ADANYA ALLAH PAKAI KATA SIFAT DAN KERJA BUKAN BENDA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran berisi 6.236 ayat.
Lebih dari 3.000 ayat
menjelaskan eksistensi Allah.
Bahwa tauhid.
Dan eksistensi Allah.
Sangat penting.
Jangan pakai bahasa membingungkan.
Untuk menjelaskan eksistensi Allah.
Misalnya,
“Allah itu adalah Zat yang ada.
Sebelum semua yang ada ini ada.
Bahkan lebih dulu ada.
Dibandingkan kata ada itu.
Sebelum dia ada.”
ADA 20 SIFAT WAJIB BAGI ALLAH
Sifat Wajib Allah
1. Wujud
(Ada).
Yaitu Allah adalah zat yang
pasti ada.
Dia berdiri sendiri.
Tidak diciptakan oleh siapa pun.
Tidak ada tuhan selain Allah.
2. Qidam (Awal)
Qidam artinya terdahulu.
3. Baqa’ (Kekal)
‘Baqa’ artinya kekal.
4. Mukholafatul Lilhawaditsi .
Allah berbeda dengan makhluk
ciptaan-Nya.
5. Qiyamuhu Binafsihi.
Allah Berdiri Sendiri.
6. Wahdaniyah (Tunggal)
Allah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta.
7. Qudrat (Berkuasa).
Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
8. Iradat (Berkehendak).
Allah Maha Berkehendak
atas segala sesuatu.
9. ‘ilmun (Mengetahui)
Allah Maha
Mengetahui atas segala sesuatu.
Yang tampak dan
tidak tampak.
10. Hayat (Hidup).
Allah Maha Hidup.
Allah kekal
selamanya.
11. Sama’ (Mendengar)
Allah Maha mendengar apa
yang diucapkan hambanya.
Tidak
ada yang akan terlewat oleh-Nya.
12. Basar (Melihat).
Allah bisa melihat
apa pun, kapan pun di mana pun lebih dari yang manusia pikirkan.
13. Qalam (Berfirman)
14. Qadiran (Berkuasa)
15. Muridan (Berkehendak)
16. Aliman (Mengetahui)
17. Hayyan (Hidup)
18. Sami’an (Mendengar)
19. Bashiran (Melihat)
20. Mutakalliman (Berfirman atau
Berkata-kata)
Kata “wujud” dalam Al-Quran.
Tak dipakai.
Untuk menggambar eksistensi Allah.
Kata “wujud” (KBBI V).
Artinya rupa dan bentuk fisik yang dapat diraba.
Maka “wujud” Allah.
Bisa memunculkan imajinasi.
Bahwa Allah berupa fisik.
Yang bisa diraba dengan indra.
Al-Quran memakai kata “wujud”.
Bukan untuk eksistensi Allah.
Tapi untuk selain Allah.
Kata “wujud, wajada”.
Artinya “menemukan, mendapati, dan menjumpai secara
fisik.”
Diksi “wajada”.
Banyak ditemukan dalam Al-Quran dengan bentuk “kata
kerja”.
Yaitu “menemukan dan menjumpai sesuatu bersifat
fisik”.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 96.
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ
النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ
يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ
يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang
paling serakah kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih serakah) daripada
orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur 1.000 tahun,
padahal umur panjang sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 86.
حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي
عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ۗ قُلْنَا يَا ذَا
الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
Hingga jika dia telah sampai ke tempat terbenam
matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur
hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata:
"Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap
mereka.
INFO EKSISTENSI ALLAH DISANDARKAN PADA SIFAT ALLAH
Sifat Allah berupa “asmaul husna”.
Yaitu nama-nama Allah yang baik.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 110.
وَمَنْ
يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ
اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Dan barang siapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya
dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah menunjukkan eksistensi diri-Nya dengan sifat-sifat
Allah.
Bukan dengan wujud Allah.
Dengan formula 99 asmaul husna.
Maka imajinasi manusia menjadi lebih luas dan
mendalam.
Dalam nuansa tak terbatas.
Dibanding dengan “wujud” Allah.
Yang bisa membawa imajinasi pikiran manusia.
Bahwa Allah berupa zat fisik yang bisa ditemui oleh
manusia.
Jika disebut “wujud” Allah.
Maka manusia bisa imajinasi bahwa Allah seperti
manusia.
Yang duduk di atas kursi singgasana.
Atau bertemu di langit berhadapan sosok dengan sosok.
Dan model fisik lainnya.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.
وَإِلَٰهُكُمْ
إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak
ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat di atas menjelaskan.
Bahwa tak ada apa pun, selain Allah.
Yang ada hanya Allah saja.
Lainnya tak ada atau nol.
Al-Quran surah Ali lmran (surah ke-3) ayat 2.
اللَّهُ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
makhluk-Nya.
Allah Yang Maha Hidup kekal selamanya.
Selain Allah adalah makhluk.
Yang dihidupkan oleh Allah.
Eksistensi Allah digambarkan dalam bentuk “kata
kerja”.
Atau “kata keadaan”.
Bukan kata benda.
Jika dalam bentuk “kata benda”.
Maka akan merendahkan eksistensi Tuhan Allah.
Al-Quran surah Taha (surah ke-20) ayat 8.
اللَّهُ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ
Dia Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. Dia mempunyai asmaaul husna (nama-nama yang baik).
Al-Quran surah Taha (surah ke-20) ayat 14.
إِنَّنِي
أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ
لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikan salat
untuk mengingat Aku.
Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 11.
فَاطِرُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ
الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ
وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
(Dia) Allah Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Allah Maha Mendengar dan
Melihat.
Kesimpulan.
1. Allah
menjelaskan eksistensi-Nya lewat “kata sifat” dan “kata keadaan”.
2. Tak
pakai “kata benda”.
Agar tak dibayangkan oleh manusia .
Bahwa Allah berupa benda fisik yang bisa diraba oleh
indra manusia.
3. Meskipun
ribuan ayat Al-Quran menjelaskan eksistensi Allah.
Tapi pasti hal itu bukan hakikat Allah sesungguhnya.
Karena Allah tak bisa diwadahi oleh
kemampuan makhluk-Nya.
4. Tak
ada sesuatu yang serupa dengan Allah.
5. Allah
meliputi semua makhluk-Nya.
Allah meliputi semua alam semesta.
Termasuk manusia di dalamnya.
6. Manusia
dan alam semesta berada “di dalam diri” Allah.
7. Segala
potensi manusia tak mampu memahami hal lebih besar yang meliputinya.
8. Allah
Maha Lebih Besar.
Masih lebih besar, lebih luas, dan lebih segalanya.
Dibandingkan yang dipahami dan dibayangkan oleh
manusa.
(Sumber Agus Mustofa)
0 comments:
Post a Comment