Saturday, February 2, 2019

1852. ANEKA HAL



























ANEKA HAL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang macam-macam hal dalam bahasa Arab?” Tim Badar Online menjelaskannya.
1.    Man-shuu-baa-tul as-maa, مَنْصُوْبَاتُ الأَسْمَاءِ   adalah keadaan dinashobkannya isim (kata benda) atau isim (kata benda) menjadi berbentuk nashob (fathah).
2.    Manshubaatul asmaa,   مَنْصُوْبَاتُ الأَسْمَاءِ  dibagi dalam 12 kelompok.
1)    Maf’uul bih,   اَلْمَفْعُوْلُ بِهِ
2)    Maf’uul fiih,    اَلْمَفْعُوْلُ فِيْهِ
3)    Maf’uul liajlih,    اَلْمَفْعُوْلُ ِلأَجْلِهِ
4)    Maf’uul muthlaq,  اَلْمَفْعُوْلُ الْمُطْلَقُ
5)    Ma’fuul ma’ah,  لْمَفْعُوْلَُُ مَعَهُ
6)    Haal,   اَلْحَالُ
7)    Tamyiiz,   اَلتَّمْيِِِِِيْزُ 
8)    Mustatsnaa,    اَلْمُسْتَثْنَى
9)    Khobar kaana,   خَبَرُ كَانَ
10) Isim inna,    اِسْمُ إِنَّ
11) Munaadaa,    لْمُنَادَى
12) Tawaabik,     اَلتَّوَابِعُ

3.    Haal, اَلْحَالُ  adalah isim manshub (kata benda nashob/fathah) yang digunakan untuk menjelaskan kedaan fail (pelaku) atau maf’ul bih (objek) saat terjadinya fi’il (perbuatan).
4.    Hal   اَلْحَالُ    dalam sebuah kalimat selalu berbentuk manshub (nashob/fathah).
5.    Pengertian hal.
a.    Hal selalu berbentuk isim manhub (kata benda nashob/fathah).
b.    Hal menjelaskan keadaan fa’il (pelaku).
c.    Hal menjelaskan kondisi maf’ul bih (objek).
6.    Ketentuan hal.
a.    Hal berbentuk isim nakirah (belum jelas penunjukannya), tetapi shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk isim makrifat (sudah jelas penunjukkannya).
b.    Hal selalu mengikuti perubahan (i’rab) shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal).
1)    Jika shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk mudzakkar (jenis pria), maka hal mengikuti berbentuk mudzakkar (Jenis pria).
2)    Jika shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk muannats (jenis wanita), maka hal mengikuti berbentuk muannats (Jenis wanita).
3)    Jika shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk mufrad (tunggal), maka hal mengikuti berbentuk mufrad (tunggal).
4)    Jika shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk mutsanna (dobel), maka hal mengikuti berbentuk mutsanna (dobel).
5)    Jika shohibul hal (kata yang dijelaskan oleh hal) berbentuk jamak (jumlahnya lebih dari 2 orang), maka hal mengikuti berbentuk jamak (jumlahnya lebih dari 2 orang).

7.    Hal (kata yang menjelaskan) dapat diartikan:
a.    Sambil
b.    Dalam keadaan.
c.    Sedang.
d.    Dengan.

8.    Macam-macam hal     أَنْوَاعُ الْحَالِ    dibagi dalam dua kelompok.
a.    Hal yang mufrad
b.    Hal yang murokkab
9.    Hal mufrad adalah hal yang berbentuk tunggal (hanya satu kata saja).
10. Hal murokkab adalah:
a.    Hal yang berbentuk jumlah ismiyah (kalimat yang diawali dengan kata benda).
b.    Hal yang berbentuk jumlah fi’liyah (kalimat yang diawali dengan kata kerja).

11. Contoh penggunaan “hal mufrad” (hanya satu kata) dalam sebuah kalimat.
a.    أَكَلَ الْوَلَدُ قَائِمًا     (a-ka-la al-wa-la-du qaa-i-man) = (Anak itu makan sambil berdiri)
1)    Hal mufradnya adalah “qaa-i-man”    قَائِمًا   (sambil berdiri), hanya berupa satu kata saja dan berbentuk manshub (nashob/fathah).

b.    أَكَلَ الْوَلَدَانِ قَائِمَيْنِ    (a-ka-la al-wa-la-daa-ni qaa-i-mai-ni) = (Dua anak itu makan sambil berdiri)
1)    Hal mufradnya adalah “qaa-i-mai-ni”  قَائِمَيْنِ   (sambil berdiri), hanya berupa satu kata saja dan berbentuk manshub (nashob/fathah).
2)    Meskipun berbentuk mutsanna (dobel), tetapi tetap disebut “hal mufrad” karena hanya satu kata saja.


c.    أَكَلَ الأَوْلاَدُ قَائِمِيْنَ     (a-ka-la al-au-laa-du qaa-i-mii-na) = (Para anak itu makan sambil berdiri)
1)    Hal mufradnya adalah “qaa-i-mii-na” قَائِمِيْنَ   (mereka sambil berdiri), hanya berupa satu kata saja dan berbentuk manshub (nashob/fathah). .
2)    Meskipun berbentuk jamak mudzakkar (jumlahnya lebih dari 2, jenis pria), tetapi tetap disebut “hal mufrad” karena hanya satu kata saja.

12. Contoh penggunaan hal murokkab dalam kalimat.
a.    لاَ تَشْرَبْ وَأَنْتَ قَائِمٌ    (laa tasy-rab wa a-nta qaa-i-mun) = (Janganlah minum sambil berdiri).
1)    Hal murokkabnya adalahan-ta qaa-i-mun” وَأَنْتَ قَائِمٌ   (kamu sambil berdiri), yang berbentuk jumlah ismiyah (kalimat sempurna yang diawali isim/kata benda).

b.    جَاءَ الْوَلَدُ يَبْكِي    (jaa-a al-wa-la-du yab-kii) = (Anak itu datang sambil menangis)
1)    Hal murokkabnya adalah “yab-kii” يَبْكِي (dia sedang menangisi), yang berbentuk jumlah fi’liyah (kalimat sempurna yang diawali fi’il/kata kerja).

13. Keterangan tambahan.
a.    Jumlah (kalimat sempurna) yang terletak di belakang isim nakiroh (kata benda yang belum jelas penunjukannya), akan menunjukkan “sifat”.
b.    Jumlah (kalimat sempurna) yang terletak di belakang isim makrifat (kata benda yang sudah jelas penujukannya), akan menunjukkan “hal” (kata yang menjelaskan).

14. Contoh dalam sebuah kalimat.
a.    سَمِعْتُ طُيُوْرًا تُغَرِّدُ    (sa-mi’-tu thu-yuu-RAN tu-ghar-ri-du) =(Aku mendengar burung-burung berkicau)
1)    Isim nakirahnya adalah “thu-yuu-RAN”  طُيُوْرًا   (burung-burung).
2)    Maka “tu-ghar-ri-du”   تُغَرِّدُ    (berkicau) menunjukkan “sifat”, karena terletak di belakang isim nakirah (kata benda yang belum jelas penunjukannya).


b.    سَمِعْتُ الطُّيُوْرَ تُغَرِّدُ (sa-mi’-tu ATH-thu-yuu-RA tu-ghar-ri-du) (Aku mendengar burung-burung ITU berkicau)
1)    Isim makrifatnya adalah “ATH-thu-yuu-RA”   الطُّيُوْرَ (burung-burung ITU).
2)    Maka “tu-ghar-ri-du”    تُغَرِّدُ      (berkicau) menunjukkan “hal” (kata yang menjelaskan), karena terletak di belakang isim makrifat (kata benda yang sudah jelas penunjukannya).


Daftar Pustaka.
1.    Tim Badar Online Wisma Misfallah Thalabul Ilmi (MTI), Pogung Kidul 8C, RT 01/RW 49, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta, 55284
2.    E-mail: onlinebadar@yahoo.com


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment