Monday, June 24, 2024

33789. SEMUA AGAMA SAMAWI BAHAS KEMATIAN MANUSIA

 


SEMUA AGAMA SAMAWI BAHAS KEMATIAN MANUSIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

Semua agama, terutama agama samawi, ajarkan ada hidup setelah mati.

 

Agama samawi.

Bertalian dengan langit.

 

Kematian awal perjalanan Panjang.

Dalam evolusi manusia.

 

Setelah mati.

Manusia akan dapat kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksaan.

 

Kematian manusia berperan sangat besar dalam memantapkan akidah dan menumbuhkembangkan semangat pengabdian.

 

Tanpa adanya kematian.

Manusia tak akan berpikir tentang keadaan sesudah mati.

Dan tidak siap menghadapinya.

 

Rasulullah bersabda,

 “Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan dunia, yaitu kematian”.

 

lnti ajakan para nabi dan rasul setelah kewajiban percaya kepada Tuhan.

Yaitu kewajiban percaya adanya kehidupan setelah mati.

 

Al-Quran menjelaskan bermacam-macam dan bertingkat-tingkat kehidupan.

 

Misalnya kehidupan tumbuhan, binatang, manusia, jin, dan malaikat.

 

Sampai tingkat tertinggi.

Yaitu kehidupan Yang Maha Hidup dan Pemberi Kehidupan.

 

Al-Quran menginformasikan.

Kehidupan dunia kehidupan rendah.

Kehidupan akhirat kehidupan sempurna.

 

Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 64.

 

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

     

Dan tidaklah kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat  yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

 

Al-Quran surah An-Nisa’(surah ke-4) ayat 77 menjelaskan kehidupan dunia hanya sebentar dan kehidupan akhirat lebih baik bagi orang bertakwa.

 

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلَا أَخَّرْتَنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا

     

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikan salat dan tunaikan zakat”. Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakan, “Kesenangan di dunia hanya sebentar dan akhirat lebih baik untuk orang-orang  bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun”.

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 38.

Menjelaskan kenikmatan kehidupan dunia hanya sedikit dibanding kenikmatan akhirat.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ ۚ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

 

      Hai orang-orang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.

 

Kehidupan di dunia tidak sempurna.

 

Kehidupan di akhirat penuh keadilan sejati.

Dan tempat orang bertakwa.

Dapat nikmat hidup tidak terbatas.

 

Satu-satunya jalan untuk mendapatkan kenikmatan dan kesempurnaan di alam akhirat adalah melewati kematian.

 

Kematian sebagai berpisahnya roh dari badan adalah sebab yang mengantar manusia menuju kenikmatan abadi.

 

Kematian kelihatan kepunahan.

Tapi hakikatnya kelahiran kedua.

 

Kematian manusia.

Ibarat menetasnya telur.

 

Anak ayam terkurung dalam telur.

Tak capai kesempurnaan evolusinya sebelum menetas.

 

Manusia tidak akan mencapai kesempurnaan sebelum meninggalkan dunia ini, yaitu mati.

 

Al-Quran menggunakan beberapa istilah untuk menunjuk kepada kematian, yaitu:

 

1)      Wafat (meninggal).

2)      lmsak (menahan).

 

Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 42.

 

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 

      Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.

 

Kematian adalah wafat yang berarti kesempurnaan.

 

Kematian adalah imsak yang berarti menahan (di sisi-Nya)?

 

Al-Quran juga menyifati kematian sebagai musibah dan malapetaka.

 

Tetapi  istilah ini lebih banyak ditujukan kepada manusia yang durhaka, atau terhadap orang yang ditinggal mati.

 

Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 106.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا شَهَادَةُ بَيْنِكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ حِينَ الْوَصِيَّةِ اثْنَانِ ذَوَا عَدْلٍ مِنْكُمْ أَوْ آخَرَانِ مِنْ غَيْرِكُمْ إِنْ أَنْتُمْ ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَأَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةُ الْمَوْتِ ۚ تَحْبِسُونَهُمَا مِنْ بَعْدِ الصَّلَاةِ فَيُقْسِمَانِ بِاللَّهِ إِنِ ارْتَبْتُمْ لَا نَشْتَرِي بِهِ ثَمَنًا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۙ وَلَا نَكْتُمُ شَهَادَةَ اللَّهِ إِنَّا إِذًا لَمِنَ الْآثِمِينَ

 

      Hai orang-orang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedangkan dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antaramu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu, jika kamu dalam perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah salat (untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah jika kamu ragu-ragu, “(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harga yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah, sesungguhnya kami kalau demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa.

 

Kematian juga dikemukakan Al-Quran dalam konteks menguraikan nikmat-Nya kepada manusia dan Allah menanyakan kepada orang kafir.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 28.

 

   كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ.

 

   Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkanmu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kamu dikembalikan kepada-Nya?

 

Kenikmatan karena adanya kematian, bukan hanya dalam kehidupan akhirat  kelak, tetapi bisa dirasakan dalam kehidupan dunia sekarang ini.

 

Jika tidak ada kematian, maka bumi kita yang luasnya terbatas akan penuh sesak sehingga akan menimbulkan masalah.

 

Al-Quran surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 1-2.

 

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

 

      Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia mengujimu, siapa di antaramu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

 

Kesimpulan.

Adanya kehidupan dan kematian.

 

Untuk menguji manusia.

Kegiatan amalnya selama di dunia.

 

Orang lulus dengan baik.

Dimasukkan dalam surga.

 

Surga tempat hidup di akhirat.

Kekal penuh kenimatan.

Tak ada bandingannya .

 

 

Daftar Pustaka

1.     Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.     Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.     Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.     Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.     Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment