Thursday, September 23, 2021

11220. TAHUN 1965 WARGA NU DIBUNUH OLEH PKI BANYUWANGI

 




TAHUN 1965 WARGA NU DIBUNUH OLEH PKI BANYUWANGI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Jebakan Pengajian Maut PKI Di Banyuwangi.

Umat Islam Diracun Lalu Dibunuh

 

 

JEBAKAN PENGAJIAN MAUT PKI

Pada 18 Oktober 1965.

 

Warga Dusun Krajan Desa Cemetuk.

Kec Cluring Kab Banyuwangi.

 Jawa Timur.

 

Berbondong-bondong ke rumah Pak Lurah.

 

Mereka mendapat undangan pengajian.

 

Atas nama NU.

 

Padahal aslinya undangan dari PKI.

 

Tapi mereka menyamar sebagai Banser dan Fatayat.



Lurah Desa Cemetuk.

 

Yaitu Matulus adalah  dedengkot PKI.

 

Dia sengaja menjebak warga desa.

 

Terutama para aktivis Banser dan Anshor.

 

Dalam pengajian itu.



Para anggota Gerwani ikut bagian konsumsi.

 

Mereka memakai kerudung.

 

Dan seragam warna hijau.

 

Khas Fatayat NU.

 

Mereka juga menyenandungkan selawat Nabi.

 

 

Sebagian Gerwani bertugas selawatan di panggung.

 

Dan sebagian mengurusi konsumsi.

 



Tak ada curiga sama sekali.

 

Dalam pengajian penuh petaka itu.

 

 Warga desa ikut berdendang selawat.

 

Dan diakhiri makan-makan besar.

 

 

Mereka bergembira.

 

Seperti  suasana pengajian pada umumnya.

Tapi tak lama kemudian.

 

Para tamu undangan terlihat memegang perut dan leher.

 

Mereka kejang-kejang.

 

 

Mereka terlihat sangat kesakitan.

 

Dan  kelojotan di rumah Lurah Matulus.

 

 

Ternyata racun makanan yang ditaruh para Gerwani.

 

Sudah bekerja dengan baik.

 

Bisa membunuh para anggota Ansor dan Banser Banyuwangi.

 


Terlihat para Gerwani tertawa gembira.

 

Melihat para anggota Banser dan Ansor sekarat.

 

Mereka tak lagi berpura-pura menjadi anggota Fatayat.

 

 

Yang mendendangkan selawat Nabi.

 

Tapi berubah menjadi Gerwani.

 

 Yang mendendangkan lagu genjer-genjer.

 

Mereka tertawa-tawa.

 

Melihat peserta pengajian bertumbangan satu persatu.

 

 

Tak ada perlawanan berarti.

 

Cukup dengan racun makanan.

 

Maka musuh tumbang bersamaan.

Saat anggota Banser dan Anshor sekarat.

 

Mereka digelandang ke rumah Mangun Lehar.

 

Seorang tokoh utama PKI Desa Cemetuk.

 

Dan di rumah Mangun Lehar.

 

Pembantaian terjadi.

 

Sebanyak 62 anggota Banser dan Ansor dibantai tanpa ampun.

 

Mereka diiris, dicacah, dan dimutilasi.

 

Oleh saudara sebangsanya sendiri.

 

 

Rumah Mangun Lehar banjir darah.

 

Dinding, lantai, dan perabot rumahnya.

 

Berubah warnanya.

 

Menjadi merah darah.

 


Wanita durjana Gerwani.

 

Ikut dalam peristiwa pembantaian itu.

 

 

Mereka menari dan menyanyi genjer-genjer tiada henti.

 

Seakan menikmati tarian darah tumbal manusia.

 

Entahlah mengapa hati mereka begitu buas.

 

Pesta penjagalan manusia seolah pesta biasa saja.

 



Setelah selesai pesta penjagalan keji itu.

 

Jenazah anggota Banser dan  Ansor dikubur dalam 3 lubang besar.

 

Yang sudah disiapkan  sebelumnya.

 

Lubang ke-1 berisi 10 mayat.

 

Lubang ke-2 berisi 10 mayat.

 

 Dan lubang ke-3 berisi 42 mayat.

 

Sampai saat ini 3 lubang mayat itu masih ada.

 

Di Desa Cemetuk Banyuwangi.

 


Untuk mengingat peristiwa kekejian PKI.

 

Di Desa Cemetuk Banyuwangi ini.

 

Telah dibangun monumen Pancasila Jaya.

 

 

Monumen berupa burung Garuda besar.

 

Berisi daftar nama 62 orang yang dibantai.

 

Dan relief pembunuhan keji.

 

Juga 3 lubang kuburan missal.

 

Yang disebut lubang buaya.

 


Sebuah pengingat nyata bagi kita semua.

 

Bahwa PKI tak punya belas kasih terhadap sesama.

 

Tak punya hati nurani bersih.

 

Yang ada hanya pertumpahan darah sesama anak bangsa.


(Sumber fakta.kini)




 

0 comments:

Post a Comment