SEMUA AGAMA
SAMAWI BAHAS KEMATIAN MANUSIA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Semua
agama, terutama agama samawi, ajarkan ada hidup setelah mati.
Agama
samawi.
Bertalian
dengan langit.
Kematian
awal perjalanan Panjang.
Dalam evolusi
manusia.
Setelah
mati.
Manusia
akan dapat kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksaan.
Kematian
manusia berperan sangat besar dalam memantapkan akidah dan menumbuhkembangkan
semangat pengabdian.
Tanpa adanya
kematian.
Manusia
tak akan berpikir tentang keadaan sesudah mati.
Dan tidak
siap menghadapinya.
Rasulullah
bersabda,
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala
kenikmatan dunia, yaitu kematian”.
lnti
ajakan para nabi dan rasul setelah kewajiban percaya kepada Tuhan.
Yaitu kewajiban
percaya adanya kehidupan setelah mati.
Al-Quran
menjelaskan bermacam-macam dan bertingkat-tingkat kehidupan.
Misalnya
kehidupan tumbuhan, binatang, manusia, jin, dan malaikat.
Sampai
tingkat tertinggi.
Yaitu
kehidupan Yang Maha Hidup dan Pemberi Kehidupan.
Al-Quran
menginformasikan.
Kehidupan
dunia kehidupan rendah.
Kehidupan
akhirat kehidupan sempurna.
Al-Quran
surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 64.
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ
كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan tidaklah
kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya
akhirat yang sebenarnya kehidupan, kalau
mereka mengetahui.
Al-Quran
surah An-Nisa’(surah ke-4) ayat 77 menjelaskan kehidupan dunia hanya sebentar
dan kehidupan akhirat lebih baik bagi orang bertakwa.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ
لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ
عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ
أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلَا
أَخَّرْتَنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ
خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Tidakkah
kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu
(dari berperang), dirikan salat dan tunaikan zakat”. Setelah diwajibkan kepada
mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut
kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari
itu takutnya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang
kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami
beberapa waktu lagi?” Katakan, “Kesenangan di dunia hanya sebentar dan akhirat lebih
baik untuk orang-orang bertakwa dan kamu
tidak akan dianiaya sedikit pun”.
Al-Quran
surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 38.
Menjelaskan
kenikmatan kehidupan dunia hanya sedikit dibanding kenikmatan akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى
الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
Hai orang-orang beriman, apakah sebabnya
apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah”
kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan
kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup
di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.
Kehidupan
di dunia tidak sempurna.
Kehidupan
di akhirat penuh keadilan sejati.
Dan
tempat orang bertakwa.
Dapat nikmat
hidup tidak terbatas.
Satu-satunya
jalan untuk mendapatkan kenikmatan dan kesempurnaan di alam akhirat adalah melewati
kematian.
Kematian
sebagai berpisahnya roh dari badan adalah sebab yang mengantar manusia menuju
kenikmatan abadi.
Kematian
kelihatan kepunahan.
Tapi hakikatnya
kelahiran kedua.
Kematian
manusia.
Ibarat
menetasnya telur.
Anak
ayam terkurung dalam telur.
Tak capai
kesempurnaan evolusinya sebelum menetas.
Manusia
tidak akan mencapai kesempurnaan sebelum meninggalkan dunia ini, yaitu mati.
Al-Quran
menggunakan beberapa istilah untuk menunjuk kepada kematian, yaitu:
1) Wafat
(meninggal).
2) lmsak
(menahan).
Al-Quran
surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 42.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ
حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ
عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika
matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia
tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya yang demikian terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.
Kematian
adalah wafat yang berarti kesempurnaan.
Kematian
adalah imsak yang berarti menahan (di sisi-Nya)?
Al-Quran
juga menyifati kematian sebagai musibah dan malapetaka.
Tetapi
istilah ini lebih banyak ditujukan
kepada manusia yang durhaka, atau terhadap orang yang ditinggal mati.
Al-Quran
surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 106.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
شَهَادَةُ بَيْنِكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ حِينَ الْوَصِيَّةِ اثْنَانِ
ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ أَوْ آخَرَانِ مِنْ غَيْرِكُمْ إِنْ أَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي
الْأَرْضِ فَأَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةُ الْمَوْتِ ۚ تَحْبِسُونَهُمَا مِنْ بَعْدِ الصَّلَاةِ
فَيُقْسِمَانِ بِاللَّهِ إِنِ ارْتَبْتُمْ لَا نَشْتَرِي بِهِ ثَمَنًا وَلَوْ كَانَ
ذَا قُرْبَىٰ ۙ وَلَا نَكْتُمُ شَهَادَةَ اللَّهِ إِنَّا إِذًا لَمِنَ الْآثِمِينَ
Hai orang-orang beriman, apabila salah
seorang kamu menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka hendaklah
(wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antaramu, atau dua orang
yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu
kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah salat (untuk
bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu
ragu-ragu, “(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang
sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak
(pula) kami menyembunyikan persaksian Allah, sesungguhnya kami kalau demikian
tentulah termasuk orang-orang yang berdosa.
Kematian
juga dikemukakan Al-Quran dalam konteks menguraikan nikmat-Nya kepada manusia
dan Allah menanyakan kepada orang kafir.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 28.
كَيْفَ
تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ
يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ.
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal
kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkanmu, kemudian kamu dimatikan dan
dihidupkan-Nya kembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya?
Kenikmatan
karena adanya kematian, bukan hanya dalam kehidupan akhirat kelak, tetapi bisa dirasakan dalam kehidupan dunia
sekarang ini.
Jika tidak
ada kematian, maka bumi kita yang luasnya terbatas akan penuh sesak sehingga akan
menimbulkan masalah.
Al-Quran
surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 1-2.
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ
وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ
أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya segala
kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia mengujimu, siapa di antaramu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Kesimpulan.
Adanya
kehidupan dan kematian.
Untuk
menguji manusia.
Kegiatan
amalnya selama di dunia.
Orang lulus
dengan baik.
Dimasukkan
dalam surga.
Surga tempat
hidup di akhirat.
Kekal penuh
kenimatan.
Tak
ada bandingannya .
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment