimin.
57. Sedangkan Sultan Muhammad Al-Fatih
selalu siaga dengan semua gerakan yang dilakukan pihak-pihak Nasrani.
58. Dia merencanakan secara jeli dan
merealisasikan strategi-strategi yang dianggap cocok untuk memperkuat
pemerintahan dan negaranya, serta menghancurkan kekuatan musuh-musuhnya.
59. Sedangkan negara-negara yang
bertetangga dengan Sultan Muhammad Al-Fatih seperti Amasia, Murah dan Trabzon,
mereka terpaksa memendam perasaan yang tersimpan di dasar hati mereka sendiri.
60. Secara zahir mereka menampakkan rasa
kegembiraan dan mengutus utusan kepada Sultan di Adrianapole untuk memberi
ucapan selamat atas kemenangan yang gilang gemilang itu.
61. Paus Pius ll dengan kemampuan khutbah
berusaha sekuat tenaga membangun rasa kebencian memuncak di dalam dada orang
orang Nasrani, baik masyarakat umum, kalangan raja-raja, atau para tentara.
62. Sebagian dari negeri itu telah siap
siaga untuk merealisasikan ambisi Paus Pius II untuk melumat pemerintahan
Utsmani.
63. Namun saat waktunya tiba,
negara-negara Eropa urung berangkat karena mereka menghadapi banyak masalah di
negeri mereka sendiri.
64. Perang 100 tahun yang berlangsung di
Eropa telah memporak-porandakan lnggris dan Prancis.
65. Spanyol sedang disibukkan dengan
pengusiran orang-orang muslim yang berada di Andalusia.
66. ltalia berkonsentrasi menjalin
hubungan dengan pemerintahan Utsmani, walaupun secara terpaksa, karena semata
cinta harta.
67. Kampanye Salibisme ini berakhir
dengan meninggalnya Paus Pius.
68. Akhirnya Hungaria dan Venezia harus
menghadapi pasukan Utsmani sendirian.
69. Adapun Venezia segera mengadakan
perjanjian damai secara jujur dengan pemerintahan Utsmani demi menjaga
kepentingan-kepentingannya.
70. Hungaria akhirnya kalah sehingga
tentara Utsmani berhasil menjadikan Serbia, Yunani, Valachi, dan Krym, serta
pulau-pulau utama di Arkhabil sebagai bagian dari wilayahnya.
71. Semua itu berlangsung dalam waktu
sangat singkat. Sultan Muhammad Al-Fatih mampu menaklukkan mereka dan
memporakporandakan kesatuan mereka dan mengambil negeri itu.
72. Paus Pius II dengan segala kecakapan
yang dimiliki ingin meraih ambisi besar:
73. Pertama, berusaha meyakinkan
orang-orang Nasrani agar tetap memeluk agama Nasrani, sementara dia sendiri
tidak mengirim para pendakwah Nasrani Untuk tujuan ini.
74. Dia hanya menulis surat kepada
Sultan Muhammad Al-Fatih dan memintanya untuk mendukung agama Nasrani
sebagaimana dukungan yang dilakukan oleh Constantine dan Colovies.
75. Dalam surat itu dia menjanjikan
bahwa dia akan mengampuni semua dosa-dosanya jika dia memeluk agama Nasrani
dengan tulus ikhlas.
76. Menurut Shalabi, dia juga
menjanjikan akan memberkatinya dan melindunginya, serta akan memberikan jaminan
bagi dirinya untuk masuk surga.
77. Tentu saja ajakan ini ditolak oleh Sultan.
78. Sultan telah mengubah gereja Hagia
Sophia menjadi masjid, selanjutnya menjadi pijakan untuk seterusnya terus
mendakwahkan Islam ke seluruh Eropa.
(Sumber:
internet)

HAGIA SOPHIA
TURKI
0 comments:
Post a Comment