TIPE ARIF BERIBADAH KARENA BERSYUKUR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Udara sangat terik dan kerongkongan serasa
terbakar.
Dalam suasana seperti itu, Khalifah Umar
bin Khattab minta segelas air.
Tetapi sebelum air dihidangkan, tiba-tiba
beliau mendengar seseorang membaca Al-Quran surah Al-Ahqaf (surah ke-46) ayat
20.
وَيَوْمَ
يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي
حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ
الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا
كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang
kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan),”Kamu telah menghabiskan
rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah
bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang
menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan
karena kamu telah berbuat kefasikan.
Ketika air yang diminta oleh Khalifah
Umar bin Khattab dihidangkan.
Umar Bin Khattab menolak sambil berkata,
”Terima kasih, aku tidak jadi minum,
agar kenikmatan yang disediakan untukku di akhirat nanti tidak berkurang
karenanya”.
Motivasi orang beribadah bisa dibagi 4 tipe.
1.
Pedagang.
2.
Budak.
3.
Otomatis.
4.
Arif.
TIPE PEDAGANG
Orang
beribadah tertentu dengan harapan akan mendapat imbalan yang menyenangkan bagi
dirinya dari Allah.
TIPE BUDAK
Orang
beribadah tertentu karena takut terhadap ancaman dari Allah berupa siksaan di neraka
Jahanam.
TIPE OTOMATIS
Orang
beribadah kepada Allah secara otomatis.
Tanpa
pemikiran dan tanpa penghayatan.
Bagaikan
robot yang tidak paham esensi dan tujuan beribadah.
TIPE ARIF BIJAKSANA
Orang beribadah kepada Allah karena menyadari
betapa besar nikmat dan jasa yang telah diperoleh dari Allah.
Dan betapa bijaksana Allah dalam segala
ketetapan terhadap dirinya.
Tipe
arif bijaksana adalah tipe terbaik dalam beribadah kepada Allah.
Dengan
kesadaran bahwa nikmat dan anugerah dari Allah yang diberikan kepada dirinya
sangat banyak.
Akan
mendorong seorang yang arif/bijaksana untuk beribadah dan melakukan segala
aktivitasnya dengan tujuan balas jasa.
Bukan
karena mengharap imbalan surge.
Dan
bukan karena takut terhadap siksaan neraka.
Dengan
kesadaran bahwa Allah Maha Bijaksana, orang yang arif bijaksana sangat yakin bahwa
semua kenikmatan berupa apa pun, di tempatkan di mana pun, dan diberikan kapan
pun, pasti diberikan oleh Allah dalam tempat dan waktu paling baik untuk
dirinya.
Orang
yang arif bijaksana sangat yakin bahwa pihak yang akan mendapat manfaat dan
keuntungan dari semua ibadah yang dilakukannya adalah dirinya sendiri.
Allah
tidak butuh apa pun dari semua ibadah yang dilakukan oleh manusia.
Semoga
kita termasuk orang yang arif.
Yaitu
orang yang mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang
oleh Allah dengan keyakinan bahwa yang akan mendapat manfaat dari semua ibadah yang
kita lakukan adalah diri kita sendiri.
Allah
tidak memerlukan apa pun dari semua ibadah yang dilakukan oleh manusia.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment