JANGAN
TERLALU SENANG ATAU SUSAH HADAPI BIASA SAJA
Oleh: Drs HM
Yusron Hadi, MM
Kisah
petani dan kudanya
Alkisah
seorang petani punya kuda yang sangat baik.
Pada
suatu hari.
Kuda
milik petani itu kabur dari kandangnya.
Para
tetangga merasa kasihan dan simpati.
Petani
susah, karena kudanya yang indah hilang.
Para
tetangga berkata,
“Sungguh
nasibmu buruk.”
Petani
berkata,
“Ya
terima kasih. Kita lihat saja.”
Esok
harinya.
Ternyata,
kudanya kembali pulang.
Dengan
membawa beberapa kuda lainnya.
Sehingga
petani punya banyak kuda.
Para
tetangga ikut senang.
Mereka
berkata,
“Sungguh
baik nasibmu.”
Petani
berkata,
“Ya
terima kasih. Kita lihat saja.”
Esok
harinya.
Anak
petani mencoba menjinakkan kuda liar.
Ternyata
anaknya jatuh dan kakinya patah.
Para
tetangga merasa kasihan dan simpati.
Para
tetangga berkata,
“Sungguh
nasibmu buruk.”
Petani
berkata,
“Ya
terima kasih. Kita lihat saja.”
Beberapa
hari kemudian.
Pasukan
raja datang ke rumah petani.
Mereka
mencari pemuda yang kuat untuk diajak berperang.
Anak
petani tak direkrut untuk ikut berperang.
Karena
kakinya patah.
Setelah
pasukan kerajaan pulang.
Para
tetangga ikut senang.
Mereka
berkata,
“Sungguh
baik nasibmu.”
Petani
berkata,
“Ya
terima kasih. Kita lihat saja.”
Kisah
di atas menggambarkan.
Bahwa
hidup itu dinamis.
Terkadang
senang.
Dan
terkadang susah.
Maka
hadapi dinamika hidup ini biasa saja.
Jangan
terlalu gembira.
Dan
jangan terlalu sedih.
Karena
kesenangan dan kesedihan selalu bergandengan.
Kesedihan
bisa melahirkan kesenangan
Dan
kesenangan bisa melahirkan kesedihan.
Al-Quran surah Al-Insyirah (surah ke-94) ayat 5-6.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)
0 comments:
Post a Comment