Sunday, December 6, 2020

7936. TIAP MAKHLUK ITU SATU-SATUNYA SEBAB DICIPTAKAN OLEH TUHAN YANG SATU

 


TIAP MAKHLUK ITU SATU-SATUNYA SEBAB DICIPTAKAN OLEH TUHAN YANG SATU

 

 

 

 

 

Unik adalah tersendiri dalam bentuk atau jenisnya.

 

Unik adalah lain daripada yang lain.

 

 

Unik adalah tidak ada persamaan dengan yang lain.

 

 

Unik adalah khusus.

 

 

 

SETIAP MAKHLUK TIDAK ADA KEMBARANNYA

 

 

“Adakah sesuatu yang kembar di jagat raya ini?” tanya seorang kawan.

 

 

“Tidak ada”, tegas saya.

 

 

Bahkan orang kembar identikpun, sesungguhnya tidak sama.

 

 

 

Terbukti ketika diambil sidik jarinya, ternyata berbeda.

 

 

Termasuk ketika diteliti rambutnya.

 

 

Matanya. Hidungnya.

 

 

Denyut jantungnya.

 

 

Ritme nafasnya.

 

 

Sampai kepada struktur organ dan jaringan selulernya.

 

 

Tidak sama.

 

“Tuhan menciptakan setiap makhluk itu cuma satu. Dan satu-satunya,” papar saya panjang lebar.

 

 

Itu dikarenakan, Tuhan yang menciptakan pun adalah Tuhan yang satu.

 

 

Dan, satu-satunya.

 

 

Tidak ada duanya. “Wahid” dan “Ahad”.

 

 

Dia menciptakan makhluk mengikuti fitrah-Nya.

 

 

Sebagaimana dikabarkan-Nya di dalam kitab suci Al Qur’an.

 

 

 

Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 30.

 

 

 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ


 

 

 

 

   Maka hadapkan wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia mengikuti fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus. Tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui.

 

 

 

Bukan hanya setiap manusia, yang diciptakan sebagai makhluk yang satu, dan satu-satunya.

 

 

Melainkan, juga makhluk lainnya.

 

 

Di seluruh penjuru jagat raya.

 

Planet bumi, misalnya.

 

 

Hanya satu. Dan satu-satunya.

 

 

Tidak ada kembarannya.

 

 

Bentuknya.

 

 

Strukturnya. Atmosfernya. Airnya.

 

Dan, segala macam penghuninya.

 

Begitu juga matahari.

 

 

Cuma satu. Dan satu-satunya.

 

 

Tidak ada duanya.

 

 

Soal ukurannya.

 

 

Posisi dan orbitnya.

 

 

Suhunya. Kandungan gas hidrogen dan Heliumnya.

 

 

Jaraknya dari planet Bumi.

 

 

Dan lain sebagainya.

 

Memang, jumlah matahari di jagat raya bisa dikatakan tidak berhingga.

 

 

Miliaran. Bahkan triliunan.

 

 

Sebanyak bintang di langit.

 

 

Karena, bintang-bintang itu pada umumnya adalah matahari.

 

 

Yang saking jauhnya, kelihatan kecil. Sehingga kita sebut sebagai bintang.

 

 

Padahal, ukurannya bisa ribuan sampai jutaan kali Bumi.

 

Tetapi, sekian banyak matahari itu, sungguh tidak ada yang kembar.

 

 

Pada semua kondisinya.

 

 

Allah hanya menciptakan satu, dan satu-satunya, pada setiap matahari.

 

Demikian pula benda-benda langit lainnya.

 

 

Bulan, bintang, galaksi, superkluster, asteroid, komet, meteor, black-hole, dan seterusnya.

 

 

 

Allah cuma menciptakan satu di setiap jenis.

 

 

 

Dan, sekali lagi, itulah satu-satunya.

 

 

Di permukaan Bumipun, Anda bisa mengamati segala macam makhluk.

 

 

Yang hidup maupun benda mati. Mulai dari pepohonan.

 

 

Rerumputan. Segala jenis binatang. Gunung dan perbukitan.

 

 

Sungai, danau, dan lautan. Dan apa saja.

 

 

Niscaya, Anda tidak akan pernah menemui sesuatu yang sama.

 

Bahkan, sebuah peristiwa pun, tidak ada yang terjadi secara sama.

 

 

Setiap saat, peristiwa berjalan dengan cara yang berbeda. Kondisinya berbeda.

 

 

Awal dan akhirnya pun tidak sama.

 

 

Kemarin, hari ini, dan esok hari, selalu terjadi secara berbeda.

 

Termasuk tubuh Anda.

 

 

Seiring berjalannya waktu, terus berubah.

 

 

Anda kemarin, dan Anda hari ini adalah tubuh yang berbeda.

 

 

Triliunan sel tubuh Anda terus menua.

 

 

Dan tidak pernah sama, dari waktu ke waktu. Anda kemarin, bukanlah Anda hari ini.

 

 

 

Dan, Anda hari ini bukanlah Anda esok hari. MasyaAllah ..

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 164.

 

 

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ


 

 

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang hari, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya, dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

 

 

 

Segala sesuatu berjalan dengan begitu indah.

 

 

Dan, dengan cara yang unik.

 

 

Tiada duanya. Karena, dikendalikan oleh Tuhan yang Satu.

 

 

Yang juga tiada duanya.

 

 

Bayangkan, jika Tuhan yang mengendalikan alam semesta ini lebih dari satu.

 

 

Pasti akan kacau balau jadinya.

 

Tuhannya langit, berbeda dengan tuhannya Bumi.

 

 

Tuhannya matahari, berbeda dengan tuhannya Bulan dan bintang.

 

 

Tuhannya angin, berbeda dengan tuhannya awan dan hujan.

 

 

Tuhannya pepohonan dan tumbuhan, berbeda dengan tuhannya binatang. Dan seterusnya.

 

 

Niscaya kehidupan dan dinamika alam ini akan berjalan kacau balau.

 

 

Karena dikendalikan oleh kehendak dan kekuatan yang berbeda-beda.

 

 

Dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Subhanallah ..

 

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan.” [QS. Al Hasyr: 23]

 

 

 

Sumber Agus Mustofa*

 

*Alumni Teknik Nuklir UGM, Penulis Buku-Buku Tasawuf Modern, dan Founder Kajian Islam Futuristik.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment