ANEKA
HAL
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang macam-macam hal dalam bahasa Arab?” Tim Badar Online menjelaskannya.
1. Man-shuu-baa-tul
as-maa, مَنْصُوْبَاتُ الأَسْمَاءِ
adalah keadaan dinashobkannya isim (kata benda) atau isim (kata benda)
menjadi berbentuk nashob (fathah).
2. Manshubaatul
asmaa, مَنْصُوْبَاتُ الأَسْمَاءِ dibagi dalam 12 kelompok.
1) Maf’uul
bih, اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ
2) Maf’uul
fiih, اَلْمَفْعُوْلُ فِيْهِ
3) Maf’uul
liajlih, اَلْمَفْعُوْلُ ِلأَجْلِهِ
4) Maf’uul
muthlaq, اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ
5) Ma’fuul
ma’ah, لْمَفْعُوْلَُُ مَعَهُ
6) Haal, اَلْحَالُ
7) Tamyiiz, اَلتَّمْيِِِِِيْزُ
8) Mustatsnaa, اَلْمُسْتَثْنَى
9) Khobar
kaana, خَبَرُ كَانَ
10) Isim
inna, اِسْمُ إِنَّ
11) Munaadaa, لْمُنَادَى
12) Tawaabik, اَلتَّوَابِعُ
3. Haal,
اَلْحَالُ adalah isim manshub (kata
benda nashob/fathah) yang digunakan untuk menjelaskan kedaan fail (pelaku) atau
maf’ul bih (objek) saat terjadinya fi’il (perbuatan).
4. Hal اَلْحَالُ
dalam sebuah kalimat selalu berbentuk manshub (nashob/fathah).
5. Pengertian
hal.
a. Hal
selalu berbentuk isim manhub (kata benda nashob/fathah).
b. Hal
menjelaskan keadaan fa’il (pelaku).
c. Hal
menjelaskan kondisi maf’ul bih (objek).
6. Ketentuan
hal.
a. Hal
berbentuk isim nakirah (belum jelas penunjukannya), tetapi shohibul hal (kata
yang dijelaskan oleh hal) berbentuk isim makrifat (sudah jelas penunjukkannya).
b. Hal
selalu mengikuti perubahan (i’rab) shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh
hal).
1) Jika
shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk mudzakkar (jenis pria),
maka hal mengikuti berbentuk mudzakkar (Jenis pria).
2) Jika
shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk muannats (jenis wanita),
maka hal mengikuti berbentuk muannats (Jenis wanita).
3) Jika
shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk mufrad (tunggal), maka
hal mengikuti berbentuk mufrad (tunggal).
4) Jika
shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk mutsanna (dobel), maka
hal mengikuti berbentuk mutsanna (dobel).
5) Jika
shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk jamak (jumlahnya lebih
dari 2 orang), maka hal mengikuti berbentuk jamak (jumlahnya lebih dari 2
orang).
7. Hal
(kata yang menjelaskan) dapat diartikan:
a. Sambil
b. Dalam
keadaan.
c. Sedang.
d. Dengan.
8. Macam-macam
hal أَنْوَاعُ الْحَالِ dibagi dalam dua kelompok.
a. Hal
yang mufrad
b. Hal
yang murokkab
9. Hal
mufrad adalah hal yang berbentuk tunggal (hanya satu kata saja).
10. Hal murokkab
adalah:
a. Hal
yang berbentuk jumlah ismiyah (kalimat yang diawali dengan kata benda).
b. Hal
yang berbentuk jumlah fi’liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja).
