Tuesday, December 1, 2020

6894. MASA BALITA NABI MUHAMMAD

 


 

MASA BALITA NABI MUHAMMAD

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Lahirnya Rasulullah Muhammad SAW

 

Senin pagi, 9 Rabiul Awal tahun Gajah (20 atau 22 April 571 Masehi?) Rasulullah lahir dalam keluarga Bani Hasyim di Mekah.

 

 

Sebagian riwayat menjelaskan saat Rasulullah lahir, dari rahim Bunda Aminah keluar cahaya yang menerangi istana di Syam.

 

 

Runtuhnya balkon istana Kisra, padamnya api yang disembah kaum Majusi, dan beberapa gereja Buhairah ambles ke dalam tanah.

 

 

Setelah Rasululah lahir, Bunda Aminah mengutus orang menyampaikan kabar gembira kepada Abdul Muththalib.

 

 

Abdul Muththalib segera membawa cucunya ke dalam Kakbah.

 

Dan memberi nama Muhammad, sebuah nama yang belum dikenal pada zaman itu.

 

 

Rasulullah dikhitan pada hari ke-7, seperti kebiasaan orang-orang Arab lainnya.

 

 

Sebagian riwayat menjelaskan, Rasulullah lahir sudah dalam keadaan dikhitan.

 

 

Wanita pertama yang menyusui Rasulullah adalah Bunda Aminah dan Tsuwaibah, budak Abu Lahab.

 

 

Saat itu, Tsuwaibah menyusui anaknya sendiri yang bernama Masruh.

 

 

Tsuwaibah juga pernah menyusui Hamzah bin Abdul Muththalib dan Abu Salamah bin Abdul Asad.

 

 

 

MASA BALITA NABI  MUHAMMAD

 

 

Pada zaman itu, orang-orang Arab di Mekah mencari wanita dari desa yang bisa menyusui bayinya.

 

 

Halimah dari Bani Sa’ad bin Bakr  menyusui bayi Rasulullah hingga umur 4 tahun sampai terjadi pembedahan dada.

 

 

Rasulullah tinggal bersama Halimah dan suaminya, Harist bin Abdul Uzza di perkampungan Bani Saad, sekitar 80 km dari Mekah.

 

 

Halimah berkisah.

 

Pada musim paceklik, Halimah, suaminya (Harist bin Abdul Uzza), dan anaknya yang masih disusuinya meninggalkan kampung halaman bersama rombongan Bani Sa’ad.

 

 

Halimah naik keledai betina warna putih dan membawa seekor unta tua yang tak bisa diambil susunya.

 

 

Sepanjang malam Halimah tak bisa tidur karena menjaga bayi yang terus menangis  kelaparan.

 

 

Halimah tak pernah turun, sehingga keledainya tampak kelelahan.

 

 

Akhirnya, rombongan tiba di Mekah dan langsung mencari bayi yang bisa disusui.

 

 

Tiap wanita yang ditawari menyusui pasti menolaknya, karena tahu Muhammad bin Abdullah anak yatim.

 

 

Para wanita yang menyusui ingin mendapat imbalan layak yang dianggapnya sulit dipenuhi jika merawat anak yatim.

 

 

Semua wanita dalam rombongan sudah mendapat bayi untuk disusuinya, kecuali Halimah.

 

 

Rombongan bersiap-siap kembali pulang.

 

 

Halimah berkata kepada suaminya,

 

”Demi Allah, aku tidak ingin pulang tanpa membawa bayi untuk disusui.

Aku ingin mendatangi bayi anak yatim itu dan membawanya.”

 

 

Suaminya berkata,”Ya aku setuju kamu melakukan hal itu, semoga membawa berkah”.

 

 

Halimah segera menemui bayi itu dan menggendongnya.

 

 

Halimah berkata,

 

“Aku menggendong bayi itu seakan-akan tanpa beban sama sekali.



Aku menghampiri hewan tungganganku. Ketika puting susuku kusodorkan kepada bayi itu, dia minum sesukanya dan bayiku juga minum hingga puas lalu mereka tidur pulas.

 

 

Padahal sebelumnya, aku tak bisa tidur karena mengurus bayiku.

 

 

Suamiku menghampiri untanya yang kurus ternyata susunya penuh.

 

 

Kami segera memeras susunya dan minum sepuasnya hingga kenyang.

 

 

Malam itu sungguh menyenangkan dan paling indah bagi kami.

 

 

Esok paginya suamiku berkata: Kamu telah mengambil bayi yang penuh berkah.

Demi Allah, aku juga berharap demikian.”

 

 

Kemudian mereka bersiap unuk pulang.

 

 

Semua barang bawaan dinaikkan di atas punggung hewan.

 

 

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, tentu hewan itu kelelahan.

 

 

Ternyata hewan tungganganku tidak merasa lelah sedikit pun.

 

 

Teman-temanku berkata,”Bukankah keledaimu ini yang kamu bawa saat berangkat dahulu?”

 

 

Halimah menjawab,”Ya, benar.”

 

 

Mereka berkata,”Keledaimu tambah perkasa.”

 

 

Nabi Muhammad tinggal di perkampungan Bani Sa'ad.

 

 

Halimah berkata,”Sejak saat itu, kebunku tambah subur, susu hewanku melimpah, sehingga kami bisa minum sepuasnya.

 


Tetapi para tetangga kami hewannya tidak mengeluarkan susu, sehingga penggembalanya dimarahi.

 

 

Halimah menyusui Nabi Muhammad selama 2 tahun lalu menyapihnya.

 

 

Nabi Muhammad tumbuh dengan baik dan cepat melebihi teman-teman sepermainannya.

 

Setelah 2 tahun, Nabi Muhammad dibawa ke Mekah untuk menemui keluarganya.

 

 

Halimah merayu agar diperkenankan membawa lagi ke kampungnya dan permintaannya dikabulkan.

 

 

 

NABI MUHAMMAD DIBELAH DADANYA

 

Muslim meriwayatkan dari Anas,

 

“Nabi Muhammad sedang bermain dengan beberapa anak kecil lainnya.

 

Malaikat Jibril datang memegang Nabi Muhammad dan menelentangkannya.

 

Lalu membelah dada dan mengeluarkan segumpal darah dari dada Nabi Muhammad.

 

 

 

Malaikat Jibril berkata: Ini bagian setan yang ada padamu.

 

 

Lalu mecucinya dengan air Zam-zam dan mengembalikannya lagi.”

 


Anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susuannya, sambil berkata,”Muhammad telah dibunuh.”

 

 

Mereka menghampiri Nabi Muhammad yang wajahnya makin berseri-seri.

 

 

Nabi Muhammad kembali ke bundanya.

 

 

Setelah peristiwa pembedahan dada, Halimah khawatir terhadap keselamatan Nabi Muhammad.

 

 

Nabi Muhammad  segera dikembalikan kepada orang tuanya di Mekah.

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.

5.    Tafsirq.com online

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment