GUS BAHA
ADAB BERTAMU DALAM AL QURAN
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Gus Baha
Jelaskan
adab bertamu
Berdasar
Al-Qur'an.
KH
Bahauddin Nursalim.
Atau Gus
Baha.
Ulama Rembang.
Jawa
Tengah.
Gus Baha
menjelaskan.
Tata
krama bertamu bagi orang Muslim.
Agar
tamu dan tuan rumah.
Merasa
nyaman.
AL-Quran
surah An-Nur (surah ke-24) ayat 27.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا
عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Hai orang-orang beriman.
Janganlah kamu memasuki rumah
yang bukan rumahmu.
Sebelum minta izin dan memberi salam kepada penghuninya.
Yang demikian lebih baik bagimu,
agar kamu (selalu) ingat.
Misalnya.
Orang
modern.
Tak
ingin mengganggu orang lain.
Ayat di atas.
Urutannya:
1)
Mita
izin.
2)
Memberi
salam.
Artinya.
1)
Nyaman
dulu.
2)
Baru
salam.
Bukan salam
dulu.
Tapi
nyaman lebih dulu.
Ada ayat
لَا تَدْخُلُوا۟
بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟,
Dari
ayat ini.
Ukurannya
bukan salam dulu.
Tapi
nyaman.
Kamu
merasa nyaman dulu," katanya.
Sabtu
(3/12/2022).
Gus Baha
menjelaskan.
Ukuran
nyaman.
Yaitu kaidah:
'La Dharara Wala Dhirara'.
Maksudnya.
Tak ganggu
diri sendiri.
Dan tak
ganggu orang lain.
Tak mudarat
diri sendiri.
Tak mudarat orang lain.
Ukuran
selanjutnya.
1)
Akrab.
2)
Jam
kosong.
3)
Pentingnya
tamu bagi tuan rumah.
4)
Jam
istirahat.
Jangan bertamu.
Saat jam istirahat.
Menurut
Al-Quran.
Ukurannya
rasa nyaman.
Atau enjoy.
Contohnya.
Saya
bertamu ke Gus Ghofur.
Karena
akrab sejak kecil.
Mungkin
bisa abaikan.
Jam
bertamu," jelasnya.
Adab
bertamu ini.
Penting
diperhatikan.
Agar orang
bertamu.
Dan tuan
rumah.
Semua
merasa nyaman.
"Jika saya bertamu.
Pada
kiai tak kenal saya.
Kedatangan
saya.
Bisa
jadi masalah.
Karena
datang pada jam tertentu.
Maka saya
harus mikir," tegas Gus Baha.
Gus Baha
minta.
Orang
bertamu.
Tak ucapkan
salam dulu.
Sesuai
tuntunan Al-Qur'an.
Harus
nyaman dulu.
Pastikan
pemilik rumah.
Merasa
nyaman.
"Coba bayangkan.
Kiai
sedang makan.
Lalu ada
tamu.
Ucapkan
salam.
Membuat bingung.
Mau
dijawab.
Tapi masih
kunyah makanan.
Bisa
keselek.
Hal
seperti itu.
Harus
diperhatikan," imbuhnya.
Salah satu
cara.
Melihat tuan
rumah.
Dalam
kondisi nyaman.
Yaitu menanti
undangan.
Karena
tuan rumah.
Sudah
siap terima tamu.
Tradisi itu.
Juga
hidup dalam kaum Nahdliyin.
Yaitu datang
ke rumah kiai.
Ketika
diundang.
"Saya
mendengar cerita.
Keluarga
KH Maimun.
Dia pernah
cerita.
Tak
senang didatangi Kiai Maimun.
Karena
saat itu.
Dia
giliran khotbah Jumat.
Dan Kiai
Maimoen.
Salat di
saf depan.
Dia sampai
sakit.
Karena
grogi," tandasnya.
(Sumber NUonline)
0 comments:
Post a Comment