SEJARAH
NABI MUHAMMAD
(Seri
ke-12)
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

A.
Rasulullah berumur 53 tahun.
1. Rasulullah
mulai membangun Masjid Nabawi.
1) Rasulullah
membeli tanah tempat berhentinya unta beliau untuk membangun Masjid Nabawi.
2) Rasulllah
ikut bekerja memindahkan bata dan bebatuan.
3) Rasulullah
bersabda,”Ya Allah, tidak ada kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan
akhirat. Ampunilah orang-orang Ansar dan Muhajirin.”
4) Masjid
Nabawi menghadap ke utara (ke arah Masjidl Aqsa) di Palestina.
5) Pintu
masjid terbuat dari batu, dindingnya dari batu bata disusun bercampur lumpur,
atapnya dibuat dari daun kurma, tiangnya dari batang pohon, dan lantainya dipasang
hamparan pasir dan kerikil.
6) Pondasi
masjid sedalam 1,5 meter, panjang masjid sekitar 45 meter, dan lebarnya 45
meter.
2. Rasulullah
juga membangun beberapa rumah di sebelah masjid.
1) Bangunan
tersebut untuk bilik-bilik tempat istri-istri Rasulullah.
2) Bilik-bilik
tempat istri Rasulullah terbuat dari susunan batu dan bata yang diberi atap
daun kurma disangga beberapa batang kurma.
3) Setelah
semuanya beres, Rasulullah pindah dari Rumah Abu Ayyub ke rumah ini.
3. Masjid
Nabawi dipakai untuk semua keperluan umat lslam.
1) Masjid
Nabawi dipakai untuk salat dan pangajaran agama.
2) Masjid
Nabawi digunakan sebagai balai pertemuan dan tempat tinggal kaum Muhajirin yang
miskin.
4. Rasulullah
mempersatukan kaum Muhajirin dan Ansar.
1) Rasulullah
mempersatukan 45 orang Muhajirin dengan 45 orang Ansar di rumah Anas bin Malik.
2) Al-Quran
surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 9.
وَالَّذِينَ
تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ
وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ
وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan
orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Meskipun mereka memerlukan
(apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka orang-orang yang beruntung.
3) Rasulullah
mempersatukan mereka agar saling menolong dan saling mewarisi jika ada yang
wafat, di samping kerabatnya.
4) Hak saling
mewarisi ini berlangsung hingga Perang Badar.
5)
Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 75.
وَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا
مَعَكُمْ فَأُولَٰئِكَ مِنْكُمْ ۚ وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ
فِي كِتَابِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, kemudian
berhijrah dan berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu
(juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih berhak
terhadap sesamanya (daripada yang kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
6) Setelah
turun QS (8:75) ini, maka hak saling mewarisi antara kaum Muhajirin dengan kaum
Ansar menjadi gugur, tetapi ikatan persaudaraan masih tetap berlaku selamanya.
Daftar
Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment