Tuesday, December 27, 2022

15953. IRONI RAKYAT SEKOLAH RENDAH TENTUKAN PEMIMPIN

 

 


IRONI RAKYAT SEKOLAH RENDAH TENTUKAN PEMIMPIN

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Kekuasaan ingin langgeng.

Jadikan rakyat .

 

Miskin dan bodoh.

Selamanya.

              

Selama ratusan tahun.

Rakyat Indonesia.

 

Dibuat miskin dan bodoh.

Didesain oleh VOC Belanda.

VOC Belanda.

Membuat bangsa pribumi.

 

Disebut inlander.

Tetap miskin dan bodoh.

 

Inlander.

 

Yaitu sebutan ejekan.

Bagi penduduk asli  lndonesia.

 

Oleh Belanda.

Pada zaman penjajahan.

 

Ada 2 unsur pada inlander.

Yaitu “inland”.

Dan imbuhan “er”.

 

Artinya:

Orang yang tinggal di dusun Inland.

Yaitu  “wong ndeso”.

 

Belanda merancang.

Agar bangsa pribumi.

Tetap miskin dan bodoh.

 

Sehingga tak berdaya.

Dan tak mampu.

Melawan Belanda.

 

Zaman sekarang.

 

Serupa tapi tak sama.

Setali tiga uang.

 

Sebelas dua belas.

Dengan cara Belanda.

 

Tapi pelakunya.

Bangsa sendiri.

Sungguh sedih dan pilu.

 

Rakyat dibuat.

Tetap bodoh dan miskin.

Agar mudah diatur.

 

Gampang dibayar.

Saat pemilu.

    

Jika rakyat miskin dan bodoh.

Maka mudah dikendalikan.

Suara gampang dibeli.

 

Diberi uang 200 ribu .

Tapi 5 tahun menderita.

 

 

Ada 3 jenis rakyat.

yaitu:

1)                Kaum proletar.

2)                Kaum borjuis.

3)                Kuam terdidik.

 

Kaum proletar.

Yaitu rakyat jelata.

 

Tak berdaya  bergerak.

Sebab bodoh dan miskin.

 

Perut mereka lapar.

Harus diisi makanan.

 

Tak bisa ditunda.

Mereka hanya mikir.

 

Urusan perut semata.

Besuk bisa makan atau tidak.

 

Rakyat jelata.

Miskin dan bodoh.

 

Sering diperlakukan tak adil.

Dalam segala sektor.

 

Rakyat bodoh dan miskin.

Jadi bisnis politik.

 

Tiap 5 tahun sekali.

Saat pemilu.

 

Semua berkata,

“Demi wong cilik.”

 

Tapi usai coblosan.

Mereka dicampakkan.

Mereka dilupakan.

 

Dan akan diingat lagi.

Saat dekat pemilu.

 

Kaum borjuis.

Yaitu kaum kaya.

 

Tapi tak bisa gerak.

Perutnya buncit.

 

Suka menjilat.

Mulut disumpal jabatan.

Dipenuhi fasilitas.

 

Mereka cari nikmat pribadi.

Tak mikir rakyat banyak.

 

Mereka kaum oportunis.

Sikapnya pragmatis.

 

Mereka pandai dan kaya.

Tapi jual harga diri.

Demi uang, jabatan, dan fasilitas.

 

Mereka sudah makmur.

Tapi masih kemaruk.

Rela menjilat dan munafik.

 

Kaum intelektual.

Yaitu kaum terdidik.

 

Mereka paham masalah bangsa.

Tapi juga manusia biasa.

 

Sibuk urusan masing-masing.

Dan punya watak berbeda.

 

Dulu.

Para pendiri bangsa.

Fokus Indonesia merdeka. 

 

Zaman sekarang.

Masalahnya kompleks.

 

Data penduduk Jawa Timur.

Tahun 2020.

Usia 10 tahun ke atas.

 

1)        Tak lulus SD = 22 persen.

2)        Lulus SD        = 27 persen.

 

3)        Lulus SMP     = 19,7 persen.

4)        Lulus SMA     = 24 persen.

 

5)        Kuliah = 7,3 persen.

 

Dalam negara demokrasi.

Suara 1 orang gila.

Setara 1 suara profesor.

 

Artinya.

Pemimpin ditentukan.

Suara terbanyak.

 

Rakyat sekolah rendah.

Tentukan pemimpin bangsa.

Sungguh ironi.

 

Terpilih pemimpin tak baik.

Ambil keputusan tak baik.

 

Kekayaan alam

Tak bisa dikelola dengan baik.

 

Akibatnya.

Rakyat miskin dan bodoh.

Selamanya.

 

Sungguh lingkaran setan.

 

Semoga.

Indonesia bisa berubah lebih baik.

Amin.

 

(Sumber kompasiana).

 

 

 

0 comments:

Post a Comment