Friday, June 14, 2024

33705. ISLAM MELARANG ORANG TUA MEMAKI ANAK

 


ISLAM MELARANG ORANG TUA MEMAKI ANAK ANAK

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Al-Quran menyatakan bahwa isteri dan anak.

Salah satu “perhiasan kehidupan” dan “sumber harapan”.

 

Tetapi ditegaskan pula.

Bahwa di antara mereka.

Ada yang dapat jadi musuh orang tua.

 

Al-Quran At-Taghabun, surah ke-64 ayat 14.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

       Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Semua orang tua pasti mendambakan semua anak keturunannya sehat lahir batin.

Dan mengharapkan mereka jadi permata hatinya.

 

Tapi sayang kita sering lupak.

Bahwa ada 2 dua faktor utama.

 

Sangat berperan meraih dambaan.

Yaitu factor:

 

1)        Keturunan .

2)        Pendidikan.

 

Para ilmuwan dan ulama tegaskan.

 Para orang tua sangat potensi.

 

 Mewariskan pada anak-cucunya.

 Sifat jasmani dan Rohani.

 Lewat gen yang dimiliki.

 

Hadis Nabi Muhammad.

Sebut gen dengan “irig”.

 

Nabi  Muhammad berpesan.

Agar calon bapak berhati-hati .

 

Memilih tempat menabur benih.

Yang mengandung gen.

 

Karena “al-irgu dassas” .

Gen sangat kecil dan tersembunyi.

 

Tapi sangat berpengaruh.

Pada anak keturunan.

 

Al-Quran melarang Muslim baik.

Menikah dengan musyrik atau wanita pezina.

 

Al-Quran An-Nur (surah ke-24) ayat 3.

 

الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ ۚ وَحُرِّمَ ذَٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

    

       Laki-laki berzina tidak mengawini melainkan perempuan berzina, atau perempuan musyrik; dan perempuan berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian diharamkan atas orang mukmin.

 

Para ulama berpendapat.

Gejolak jiwa suami isteri.

 

Saat hubungan seksual.

Berpengaruh pada  jiwa anak.

Yang sedang dibuahkan.

 

Islam perintahkan.

Agar suasana agama.

 

Dan tenang lahir dan batin.

Sebelum dan saat bercampur.

 

Dengan baca doa khusus.

Bagi suami isteri.

 

Faktor lain sangat berperan.

Membentuk sifat, watak, perilaku,  kepandaian, dan keterampilan.

Yang dimiliki anak.

Yaitu pendidikan.

 

Syarat pertama dan utama.

Dalam mendidik anak.

 

Yaitu kesadaran orang tua.

Pada bakat, minat, dan pribadi anak.

 

Kasih sayang dan cinta pada anak.

Tak boleh orang tua paksa anaknya.

 

Jadi ”persis” seperti orang tuanya.

Atau “kelanjutan” dan “membalas dendam” orang tua.

Yang tidak dicapainya dulu.

 

Orang tua pada anaknya.

Hubungan mesra lain pribadi.

 

Pribadi tidak sama dan berbeda.

Masing-masing punya ciri khusus.

 

Jika orang tua memaksakan anaknya.

Jadi “kelanjutannya” atau “sama dengan” orang tuanya.

 

Tapi tak sesuai bakat dan minat anak.

Maka pudar perasaan cintanya.

 

Seorang anak.

Berapa pun usianya.

 

Dia manusia punya jiwa, perasaan, dan kepribadian tersendiri.

 

Bisa berbeda dengan pribadi manusia lainnya.

 

Ummu Fadhil cerita.

Bahwa dia menimang seorang bayi.

 

Nabi Muhammad menggendongnya.

Tiba-tiba bayi pipis membasahi pakaian Nabi.

 

Dengan cepat segera kurenggut bayi itu.

Dari gendongan Nabi.

 

Nabi Muhammad menegurku,

“Pakaian yang basah ini.

Dapat dibersihkan dengan air.

 

Tapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa si anak.

Akibat renggutanmu yang kasar?”

 

 

Nabi Muhammad tak ingin.

Perasaan rendah diri atau bersalah.

 

Menyentuh jiwa anak.

Bisa dibawanya sampai dewasa.

 

Dalam dalam hal tertentu.

 Nabi Muhammad tidak bedakan.

Perlakuan pada anak dan orang dewasa.

 

Misalnya.

Saat  mengucapkan salam.

 

Dengan mengucap salam pada anak.

Memberi 2 dampak positif.

 

Dalam perkembangan jiwanya.

Yaitu tanamkan rasa:

 

1)        Rendah hati tak sombong.

2)        Percaya diri sebab dihormati.

 

Para ulama berpendapat

Hampir 90 persen perasaan minder.

 

Pada banyak orang dewasa.

Sebab factor perlakuan.

Sebelum dewasa.

 

Nabi Muhammad bersabda,

”Hormati anak-anakmu.

Didik mereka dengan baik.

 

Allah memberi rahmat pada orang.

Yang membibing anaknya.

Sehingga anak berbakti padanya”.

 

Sahabat Nabi bertanya,

”Ya Rasulullah, bagaimana cara membantu anak-anak kita?”

 

Nabi Muhammad bersabda,

“Dengan cara memuji hasil usaha anak kita meskipun kecil.

 

Memaafkan kekeliruannya.

Tak memberinya beban berat.

 

Tak memaki dengan ucapan melukai hati.”

 

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment