SEJAK KAPAN ALLAH
ADA
Oleh: Drs HM
Yusron Hadi, MM
Periode dakwah
Rasulullah.
1. Periode
Mekah.
2. Periode
Madinah.
PERIODE MEKAH
Periode Mekah
sekitar 13 tahun.
Saat Rasulullah
umur 40 - 53 tahun.
Periode Madinah
sekitar 10 tahun.
Saat Rasulullah
umur 53- 63 tahun.
Selama 13
tahun di Mekah.
Rasulullah banyak
menerima ayat Al-Quran untuk memperkuat akidah tauhid.
Sebagai isyarat
bahwa umat lslam dalam belajar akidah tauhid.
Perlu waktu
lama.
1. Pertanyaan,
“Di mana Allah?”
Hal itu menyangkut
masalah ruang.
2. Pertanyaan,
“Sejak kapan Allah
ada?”
Hal itu menyangkut
masalah waktu.
3. Pertanyaan,
“Allah terbuat dari apa.”
Hal itu menyangkut
masalah materi dan energi.
Padahal ruang, waktu, materi, dan energi
semuanya adalah ciptaan Allah.
Tak mungkin
Allah “di dalam ciptaan-Nya”.
Yang benar ruang, waktu,
materi, dan energi berada “di dalam” Allah.
Jadi pertanyaan,
Di mana Allah?
Sejak kapan Allah
ada?
Allah terbuat dari
apa?
Semuanya tak logis
dan tak relevan.
Materi dan
energi berasal dari Allah.
Tapi Allah
bukan materi dan bukan energi.
Allah mengenalkan
eksistensi diri-Nya dengan bahasa manusia.
Tapi bahasa
manusia sangat terbatas.
Dan pasti tak mampu
mewadahi eksistensi Allah.
Pasti yang
dipahami lewat bahasa manusia bukan Allah sepenuhnya.
Yaitu persepsi
Allah yang mutlak dengan sudut pandang manusia.
Yang relatif sangat
terbatas.
Sudut pandang
manusia itu berusaha memahami secara parsial.
Tapi harus
dilakukan.
Al-Quran surah
An-Nisa (surah ke-4) ayat 126.
وَلِلَّهِ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
مُحِيطًا
Kepunyaan Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan
adalah Allah
Maha Meliputi segala sesuatu.
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 115.
وَلِلَّهِ
الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ
إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Dan kepunyaan Allah timur dan barat, maka kemana pun kamu
menghadap di situ wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Al-Quran surah
Qaf (surah ke-50) ayat 16.
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ
أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
Al-Quran surah
An-Nur (surah ke-24) ayat 35.
۞ اللَّهُ نُورُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ
مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ
زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي
اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya
Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis),
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.
Allah mengenalkan diri-Nya terkait dengan waktu.
Al-Quran surah
Al-Hadid (surah ke-57) ayat 3.
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ
وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dia Allah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Lahir dan Yang Batin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
ARTI LAHIR DAN
BATIN
Yang Lahir
artinya kelihatan, tampak dari luar, dan
bisa dilihat dengan mata.
Yang Batin
artinya tak kelihatan, tersembunyi, dan
gaib.
Analog Allah dan
makhluk menurut Al-Quran.
Allah dimisalkan
lilin atau pelita yang mengeluarkan cahaya.
Artinya cahaya
berasal dari pelita.
Jika pelita
tak ada.
Maka tak ada
cahaya.
Pelita dan
cahaya tak bisa dipisahkan.
Karena cahaya
adalah eksistensi dari pelita.
Cahaya berasal
dari pelita.
Tanpa pelita
maka tak ada cahaya.
Kesimpulannya.
1. Allah
meliputi segala sesuatu.
2. Semua
makhluk dan seluruh alam semesta berada “di dalam” Allah.
3. Allah
berbeda dengan semua makhluk-Nya.
4. Analognya,
Allah dimisalkan lilin atau pelita.
Dan makhluk ibarat cahaya dari pelita.
5. Lilin
dan cahayanya tak bisa dipisahkan.
Tapi lilin tak sama dengan cahaya yang dipancarkannya.
DIMENSI RUANG DAN
WAKTU.
Ruang dan
waktu tak bisa dipisahkan.
Ruang adalah
wadahnya.
Waktu adalah
ukuran pergerakan peristiwanya.
Jika ruangnya
berkembang.
Maka ada
waktu.
Jika ruangnya tak
berkembang.
Maka tak ada
waktu.
Jika waktunya
tak bergerak.
Maka ruangnya
tak berkembang.
Dimensi ruang
dan waktu tak terpisahkan.
Dulu, asalnya
materi alam semesta bentuknya padu.
Karena ledakan.
Maka muncul energi.
Sehingga jarak
materi menjauh.
Dan muncul ruangan.
Karena ruangnya
berkembang.
Maka muncul urutan
waktu.
Allah Maha Mengetahui.
Allah Maha Mengetahui
sebelum ada waktu, setelah ada waktu, dan setelah waktu hilang.
Semuanya diketahui
oleh Allah.
Allah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Lahir dan Yang Batin.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(Sumber Agus Mustofa)
0 comments:
Post a Comment