Sunday, June 24, 2018

904. RAHMAT

NABI MUHAMMAD
RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah, Nabi Muhammad lahir yang bertepatan 20 April 571 Masehi. Abdullah bin Abdul Muththalib (25 tahun, ayah Nabi) telah meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir, Aminah binti Wahab (ibu Nabi) berasal dari Madinah,  Abdullah dan Aminah keduanya berasal dari Bani Abdi Manaf.
       Nabi Muhammad lahir yatim dan hidup dalam lingkungan terbelakang, tetapi anak inilah yang namanya disebut-sebut lebih dari satu milyar manusia, disertai decak kagum, sejak zaman dahulu sampai sekarang.
    Nabi Muhammad sangat berbudi luhur, dengan tekun dan sikap ksatria, beliau menyebarkan rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam. Dengan rahmat itu, terpenuhi semua kebutuhan batin manusia yang menuju ketenangan, kedamaian, dan kesejahteraan abadi di dunia dan akhirat.
      Nabi Muhammad menyebarkan kebaikan bagi seluruh alam, bukan hanya untuk umat Islam saja, tetapi untuk seluruh umat manusia, kebaikan, dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk lainnya.
      Nabi Muhammad bersabda,“Apabila kalian mengendarai seekor binatang, berikan hak-haknya dan jangan menyiksanya.”
      Nabi bersabda,”Seorang wanita dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah, karena dia mengurung seekor kucing, tidak memberinya makan dan tidak melepasnya untuk mencari makan”.
      Pada kesempatan lain, Nabi bersabda,”Seorang wanita yang bergelimang dosa, diampuni dosa-dosanya oleh Allah, karena dia memberi minum seekor anjing yang kehausan.” 
      Nabi Muhammad mengajarkan manusia agar bersahabat dengan alam dan tidak  menggunakan istilah “menundukkan” alam, karena hal ini dapat menimbulkan kesombongan dan memunculkan sikap sewenang-wenang, tetapi Nabi menggunakan istilah, “Allah memudahkan alam untuk dikelola oleh manusia.”
      Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 32.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ

      “Allah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan yang menjadi rezeki untukmu. Dia menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya dan menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
      Nabi Muhammad berpesan agar manusia tidak merusak lingkungan alam, melarang memetik buah yang masih mentah, melarang mengambil buah yang belum matang, dan melarang memetik bunga yang belum mekar, karena Nabi bersabda,”Biarkan semua bunga bermekaran, agar mata menikmati keindahannya dan supaya lebah dapat menghisap sarinya.”
     Nabi Muhammad mencintai benda-benda yang tidak bernyawa dengan memberi nama benda-benda yang dimiliki, misalnya sebuah perisai diberi nama Al-Fudhul, pedang Nabi diberi gelar Zulfiqar, dan sebuah pelana disebut Al-Daj.
       Nabi Muhammad memberi nama tikarnya dengan Al-Kuz, sebuah cermin disebut Al-Midallah, gelas Nabi diberi nama Al-Shadir, tongkat Nabi dijuluki Al-Mamsyuk, dan lainnya.
      Semua barang-barang milik Nabi Muhammad diberi nama yang indah, seolah-olah benda yang tidak bernyawa itu mempunyai kepribadian, membutuhkan uluran perawatan, penjagaan, persahabatan, rahmat, dan kasih sayang.
      Nabi Muhammad Bersabda,“Manusia yang paling baik ialah yang paling bermanfaat bagi yang lain.”
      Nabi bersabda,” Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan seekor lebah, dia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih, dan tidak merusak atau mematahkan yang dihinggapinya.”
      Sifat tawon (lebah) adalah hinggap di tempat bersih, menyerap sesuatu yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, pekerja keras, tidak merusak yang dihinggapinya, tidak pernah melukai, tetapi jika diganggu, dia akan melawan.
      Nabi Muhammad mengibaratkan seorang Islam seperti tawon (lebah) hanya mengonsumsi yang baik, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, tidak suka mengganggu, tidak senang menyakiti orang lain, dan tidak merusak lingkungannya.
     Nabi Muhammad membawa ajaran Islam yang mudah, bersih, indah, dan mulia yang  “rahmatan lilalamin” (membawa rahmat bagi seluruh alam semesta).
      Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 107.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

      “Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
4. Kisah Para Sahabat.
5. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
6. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment