KEESAAN PERBUATAN ALLAH
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
![]() |
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang
keesaan perbuatan Allah Yang Maha Kuasa?” Profesor Quraish Shihab
menjelaskannya.
1.
Keesaan perbuatan Allah mengandung arti bahwa segala
sesuatu yang berada di alam semesta dalam sistem kerjanya maupun sebab dan
wujudnya, semuanya adalah hasil perbuatan Allah saja.
2.
Semua yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan segala
yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak akan terjadi, tidak ada daya (untuk
memperoleh manfaat), tidak ada kekuatan (untuk menolak mudarat), kecuali
bersumber dari Allah.
3.
Tetapi, bukan berarti bahwa Allah berlaku
sewenang-wenang atau “bekerja” tanpa sistem yang ditetapkan Allah.
4.
Keesaan perbuatan Allah selalu dikaitkan dengan hukum, takdir,
dan sunnatullah yang ditetapkan Allah.
5.
Dalam mewujudkan sesuatu, Allah tidak membutuhkan apa
pun, apabila Allah menghendaki sesuatu, hanya berkata, “Jadilah!” Maka jadilah
dia”.
6.
Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 82.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ
فَيَكُونُ
“Sesungguhnya keadaan-Nya, apabila Dia menghendaki
sesuatu hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia”.
7.
Tetapi, hal ini bukan berarti bahwa Allah membutuhkan
kata “Jadilah”, ayat ini hanya bermaksud menggambarkan bahwa pada hakikatnya
dalam mewujudkan sesuatu Allah tidak membutuhkan apa pun.
8.
Ayat ini juga tidak berarti bahwa segala sesuatu yang
diciptakan Allah tercipta dalam sekejap, tanpa proses, sesuai dengan kehendak
Allah.
9.
Misalnya, Nabi Isa dinyatakan Allah sebagai tercipta
dengan kata “kun”, seperti dalam Al- Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat
59.
إِنَّ
مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ
قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya pemisalan (penciptaan) Isa di sisi
Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah”, (seorang manusia), maka jadilah
ia”.
10. Al-Quran
menggambarkan proses kejadian Nabi Isa, yang dimulai dengan kehadiran malaikat
kepada Maryam, kehamilannya, sakit perut menjelang kelahiran, dan akhirnya
lahir Nabi Isa.
11. Al-Quran
surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-26.
وَاذْكُرْ
فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
فَاتَّخَذَتْ
مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا
بَشَرًا سَوِيًّا
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
فَكُلِي
وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا
فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ
إِنْسِيًّا
“Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al-Quran, yaitu
ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus
roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna”.
“Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu
kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. Jibril
berkata, “Sesungguhnya aku hanya utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak
laki-laki yang suci”. Maryam berkata, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak
laki-laki, sedangkan tidak pernah ada seorang manusia menyentuhku dan aku bukan
seorang pezina”.
“Jibril berkata, “Demikian”. Tuhanmu berfirman, “Hal
itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi
manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu suatu perkara yang sudah
diputuskan”.
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri
dengan kandungannya ke tempat yang jauh, maka rasa sakit akan melahirkan anak
memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma dan berkata, “Aduhai, alangkah
baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, dan
dilupakan”.
“Jibril menyerunya dari tempat yang rendah,
“Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu, dan goyanglah pangkal pohon kurma ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan
bersenang hatimu. Apabila kamu melihat seorang manusia, maka katakan, “Sesungguhnya
aku bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”.
12. Jadi,
diksi “kun fayakun” bukan berarti bahwa segala sesuatu yang dikehendaki Allah
langsung terjadi tanpa suatu proses.
Daftar Pustaka
- Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah
Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
- Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir
Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
- Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
- Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment