Wednesday, September 22, 2021

11194. ANALOG ALLAH DAN MAKHLUK SEPERTI LILIN DAN CAHAYANYA

 



ANALOG ALLAH DAN MAKHLUK SEPERTI LILIN DAN CAHAYANYA

Oleh: Drs HM Yusron Hadi, MM

 

 

Apakah Allah berwujud.

Jawabnya,

“Ya, Allah berwujud.”

Jika tak berwujud, maka tak ada.

 

Ada 20 sifat wajib Allah, yaitu:

1.      Wujud (ada).

2.      Qidam (awal).

3.      Baqa (kekal).

4.      Mukholafatul lil hawadis (berbeda dengan makhluk)

5.      Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri).

6.      Wahdaniyah (tunggal).

7.      Qudrat (berkuasa).

8.      Iradat (berkehendak).

9.      Ilmun (mengetahui).

10.       Hayat (hidup).

11.       Samak (mendengar).

12.       Basar (meihat).

13.       Qalam (berfirman).

14.       Qadiran (berkuasa).

15.       Muridan (berkehendak).

16.       Aliman (mengetahui).

17.       Hayyan (hidup).

18.       Samian (mendengar).

19.       Bashiran (melihat).

20.       Mutakkaliman (berkata-kata).

 

Yang nomor satu sifat Allah adalah wujud.

 

Al-Quran surah Al-Hadid (surah ke-57) ayat 3.

 

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

Dia Allah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

 

ARTI LAHIR DAN BATIN

Yang Lahir artinya kelihatan,  tampak dari luar, dan bisa dilihat dengan mata.

 

Yang Batin artinya tak kelihatan,  tersembunyi, dan gaib.

 

Dalam fisika ada materi dan energi.

Materi adalah benda, bahan, dan segala sesuatu yang tampak.

 

Dalam materi ada energinya.

Energi adalah tenaga.

 

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.

Misalnya untuk energi listrik dan mekanika.

 

Energi adalah daya (kekuatan) yang dapat dipakai untuk melakukan berbagai proses kegiatan.

 

Misalnya bagian dari suatu bahan atau tidak terikat pada bahan.

Seperti sinar matahari.

 

Rumus Albert Einstein yang terkenal

 

E = m.c2

 

E adalah energi

m adalah materi.

c adalah kecepatan cahaya.

 

Artinya materi bisa muncul dari energi

Dan energi bisa muncul dari materi.

 

Materi jika dihancurkan akan menjadi energi.

Dan energi jika diolah dengan cara tertentu bisa kembali menjadi materi lagi.

 

Misalnya, kayu dibakar

Maka akan menghasilkan panasnya api, abu, dan arang.

 

Kayu itu materi yang bisa dilihat.

 

Panas itu energi yang bisa dirasakan.

Tapi panas tak bisa dilihat.

 

Hal ini disebut berwujud.

 

Yaitu wujud materi berupa kayu.

Dan wujud energi berupa panas.

 

Wujud itu tak selalu tampak dan bisa dilihat dengan mata manusia.

 

Dalam surah Al-Hadid di atas dijelaskan.

Bahwa yang lahir (tampak) dan yang batin (tersembunyi) semuanya diliputi oleh Allah.

 

Yaitu dalam waktu bersamaan bahwa Allah itu tampak dan tersembunyi.

 

Pengaruh ukuran benda.

 

Mata manusia hanya mampu melihat benda  ukurannya sedang saja.

 

Benda terlalu besar.

Tak bisa dilihat oleh mata manusia.

 

Dan benda terlalu kecil.

Juga tak bisa dilihat oleh mata manusia.

 

Pengaruh jarak suatu benda.

Mata manusia hanya bisa melihat benda dalam jarak tertentu saja.

 

Benda terlalu jauh.

Tak bisa dilihat oleh mata manusia.

 

Dan benda terlalu dekat.

Juga tak bisa dilihat oleh mata manusia.

 

Padahal bendanya ada.

Tapi tak bisa dilihat.

 

Pengaruh cahaya.

Terlalu terang, tak bisa dilihat.

Dan terlalu gelap, juga tak bisa dilihat.

 

Artinya kemampuan manusia  serba terbatas.

 

 

Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 103.

 

لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

 

Dia Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedangkan Dia Allah dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dia Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

 

 

Apakah wujud Allah itu?

Jawabnya,

 

“Wujud Allah adalah Yang Lahir (tampak) dan  Yang Batin (tersembunyi) diliputi semuanya”.

 

Tapi bukan berarti.

Yang Lahir (tampak) bisa dilihat oleh mata manusia.

 

Karena mata manusia sangat terbatas.

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 30.

 

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

 

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?

 

 

Menurut fisika modern alam semesta tersusun dari 5 variabel, yaitu:

 

1.      Dimensi ruang.

Yaitu wadah alam semesta. Ukuran luasnya  belum diketahui sampai sekarang.

 

2.      Dimensi waktu.

Yaitu ukuran waktu.

Misalnya waktu lalu, sekarang, dan akan datang.

 

3.      Materi.

4.      Energi.

Materi dan energi saling berinteraksi.

 

5.      Informasi.

 

Menurut Al-Quran alam semesta dulunya padu.

Semuanya berasal dari Allah.

 

Kelak, semuanya akan kembali kepada Allah.

 

Allah Yang Maha Awal.

Dan Allah Yang Maha Akhir.

 

Al-Quran surah Qaf (surah ke-50) ayat 16.

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

 

 

Al-Quran menjelaskan.

Bahwa Allah lebih dekat kepada manusia dibanding urat lehernya.

 

Manusia dan urat lehernya sendiri tak punya jarak.

 

Karena urat leher manusia berada di dalam dirinya.

Manusia dan urat lehernya tak ada jarak.

 

Tapi Allah lebih dekat kepada  manusia.

Dibanding jaraknya manusia dengan urat lehernya sendiri.

 

Muncul pertanyaan.

Jika Allah dan makhluk-Nya tak punya jarak.

 

Apakah Allah sama dengan makhluk-Nya.

 

Jawabnya, “Jelas tak sama”.

 

Allah jelas tak sama dengan makhluk-Nya.

 

Pencipta tak mungkin sama dengan yang diciptakannya.

 

Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 35.

 

۞ اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

 

 

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

 

 

Analog Allah dan makhluk menurut Al-Quran.

 

Allah dimisalkan lilin atau pelita yang mengeluarkan cahaya.

 

Artinya cahaya berasal dari pelita.

 

Jika pelita tak ada.

Maka tak ada cahaya.

 

Pelita dan cahaya tak bisa dipisahkan.

Karena cahaya adalah eksistensi dari pelita.

 

Cahaya berasal dari pelita.

Tanpa pelita maka tak ada cahaya.

 

 

Kesimpulannya.

1.      Allah meliputi segala sesuatu.

2.      Semua makhluk dan seluruh alam semesta berada “di dalam” Allah.

 

3.      Allah berbeda dengan semua makhluk-Nya.

 

4.      Allah tak butuh ruang dan waktu.

 

Ruang dan waktu adalah makhluk.

Ruang dan waktu ada “di dalam” Allah.

Allah ada di mana-mana.

Karena Allah meliputi segala sesuatu.

Allah meliputi yang tampak dan yang gaib.

 

Allah tak berada di alam semesta.

Karena alam semesta itu makhluk ciptaan Allah.

 

Allah tak berada di dalam surga.

Karena surga itu makhluk ciptaan Allah.

 

Allah tak berada di akhirat

Karena akhirat itu makhluk ciptaan Allah.

 

Semua makhluk asalnya tak ada.

Lalu diciptakan oleh Allah.

 

Sebelum ada sesuatu.

Yang ada cuma Allah saja.

 

Allah Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir.

 

5.      Analognya, Allah dimisalkan lilin atau pelita.

Dan makhluk ibarat cahaya dari pelita.

 

6.      Lilin dan cahayanya tak bisa dipisahkan.

Tapi lilin tak sama dengan cahaya yang dipancarkannya.

 

Menurut fisika modern warna cahaya itu jutaan berupa spectrum kontinum.

 

7.      Spectrum macamnya makhluk itu jumlahnya tak terhingga.

 

Tapi penciptanya hanya satu.

Yaitu Allah Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir.

 

Puncaknya adalah kalimat tauhid, yaitu:

Tak ada tuhan, selain Allah.

 

Semua makhluk yang jumlahnya tak terhingga.

Jika dibandingkan dengan Allah. Maka  nilainya nol.

 

Artinya hanya Allah Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir.

 

Yang lainnya tidak ada.

Atau nol.

 

 

 

 

 (Sumber Agus Mustofa)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment