RASULULLAH DAKWAH KEPADA
KERABATNYA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Periode dakwah Nabi
Muhammad.
Nabi Muhammad menyiarkan Islam dalam 2
periode.
1)
Periode Mekah.
Sekitar 13 tahun, saat Nabi umur
40 - 53 tahun.
2)
Periode Madinah.
Sekitar
10 tahun, saat Nabi umur 53 - 63 tahun
Periode Mekah dibagi dalam 3 tahap.
1) Secara
sembunyi 3 tahun, saat Nabi umur 40 - 43 tahun.
2) Dakwah
terbuka 7 tahun, saat Nabi umur 44 - 50 tahun.
3) Dakwah
terbuka di luar kota Mekah 3 tahun, saat Nabi umur 50 tahun sampai hijrah ke
Madinah umur 53 tahun.
RASULULLAH MULAI DAKWAH SECARA TERBUKA
Turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah
berdakwah secara terbuka.
RASULULLAH DAKWAH KEPADA PARA KERABATNYA DI MEKAH
Al-Quran surah Asy-Syuara
(surah ke-26) ayat 214.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat,
Awal
surah Asy-Syuara menyebutkan kisah Nabi Musa menjadi nabi.
Hijrah
bersama Bani lsrael, selamat dari kejaran Firaun, hingga tenggelamnya Fir’aun
dan pengikutnya.
Kisahnya
memuat tahapan Nabi Musa menyeru Fir’aun dan kaumnya kepada Allah.
Kisah
itu disampaikan agar Rasulullah dan pengikutnya punya sedikit gambaran hal akan
dihadapinya yaitu pendustaan dan tekanan selama dakwah.
Surah
ini juga memuat kesudahan yang dialami orang-orang yang mendustakan para rasul.
Termasuk
kaumnya Nabi Nuh, Ad, Tsamud, kaumnya Nabi lbrahim, Nabi Luth, dan Ashabul
Aikah.
Agar
orang-orang yang mendustakan para rasul mengetahui hukuman yang bakal
menimpanya.
Dan
orang-orang beriman agar mengetahui kesudahan yang baik bagi mereka.
RASULULLAH MENGUMPULKAN
PRA KERABAT TERDEKAT
Setelah
turun ayat di atas, Rasulullah mengundang Bani Hasyim.
Yang datang memenuhi undangan 45 orang.
Sebelum
Rasulullah bicara, Abu Lahab mendahului berbicara.
“Mereka
yang hadir di sini adalah paman-pamanmu sendiri dan anak-anaknya.
Maka
bicaralah jika ingin bicara dan tidak perlu bersikap kekanak-kanakan.
Ketahuilah
bahwa tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi terhadap kaummu.
Dengan
begitu aku berhak menghukummu.
Biarkan
urusan Bani Bapakmu.
Jika
engkau tetap bertahan pada urusanmu, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada
semua kabilah Quraisy menerkammu dan seluruh bangsa Arab ikut campur tangan.
Engkau
tidak pernah melihat seorang pun dari Bani Bapakmu yang berbuat macam-macam
seperti dirimu saat ini.”
Rasulullah
hanya diam saja dan tidak berbicara apa pun dalam pertemuan itu.
RASULULLAH MENGUNDANG BANI
HASYIM LAGI
Dalam
pertemuan kedua ini Rasulullah bersabda,
“Segala
puji bagi Allah dan aku memuji-Nya, mohon pertolongan, percaya, dan tawakal
kepada-Nya.
Aku
bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan tak sekutu bagi-Nya.
Sesungguhnya,
seorang pemandu tidak akan mendustakan keluarganya.
Demi
Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepada kalian khususnya dan kepada manusia secara umum.
Demi
Allah, kalian benar-benar akan mati seperti tidur nyenyak dan akan dibangkitkan
layaknya bangun tidur.
Kalian
akan dihisab terhadap apa pun yang kalian perbuat dan di sana ada surga abadi
dan neraka abadi pula.”
Abu
Thalib berkata,
”Aku
mendukung apa yang engkau sukai, maka lanjutkan apa yang diperintahkan
kepadamu.
Tapi, aku tak akan meninggalkan agama Bani
Abdul Muthtalib.”
Abu
Lahab berkata,
“Demi
Allah, ini kabar buruk. Ambil tindakan terhadapnya, sebelum orang lain melakukannya.”
Abu
Thalib berkata,
“Demi
Allah, kami akan melindunginya selama kami masih hidup.”
Daftar
Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment