Thursday, June 6, 2024

33596. SEMUA BERTASBIH PADA ALLAH YANG TAMPAK DAN TIDAK

 





SEMUA BERTASBIH PADA ALLAH YANG TAMPAK DAN TIDAK

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Al-Quran surah At-Tagabun (surah ke-64) ayat  1.


يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

 

Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah yang punya semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

 

 

Ayat 1 Quran surat At-Tagabun.

Diawali  يُسَبِّحُ

 

Berasal dari kata سبح (sabbaha).

Juga jadi asal kata “Tasbih”.

 

Bertasbih tak sebatas sebut “Subhanallah”.

 Sabbaha yaitu berjalan terus menerus tanpa istirahat.

 

Ibarat benda mengapung.

Benda mengapung terus.

Tak pernah tenggelam. 

 

Bertasbih kepada Allah.

Dengan terus menerus.

Pertahankan konsepsi kesempurnaan Allah.

Dan terus periksa diri.

 

Allah Maha Sempurna.

Tapi pikiran buruk.

Menodai tasbih pada Allah.

 

Keyakinan kesempurnaan Allah.

Berlaku tiap saat.

Hadapi dunia tak sempurna.

 

Kita lihat banyak tidak sempurna.

Ada perang dan sakit.

 

Ada tidak adil dan kriminal.

Kita diuji kontradiksi.

 

Kita yakin Allah Maha Sempurna.

Tapi kita lihat sekitar.

Banyak hal tak sempurna.

 

Misalnya.

Sebuah mobil.

 

Punya body bisa dilihat.

Tapi juga punya mesin tertutup.

Tak bisa dilihat.

 

Tubuh manusia.

Punya fisik terlihat.

Ada roh tak bisa dilihat.

 

Kita anggap ‘yang terlihat’.

Yaitu seluruh realitas.

Padahal banyak hal tak terlihat.

 

Tasbih memurnikan konsep Allah.

Tak asosiasikan dengan apa pun.

 

Pikiran manusia tentang Allah.

Hanya sebatas Allah izinkan untuk tahu.

 

Manusia tak paham.

Seluruhnya tentang Allah.

 

Manusia tak tahu seluruh isi lautan.

Tak paham seluruh otak manusia. 

 

Manusia tak paham seutuhnya.

Seluk beluk ciptaan Allah.

 

Tak peduli merasa atau tidak.

Manusia terima cinta Allah sempurna.

 

Artinya bertasbih.

Yakin ciptaan Allah sempurna.

 

 Surat At-Tagabun.

Diawali “Yusabbihu”.

 

Yaitu kata kerja ‘fi’il mudarik’.  

Peristiwa sekarang dan masa depan.

 

Manusia harus berusaha kontinu.

Bertasbih kepada Allah.

 

Meskipun tasbih kita tak sempurna.

Tapi Allah tetap Maha Sempurna. 

 

Memperbaiki tasbih pada Allah.

Hilangkan pikiran buruk pada Allah.

 

Ketika kenyataan pahit terjadi.

Hati tidak tenang.

 

Sadar kesempurnaan Allah.

Buat tenang lagi.

Ubah pola pikir jadi positif. 

 

(Sumber Nouman Ali Khan)

 

0 comments:

Post a Comment