PENYEMBELIHAN HEWAN
SECARA ISLAM ADALAH
METODE TERBAIK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Hari raya Idul Adha adalah hari raya Islam yang diperingati dengan penyembelihan hewan kurban untuk memperingati Nabi Ibrahim yang mengorbankan putranya, Ismail, karena mengikuti perintah Allah, kemudian sembelihan itu digantikan dengan seekor domba.
Hari raya Idul Adha bertepatan dengan tanggal 10 bulan Zulhijah, sekitar 67 hari setelah hari raya Idul Fitri, dan tiga hari setelah hari raya Idul Adha disebut hari Tasyrik, umat Islam diharamkan berpuasa pada hari raya Idul Adha dan tiga hari Tasyrik.
Pada hari raya Idul Adha umat Islam berkumpul pada pagi hari untuk melaksanakan salat Idul Adha berjamaah bersama-sama di tanah lapang atau di masjid yang dikerjakan seperti salat Idul Fitri (salat sesudah selesai berpuasa Ramadan).
Seusai umat Islam salat Idul Adha (hari raya Idul Qurban atau hari raya Haji), umat Islam melakukan penyembelihan hewan kurban mengikuti jejak ajaran Nabi Ibrahim.
Beberapa orang non-Islam menganggap penyembelihan hewan kurban secara Islam tampak kejam dan menyiksa hewan, serta bertanya mengapa umat Islam membunuh hewan untuk mendapatkan daging halal? Mengapa umat Islam tidak vegetarian?
Dr. Zakir Naik mencoba menjelaskan bahwa metode penyembelihan secara Islam sangat manusiawi dan mengapa Islam membolehkan makan daging hewan kurban serta mengapa Islam tidak mengajarkan vegetarian.
Cara penyembelihan hewan dalam Islam dengan model “zabiha” (disembelih) adalah metode terbaik secara ilmiah, berikut ini penjelasannya..
Ke-1, Menurut ajaran Islam, hewan ternak harus disembelih dengan pisau yang tajam sehingga prosesnya berlangsung cepat untuk mengurangi rasa sakit saat penyembelihan.
Ke-2, Penyembelihan hewan ternak dilakukan dengan memotong tenggorokan, kerongkongan, dan urat nadi di leher sehingga hewan mati tanpa harus memotong urat saraf tulang belakang.
Ke-3, Darah hewan ternak harus benar-benar dikeluarkan sampai habis dari tubuhnya, sebelum kepala hewan tersebut dipotong, karena adalah darah medium yang baik untuk tumbuhnya mikro organisme.
Ke-4, Sumsum tulang belakang hewan ternak tidak boleh dipotong, sebab syaraf yang menuju ke jantung akan rusak yang akan menyebabkan darah membeku dalam pembuluh darah.
Ke-5, Darah adalah medium yang baik untuk kuman, bakteri, dan racun, sehingga cara Islam menyembelih hewan ternak lebih higienis, karena dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya infeksi penyakit melalui daging yang dimakan.
Ke-6, Daging yang disembelih dengan cara Islam menjadi segar untuk waktu lebih lama, karena jumlah darah dalam daging sangat sedikit jika dibandingkan dengan metode penyembelihan yang lain.
Ke-7, Pemotongan urat nadi leher hewan akan memutuskan aliran darah ke syaraf-syaraf yang berhubungan dengan rasa sakit di otak, sehingga hewan tidak merasakan sakit.
Ke-8, Ketika sekarat, hewan ternak akan memberontak, bergerak-gerak, dan menendang-nendang bukan karena sakit, tetapi terjadi karena kontraksi dan relaksasi dari otot-otot karena keluarnya aliran darah dari tubuh. ke-9, Ajaran Islam tidak melarang vegetarian (manusia yang hanya makan sayuran hasil tumbuhan dan tidak mengosumsi daging), tetapi juga tidak menganjurkan vegetarian.
Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 5.
وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا ۗ لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
“Dia menciptakan binatang ternak untukmu. Padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat dan sebagiannya kamu makan.”
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
3. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment