NABI
MUHAMMAD
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya, “Mohon
dijelaskan tentang kebenaran Nabi Muhammad? Professor Quraish Shihab
menjelaskannya.
1. Untuk
meyakinkan umat manusia, para Nabi dan Rasul diberi bukti oleh Allah berupa
mukjizat.
2. Para
nabi dan rasul terdahulu, sebelum Nabi Muhamad, diberi mukjizat yang berlaku terbatas
pada daerah dan waktu tertentu.
3. Nabi
Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman, sehingga
mukjizat Nabi Muhammad harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan
dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia.
4. Inilah
fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.
5. Bukti
kebenaran Nabi Muhammad adalah berikut ini.
6. Bukti
ke-1, Nabi Muhammad tidak pandai membaca dan menulis, hidup dalam lingkungan
terbelakang.
a. Seandainya
Nabi Muhammad pandai membaca dan menulis, pasti akan dipakai sebagai alasan
meragukan kenabian beliau.
b. Al-Quran
surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.
وَمَا
كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَارْتَابَ
الْمُبْطِلُونَ
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelum
Al-Quran sesuatu kitab dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan
tangan kananmu. Seandainya kamu pernah membaca dan menulis, akan ragu orang
yang mengingkarimu.”
7. Bukti
ke-2, aspek keindahan dan ketelitian redaksi Al-Quran.
1) Orang
yang tidak paham bahasa Arab, sulit memahami keindahan Al-Quran, karena
keindahan menyangkut perasaan, bukan pikiran.
2) Beberapa
hal untuk membantu menjelaskan keindahan Al-Quran.
a. Seperti
diketahui, sering kali Al-Quran diturunkan secara spontan, guna menjawab
pertanyaan atau mengomentari peristiwa.
b. Nabi
Muhammad menjawab langsung pertanyaan.
c. Jawaban
spontan tidak memberikan peluang berpikir dan menyusun dengan redaksi indah dan
teliti.
d. Tetapi
setelah Al-Quran rampung diturunkan dan dilakukan analisis, ditemukan hal yang
luar biasa dan menakjubkan, dijumpai keseimbangan yang sangat serasi antarkata
yang digunakannya, misalnya, keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.
8. Bukti
ke-3, Keseimbangan antara jumlah kata dengan antonimnya.
1) Antonim
ialah kata yang berlawanan makna dengan
kata lain.
2) Misalnya,
kata “al-hayah” berarti “hidup” dan “al-mawt“ berarti “mati”, masing-masing
sebanyak 145 kali.
3) Kata
“al-naf” bermakna “manfaat” dan “al-madharrah” bermakna “mudarat”, masing-masing
sebanyak 50 kali.
4) Kata
“al-har” artinya “panas” dan “al-bard” artinya “dingin” masing-masing 4 kali.
5) Kata
“al-shalihat” bermakna “kebajikan” dan “al-sayyi'at” bermakna “keburukan,
masing-masing 167 kali.
6) Kata
“al-Thumaninah” artinya “kelapangan atau ketenangan” dan “al-dhiq” artinya
“kesempitan atau kekesalan” masing-masing 13 kali.
7) Kata
“al-rahbah” berarti “cemas atau takut”
dan “al-raghbah” berarti “harap atau ingin” masing-masing 8 kali.
8) Kata
“al-kufr” artinya “kekufuran” dan “al-iman” artinya “iman” dalam bentuk
definite, masing-masing 17 kali. Kata “Kufr” berarti “kekufuran” dan “iman”
berarti “iman” dalam bentuk indifinite masing-masing 8 kali. Kata “al-shayf”
bermakna “musim panas” dan “al-syita” bermakna “musim dingin” masing-masing 1
kali.
9. Bukti
ke-4, Keempat, Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya dan makna yang
dikandungnya.
1) Sinonim
ialah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain.
2) Misalnya,
kata “al-harts” dan “al-zira'ah” artinya “membajak atau bertani”, masing-masing
14 kali.
3) Kata
“al-'ushb” dan “al-dhurur” bermakna “membanggakan diri atau angkuh”
masing-masing 27 kali.
4) Kat
“al-dhallun” dan “al-mawta” artinya “orang sesat atau mati jiwanya”,
masing-masing 17 kali.
5) Kata
“al-Quran, al-wahyu, dan al-Islam” artinya “Al-Quran, wahyu dan Islam”,
masing-masing 70 kali.
6) Kat
“al-aql” dan “al-nur” bermakna “akal” dan “cahaya”, masing-masing 49 kali.
7) Kata
“al-jahr” dan “al-'alaniyah” artinya “nyata” masing-masing 16 kali.
10. Bukti
ke-5, Keseimbangan antara jumlah kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada
akibatnya.
1) Mislanya,
kata “al-infaq” artinya “infak” dengan
“al-ridha” artinya “kerelaan, masing-masing 73 kali.
2) Kata
“al-bukhl” artinya “kekikiran” dengan “al-hasarah” artinya “penyesalan”,
masing-masing 12 kali.
3) Kat
“al-kafirun” berarti “orang-orang kafir”
dengan “al-nar” dan “al-ahraq” artinya “neraka dan pembakaran”, masing-masing 154 kali.
4) Kata
“al-zakah” artinya “zakat atau penyucian” dengan “al-barakat” artinya
“kebajikan yang banyak, masing-masing 32 kali.
5) Kata
“al-fahisyah” artinya “kekejian” dengan “al-ghadhb” artinya “murka”,
masing-masing 26 kali.
11. Bukti
ke-6, Keseimbangan antara jumlah kata dengan kata penyebabnya.
1) Kata
“al-israf” artinya “pemborosan” dengan “al-sur'ah” bermakna “ketergesa-gesaan”,
masing-masing 23 kali.
2) Kata
“al-maw'izhah” bermakna “nasihat atau petuah” dengan “al-lisan” bermakan
“lidah”, masing-masing 25 kali.
3) Kata
“al-asra” artinya “tawanan” dengan “al-harb” artinya “perang”, masing-masing 6
kali.
4) Kata
“al-salam” artinya “kedamaian” dengan “al-thayyibat” artinya “ kebajikan”,
masing-masing 60 kali.
12. Bukti
ke-7, Keseimbangan khusus.
1) Misalnya,
kata “yawm” artinya “hari” dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak
hari-hari dalam setahun.
2) Kata
“hari” bentuk plural “ayyam” atau “dua” “yawmayni”, jumlah seluruhnya 30, sama
dengan jumlah hari dalam sebulan.
3) Kata
“syahar” yang berarti “bulan” terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam
setahun.
4) Al-Quran
menjelaskan langit ada “tujuh”, dan kata ini diulangi sebanyak 7 kali, yakni
dalam ayat Al-Baqarah (2:29), Al-Isra' (17:44), Al-Mu'minun (23:86), Fushshilat
(41:12), Al-Thalaq (65:12), Al-Mulk (67:3), dan Nuh 15.
5) Kata
yang menunjuk kepada utusan Tuhan, yaitu rasul (rasul), atau nabiy (nabi), atau
basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), semua
berjumlah 518 kali, jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama
nabi, rasul dan pembawa berita, yakni 518 kali.
13. Bukti
ke-8, Pemberitaan gaibnya terbukti benar.
1) Misalnya,
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 92.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ
بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ
آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Pada hari ini Kami selamatkan badanmu
(Fir’aun) agar menjadi pelajaran bagi orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda kekuasaan Kami.”
2) Sebelumnya,
tidak ada orang yang mengetahui, karena terjadi ribuan tahun sebelum Masehi.
3) Pada
1896 Masehi, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja Luxor Mesir, sebuah
mumi mayat Fir'aun yang bernama Maniptah yang pernah mengejar Nabi Musa.
4) Pada
8 Juli 1908, Elliot Smith membuka pembalut mayat Fir'aun. Dia menemukan satu
mayat utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran.
14. Bukti
ke-9, Isyarat ilmiah Al-Quran sesuai dengan sains modern.
1) Misalnya,
cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan sinar rembulan adalah
pantulan.
2) Al-Quran
surah (surah ke-10) ayat 5.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ
مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ
إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dia menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya tempat bagi perjalanan bulan itu, agar kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tak menciptakan
demikian, melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang yang mengetahui.”
3) Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 223, yang menjelaskan jenis kelamin bayi
ditentukan sperma ayahnya, sedangkan ibunya bagaikan ladang.
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Istri-istrimu (seperti) tanah tempat
kamu bercocok-tanam, datangi tanah tempat bercocok-tanammu bagaimana saja kamu
kehendaki. Kerjakan (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah
dan kamu kelak akan menemui-Nya. Beri kabar gembira kepada orang-orang yang
beriman.”
15. Masih
banyak bukti lainnya bahwa isi ayat-ayat dalam Al-Quran yang sesuai dengan
sains modern.
16. Nabi
Muhammad mengetahui semuanya berasal dari Allah Yang Maha Mengetahui.
17. Sungguh
Al-Quran terbukti benar-benar berasal dari Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
4. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment