Friday, November 23, 2018

1517. ALASAN TAMBAH SALAH




ALASAN TAMBAH SALAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang alasan yang menambah kesalahan menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Dikisahkan, bahwa pada malam hari yang gelap, Abu Nawas (813-862 Masehi), seorang penyair jenaka yang sangat dekat dengan Khalifah Harun Al-Rasyid bertemu dengan seseorang.
2.    Rupanya Abu Nawas ingin bergurau, lalu dipegangnya bagian anggota tubuh terpenting orang tersebut.
3.    Abu Nawas sangat terkejut ketika dia mendengar suara orang yang menghardiknya dengan keras.
4.    Abu Nawas tersadar dan sangat kaget ternyata anggota tubuh terpenting yang dipegangnya adalah milik Khalifah Harun Al-Rasyid.
5.    Dengan suara terbata-bata Abu Nawas mengajukan alasan, “Maafkan saya tuanku, saya kira yang saya pegang adalah permaisuri”.
6.    Tentu saja, alasan ini menambah amarah Khalifah Harun Al-Rasyid.
7.    Alasan yang ditampilkan oleh Abu Nawas sangat lebih buruk daripada kesalahan yang telah dilakukannya.
8.    Alasan yang lebih buruk daripada kesalahan sering kali kita dengar.
a.    Seseorang yang telah jelas melakukan pelanggaran ajaran agama Islam, melanggar sesuatu yang jelas haram.
b.    Tetapi dikatakan tidak haram dan bahkan dikatakan tidak apa-apa melanggar sesuatu yang haram.
9.    Perkataan seperti itu menjadikan kesalahannya menjadi berganda.
a.    Yang pertama, dia melanggar sesuatu yang haram.
b.    Yang kedua, dia membenarkan perbuatannya yang salah tersebut.
10. Pada saat menjelang Pemilihan umum (pemilu), kadang kala muncul alasan yang lebih buruk daripada kesalahan.
11. Seseorang berkata,”Tidak usah ikut pemilu dan tidak perlu mencoblos untuk memilih partai dan pemimpin, karena semuanya jelek dan tidak ada yang mewakili aspirasi rakyat”.
12. Alasan seperti ini adalah lebih buruk daripada keengganan memilih.
a.    Menjadikan seluruh putra-putri bangsa yang dicalonkan semuanya jelek dan buruk adalah salah.
b.    Jika rakyat tidak ikut pemilu, maka dia bukan warga negara yang baik.
c.    Dan yang akan menang dan terpilih adalah orang-orang yang tidak mewakili mereka.
13. Agama Islam dan pertimbangan akal sehat menetapkan keharusan adanya pemerintah yang mengelola kepentingan masyarakat dan pemilu adalah cara yang paling tepat untuk mencapainya.
14. Nabi Muhammad bersabda,”Jika beberapa orang mengadakan perjalanan, maka dianjurkan untuk memilih salah seorang di antara kalian sebagai pemimpin selama perjalanan”.
15. Nabi Muhammad bersabda,”Memilih adalah amanat dan jabatan yang diberikan oleh pemilih dan diterima oleh yang terpilih juga amanat. Jika amanat disia-siakan atau diserahkan kepada pihak yang tidak layak memikulnya, maka nantikan saat kehancurannya,"
16. Nabi Muhammad bersabda,”Jika semua pilihan adalah jelek, maka pilihlah yang paling sedikit kejelekannya”.
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online
Description: C:\Users\YUS\Downloads\foto pemilu\22519566_1943794195635865_2087349436369617311_n.jpgDescription: C:\Users\YUS\Downloads\foto pemilu\22310713_1943794272302524_4355597388218566971_n.jpgDescription: C:\Users\YUS\Downloads\foto pemilu\22549716_1943794092302542_7392294816662313196_n.jpg



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment