TAWASUL.
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang tawasul menurut para
ulama?” Syekh Abdul Somad, Lc. M.A. menjelaskannya.
1. Tawasul (menurut KBBI V) dapat diartikan
“mengerjakan suatu amal yang dapat mendekatkan diri kepada Allah”, dan “memohon
atau berdoa kepada Allah dengan perantaraan nama seseorang yang dianggap suci
dan dekat kepada Allah.”
a. Wasilah artinya “ikatan”, “perhubungan”,
dan “pertalian”.
2. Berikut ini adalah kisah tiga orang yang
bertawasul dengan amal kebaikan mereka
masing-masing.
3. Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah
bersabda,“Terdapat tiga orang musafir yang sedang bernaung dan masuk ke dalam
sebuah gua. Tiba-tiba terjadi longsoran dan bebatuan yang besar berjatuhan
menutupi pintu gua tempat mereka bersembunyi, sehingga mereka tidak dapat
keluar dari gua.”
a. Mereka berkata,”Tidak ada yang dapat
menyelamatkan kami dari batu-batu yang besar ini, selain berdoa kepada Allah menggunakan
tawasul dengan amal kebaikan kami yang selama ini telah kami kerjakan..
b. Orang pertama berkata: “Ya Allah, saya
mempunyai dua orang tua yang sudah uzur dan segala keperluan mereka selalu saya
dahulukan daripada keperluan saya sendiri dan keluarga lainnya. Pada suatu hari
mereka meminta minum segelas susu kepada saya, sebelum susu selesai saya
siapkan mereka sudah tertidur, maka saya menunggunya sampai mereka terbangun
saat terbit fajar, barulah mereka meminumnya.“Ya Allah, jika yang aku lakukan
itu untuk mengharapkan keridaan-Mu, maka keluarkan kami dari dalam gua ini dan
dari batu besar ini.” Ternyata batu besar tersebut menggeser dan gua terbuka sedikit,
tetapi mereka belum dapat keluar dari dalam gua.
c. Orang kedua berkata: ”Ya Allah, saya
mempunyai sepupu perempuan, dia orang yang sangat saya cintai. Pada suatu hari,
saya memberikan hadiah yang menarik untuknya agar mau berduaan dengan saya dan
ternyata dia bersedia. Hampir terjadi kejadian perzinaan antara saya dengan
gadis yang sangat saya cintai, tetapi segera saya pergi meninggalkannya
sehingga kami selamat dari perbuatan dosa. Ya Allah, jika yang saya lakukan itu
untuk mengharapkan keridaan-Mu, maka lepaskanlah kami dari dalam gua ini”. Maka
pintu gua itu pun terbuka sedikit, tetapi mereka masih belum mampu keluar.
d. Orang ketiga berkata: ”Ya Allah, saya
mempekerjakan banyak orang dan saya menggaji mereka, tetapi terdapat seorang
laki-laki yang pergi sebelum mengambil gajinya, maka saya mengembangkan gajinya
hingga menjadi harta yang banyak. Beberapa tahun kemudian ia datang lagi dan
berkata,“Wahai hamba Allah, bayarkan gaji saya”. Saya katakan kepadanya: “Semua
yang engkau lihat di halaman adalah dari gajimu, yaitu unta, lembu, kambing dan
hamba sahaya”. Pekerja itu berkata,”Wahai hamba Allah, janganlah engkau
mengejekku”. Saya jawab,“Saya tidak mengejekmu”. Lalu pekerja itu pun mengambil
semuanya dan tidak meninggalkan sedikit pun. “Ya Allah, jika yang saya lakukan adalah
untuk mengharapkan keridaan-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini”.
Maka batu besar itu pun bergeser dan gua terbuka), lalu mereka pun
pergi keluar melanjutkan perjalanan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Orang-orang Yahudi yang bertawasul dengan
Nabi Muhammad sebelum beliau lahir.
a. Ibnu ‘Abbas berkata,”Kaum Yahudi Khaibar
berperang dengan kaum Ghathafan, dan kaum Yahudi mengalami kekalahan. Maka kaum
Yahudi berdoa, “Kami memohon kepada-Mu berkat nabi yang tidak dapat membaca
yang telah Engkau janjikan kepada kami yang Engkau keluarkan
di akhir zaman,
tolonglah kami melawan kaum Ghathafan.”
b. Kaum Yahudi akhirnya menang melawan kaum Ghathafan,
tetapi ketika Nabi Muhammad yang tidak pandai membaca
benar-benar datang ke Madinah ternyata kaum Yahudi tidak mau mengikuti ajaran
Islam, karena Nabi Muhammad bukan bangsa Yahudi.
c. Kemudian turun Al-Quran surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 89.
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ
كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ
عَلَى الْكَافِرِينَ
Dan setelah datang kepada mereka
Al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal
sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapatkan kemenangan
atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka
ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah atas orang-orang yang
ingkar itu.
5. Bertawasul kepada Nabi Muhammad ketika beliau
masih hidup.
a. Abu Umamah bin Sahl berkata,”Rasulullah didatangi
seorang laki-laki yang berkata: Wahai Nabi, tidak ada orang yang membimbing
saya, hal ini berat bagi saya, karena saya buta.”
b. Rasulullah bersabda,”Pergilah berwudu dan
salatlah dua rakaat, kemudian berdoalah: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dan
menghadap kepada-Mu berkat Nabi-Mu Muhammad yang membawa rahmat, wahai Muhammad
aku menghadap denganmu kepada Tuhanmu, maka tampakkanlah pandanganku. Ya Allah
jadikanlah ia penolong bagiku dan jadikan aku dapat menolong diriku sendiri’.”
c. Usman bin Affan berkata,“Demi Allah,
belum lama kami berpisah, belum lama kami bercerita, kemudian laki-laki itu
masuk ke dalam masjid, seakan-akan ia tidak pernah buta.”
Daftar Pustaka
1.
Somad,
Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2.
Somad,
Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3.
Somad,
Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment