TARJIH MUHAMMADIYAH TAK
ANGGAP PENDAPATNYA SAJA YANG BENAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Manhaj Tarjih dan
Metode Penetapan Hukum dalam Tarjih Muhammadiyah.
Manhaj tarjih adalah
cara melakukan tarjih.
Tarjih artinya menilai
suatu dalil untuk menentukan mana yang lebih kuat.
Tarjih adalah ijtihad
paling rendah.
Tingkatan ijtihad:
1. Mutlak (dalam ushul
dan cabang).
2. Mazhab.
3. Tarjih.
Tarjih dalam
Muhammadiyah artinya setiap aktifitas intelektual untuk merespon realitas
social dan kemanusiaan dari sudut pandang norma syariat lslam.
Tajdid (pembaruan,
modernisasi, restorasi)
Muhammadiyah adalah
gerakan Islam, dakwah, amar makruf nahi mungkar.
Tajdid bersumber
kepada Al-Quran dan Sunah.
Tajdid punya 2 arti:
1. Pemurnian akidah dan
ibadah sesuai Sunah Nabi.
2. Mendinamiskan
kehidupan masyarakat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.
Sifat tarjih:
1. Toleran.
2. Terbuka.
3. Tak terikat mazhab.
Toleran.
Artinya tidak
menganggap hanya keputusannya saja yang benar.
Terbuka
Artinya segala
keputusan dapat diperbaiki dengan dalil dan argument lebih kuat.
Tidak terikat mazhab.
Artinya tidak ikut
mazhab tertentu.
Tetapi berijtihad
bersumber kepada Al-Quran, Sunah, dan memperhatikan pendapat lmam mazhab.
Sumber rujukan tarjih.
1. Al-Quran.
2. Sunah Nabi.
3. Hadis
Hadis daif dapat
dijadikan hujah jika:
1) Banyak jalurnya dan
saling menguatkan.
2) Ada indikasi berasal
dari Rasulullah.
3) Tidak bertentangan
dengan Al-Quran.
4) Tidak bertentangan
dengan hadis sahih.
5) Hadis daif bukan
karena rawinya tertuduh dusta dan pemalsu hadis.
Metode tarjih.
1. Ijtihad kolektif.
2. Qiyas dapat dipakai di
luar ibadah murni (mahdah).
3. Kemaslahatan.
4. Mempertimbangkan semua
hadis secara serentak.
Pendekatan tarjih.
1. Bayani (berdasar
syariat).
2. Burhani (berdasar
iptek).
3. Irfani.
(Sumber: internet Prof
Syamsul Anwar)
0 comments:
Post a Comment