11. Contoh
penggunaan “hal mufrad” (hanya satu kata) dalam sebuah kalimat.
a. أَكَلَ
الْوَلَدُ قَائِمًا (a-ka-la
al-wa-la-du qaa-i-man) = (Anak itu makan sambil berdiri)
1) Hal
mufradnya adalah “qaa-i-man” قَائِمًا (sambil berdiri), hanya
berupa satu kata saja dan berbentuk manshub (nashob/fathah).
b. أَكَلَ
الْوَلَدَانِ قَائِمَيْنِ (a-ka-la
al-wa-la-daa-ni qaa-i-mai-ni) = (Dua anak itu makan sambil berdiri)
1) Hal
mufradnya adalah “qaa-i-mai-ni” قَائِمَيْنِ (sambil berdiri), hanya berupa satu kata
saja dan berbentuk manshub (nashob/fathah).
2) Meskipun
berbentuk mutsanna (dobel), tetapi tetap disebut “hal mufrad” karena hanya satu
kata saja.
c. أَكَلَ
الأَوْلاَدُ قَائِمِيْنَ (a-ka-la
al-au-laa-du qaa-i-mii-na) = (Para anak itu makan sambil berdiri)
1) Hal
mufradnya adalah “qaa-i-mii-na” قَائِمِيْنَ (mereka sambil berdiri), hanya berupa satu
kata saja dan berbentuk manshub (nashob/fathah). .
2) Meskipun
berbentuk jamak mudzakkar (jumlahnya lebih dari 2, jenis pria), tetapi tetap
disebut “hal mufrad” karena hanya satu kata saja.
12. Contoh
penggunaan hal murokkab dalam kalimat.
a. لاَ تَشْرَبْ
وَأَنْتَ قَائِمٌ (laa
tasy-rab wa a-nta qaa-i-mun) = (Janganlah minum sambil berdiri).
1) Hal
murokkabnya adalah “an-ta qaa-i-mun” وَأَنْتَ
قَائِمٌ (kamu sambil berdiri), yang berbentuk jumlah
ismiyah (kalimat sempurna yang diawali isim/kata benda).
b. جَاءَ
الْوَلَدُ يَبْكِي (jaa-a
al-wa-la-du yab-kii) = (Anak itu datang sambil menangis)
1) Hal
murokkabnya adalah “yab-kii” يَبْكِي (dia sedang menangisi),
yang berbentuk jumlah fi’liyah (kalimat sempurna yang diawali fi’il/kata kerja).
13. Keterangan
tambahan.
a. Jumlah
(kalimat sempurna) yang terletak di belakang isim nakiroh (kata benda yang
belum jelas penunjukannya), akan menunjukkan “sifat”.
b. Jumlah
(kalimat sempurna) yang terletak di belakang isim makrifat (kata benda yang sudah
jelas penujukannya), akan menunjukkan “hal” (kata yang menjelaskan).
14. Contoh
dalam sebuah kalimat.
a. سَمِعْتُ
طُيُوْرًا تُغَرِّدُ (sa-mi’-tu
thu-yuu-RAN tu-ghar-ri-du) =(Aku mendengar burung-burung berkicau)
1) Isim
nakirahnya adalah “thu-yuu-RAN” طُيُوْرًا
(burung-burung).
2) Maka
“tu-ghar-ri-du” تُغَرِّدُ (berkicau) menunjukkan “sifat”, karena
terletak di belakang isim nakirah (kata benda yang belum jelas penunjukannya).
b. سَمِعْتُ
الطُّيُوْرَ تُغَرِّدُ (sa-mi’-tu ATH-thu-yuu-RA tu-ghar-ri-du) (Aku
mendengar burung-burung ITU berkicau)
1) Isim
makrifatnya adalah “ATH-thu-yuu-RA” الطُّيُوْرَ
(burung-burung
ITU).
2) Maka
“tu-ghar-ri-du” تُغَرِّدُ (berkicau) menunjukkan “hal” (kata yang
menjelaskan), karena terletak di belakang isim makrifat (kata benda yang sudah
jelas penunjukannya).
Daftar
Pustaka.
1. Tim
Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49,
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
2. E-mail:
onlinebadar@yahoo.com
0 comments:
Post a Comment