CELAKA DI AKHIRAT JIKA
TIMBANGAN JELEKNYA LEBIH BANYAK
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Al-Quran melukiskan
orang yang dikendalikan nafsu.
Dan
dikuasai bayangan kekayaan material sebagai manusia:
Sangat angkuh dan
berlaku sewenang-wenang.
Menduga bahwa
kemampuannya akan mengabadikannya.
Akhirnya dia berpaling
membelakangi Tuhannya.
Will Durant
berpendapat,
”Agama tidak bisa
tumbuh subur saat kemajuan material membumbung tinggi.
Saat itu manusia membebaskan
diri dari ikatan rohani.
Bahkan menciptakan
pandangan hidup.
Yang dijadikan dalih
meninggalkan tuntunan agama”.
Pandangan pakar
yang hidup di Barat ini terbukti benar di Barat.
Dan sejalan dengan
info yang disampaikan Al-Quran.
Hal ini bukan berarti
Al-Quran menilai harta benda suatu yang jelek.
Dan harus dihindari.
Karena Al-Quran
menyebut harta dengan “al-khair”.
Yang artinya
“kebaikan”.
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) surat 180.
كُتِبَ عَلَيْكُمْ
إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ
لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Diwajibkan atasmu,
apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia
meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
Al-Quran mengecam
perlombaan penumpukan harta kekayaan.
Untuk berbangga,
kesombongan, berfoya-foya.
Dan mengabaikan orang
miskin.
Nabi bersabda,
”Salah satu yang
paling kutakuti menimpa kalian.
Yaitu gemerlapnya
harta benda,"
Sahabat
bertanya,
”Wahai Nabi, apakah
“al-khair” (sesuatu yang baik) dapat berbuah kejelekan?"
Nabi bersabda,
”Kebaikan akan
membuahkan kebaikan.
Tapi ada tumbuhan yang
bisa membinasakan manusia.
Dan ada hewan yang
melahapnya sampai kenyang.
Dan kotorannya
berceceran.
Yang bisa membahayakan
manusia”.
Rasulullah bersabda,
”Jika kamu
melahap makanan.
Maka kamu merasakan lezatnya.
Tetapi jika dengan
ikhlas kamu menyerahkan.
Sebagian makanan itu
kepada orang yang butuh.
Maka kamu akan ikut
merasakan bahagia.
Yang dirasakan orang
lain”.
Kebahagiaan adalah
dambaan tiap orang.
Jika orang bersedia
mengurangi sebagian haknya.
Dan menambahkan
kewajibannya.
Maka orang itu akan
merasakan lebih bahagia.
Kemajuan dan
kebahagiaan.
Jangan hanya diukur
dengan penambahan kekayaan.
Peningkatan pelayanan.
Dan kecepatan
bergerak.
Tapi juga harus diukur.
Dengan bebas dari rasa
takut terhadap penderitaan.
Dan kecemasan
lahir batin.
Menurut Al-Quran orang
yang akan bahagia di akhirat kelak.
Yaitu orang yang nilai
timbangan kebaikannya lebih berat daripada kejelekannya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2. Shihab, M. Quraish
Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit
Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish.
E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment