Wednesday, March 27, 2019

2048. MUSH'AB BIN UMAIR



MUSH’AB BIN UMAIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Mush’ab bin Umair sahabat Nabi Muhammad? Syekh Shafiyurrahman menjelaskannya. 
1.    Mush'ab bin Umair, lahir di Mekah tahun 585 Masehi dan meninggal dalam Perang Uhud tahun 625 Masehi.
2.    Ayahnya adalah Umair bin Hasim dan ibunya bernama Khunas binti Malik.
3.    Mush'ab bin Umair berasal dari keturunan bangsawan suku Quraisy dan salah satu sahabat yang pertama memeluk Islam, termasuk “assabiqunal awwalun” (Orang-orang yang terdahulu dan pertama masuk Islam).
4.    Mush’ab bin Umair seorang pemuda yang tampan, cerdas, berasal dari keluarga kaya, dihargai lingkungannya, karena banyak memberikan solusi dalam masyarakat Quraisy yang disenangi banyak gadis.  
5.    Mush’ab bin Umair masuk Islam, sering ikut pengajian Darul Arqam, bertempat di rumah Arqam bin Abil Arqam, tempat yang tersembunyi karena Nabi Muhammad masih berdakwah secara rahasia.
6.    Ibunya mengetahui keislaman Mush’ab bin Umair, dia diinterogasi di depan para pemimpin Quraisy, tetapi Mushab bin Umair tetap kukuh memeluk Islam.
7.    Dia dikurung dalam rumah, dilarang keluar rumah dan ibunya menghentikan bantuan keuangan kepada Mush’ab bun Umar.
8.    Rasulullah memerintahkan hijrah ke Habasyah, Mush’ab bin Umair ikut hijrah ke Habasyah.
9.    Dia biasanya hidup mewah, setelah masuk Islam, hidupnya terlunta-lunta di negeri orang, jauh dari keluarga, tetapi dia amat menikmatinya, karena Dua Kalimat Syahadat sudah tertanam dalam hatinya.
10. Tersiar kabar pihak Quraisy mengurangi tekanan terhadap orang Islam, para pengungsi kembali ke Mekah, termasuk  Mush’ab bin Umair.
11. Rasulullah menitikkan air mata melihat penampilan Mush’ab bin Umair yang  berpakaian using, amat kontras dengan penampilan dahulu, sebelum dia masuk Islam.
12. Nabi Muhammad terharu sambil bersabda,”Dahulu saya melihat Mush’ab bin Umair amat dimanja orangtuanya, mendapatkan kesenangan dan kenikmatan luar biasa, tetapi semuanya ditinggallkan, karena cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”
13. Pada zaman jahiliah, para musafir datang ke Mekah untuk  melaksanakan ibadah haji. Nabi berdakwah kepada mereka, Asad bin Zurarah (ketua rombongan Bani Najjar) menerima Islam dengan baik.
14. Musim haji tahun berikutnya, Rasulullah membaiat 12 orang, Asad bin Zurarah (kepala suku), memohon agar Nabi mengirimkan seorang juru dakwah ke Madinah.
15.  Nabi memilih Mush’ab bin Umair yang cerdas, tampan, dan berbudi pekerti baik, berpengetahuan luas untuk melaksanakan tugas mulia.
16. Mush’ab bin Umar adalah mubalig pertama yang menyiarkan ajaran Islam di Madinah.
17. Selama berada di Madinah, Mush’ab bin Umair menginap di rumah Asad bin Zurarah. 
18. Mereka berdakwah kepada Bani Asyhal dan Bani Zhafar, keduanya duduk di dekat sumur Maraq berkumpul dengan orang-orang yang telah masuk lslam.
19. Saad bin Muadz dan Usaid bin Hudair (pemimpin Bani Asyhal) mendatangi Mushab bin Umair dan Asad Zurarah dengan membawa sebuah tombak untuk mengusir mereka.
20. Usaid bin Hudair berkata dengan wajah muram,”Apakah kalian akan menipu orang yang lemah di antara kami?” Mushab bin Umair berkata,”Silakan duduk agar engkau bisa mendengarkan apa yang kami sampaikan. Jika engkau suka sebagian, maka engkau bisa menerimanya.”
21. Mushab bin Umair melanjutkan,”Jika engkau tidak suka, maka engkau tidak perlu menerima yang tidak engkau senangi.” “Engkau cukup adil,” jawa Usaid bin Hudair  sambil menancapkan tombaknya ke tanah, lalu dia duduk.
22. Mushab bin Umair menjelaskan ajaran Islam, dengan membacakan beberapa ayat Al-Quran.
23. Mushab bin Umair berkata,”Demi Allah, aku sudah dapat melihat rona Islam di wajahnya. Sebelum dia sempat berbicara, aku dapat melihat keceriaan wajahnya dengan bibir bergerak komat-kamit “.
24.  “Alangkah bagus dan indahnya hal-hal yang engkau sampaikan, “kata Usaid bin Hudair. “Apa yang kalian lakukan, jika kalian akan masuk agama ini?”lanjut Usaid.
25. Keduanya menjawab,”Hendaknya engkau mandi membersihkan, pakaian, memberikan kesaksian, dan salat dua rakaat.”
26. Usaid bin Hudair beranjak mandi, membersihkan bajunya dan berikrar  Dua Kalimat Syahadat, lalu salat dua rakkat.
27. Usaid bin Hudair Berkata,”Di belakang saya, ada seorang lelaki.  Jika dia mengikuti kalian, maka  seluruh kaumnya akan mengikutinya.”
28. Usaid  bin Hudair mengambil tombaknya, mendatangi Saad bin Muadz (kepala suku) yang berkumpul dengan kaumnya di balai pertemuan.
29. Saad bin Muadz bertanya kepada Usaid,”Apakah yang telah engkau lakukan?” Usaid bin Hudair menjawab,”Aku berbicara dengan dua orang, aku melihat keduanya tidak memiliki kekuatan.”
30. Usaid bin Hudair melanjutkan,”Aku sudah melarangnya, tetapi mereka berkata,”Kami akan melakukan yang kamu sukai.  Aku pernah menuturkan Bani Haritsah akan membunuh Asad bin Zurarah, karena dia anak bibimu, mereka melanggar perjanjian.”
31. Saad bin Muadz bangkit mengambil tombak dengan marah, menghampiri Mushab bin Umair dan Asad bin Zurarah, tetapi keduanya tetap duduk tenang.  
32. Saad bin Muadz berkata,”Demi Allah, wahai Abu Umamah. Jika bukan karena hubungan keluarga, aku tidak senang engkau datang ke kampung kami membawa sesuatu yang tidak kami sukai”.
33. Mushab bin Umair berkata,”Silakan engkau duduk mendengarkan yang aku sampaikan. Jika engkau suka, maka engkau dapat menerimanya, tetapi jika engkau tidak suka, kami akan menjauhkan darimu, apa yang tidak kamu senangi.” “Kamu cukup adil,” jawab Saad bin Muadz sambil menancapkan tombaknya lalu duduk.
34. Mushab bin Umair menjelaskan ajaran Islam, dengan membacakan beberapa ayat Al-Quran.
35. Mushab bin Umair berkata,”Demi Allah, aku sudah dapat melihat raut Islam diwajahnya. Sebelum dia sempat berbicara, aku melihat keceriaan wajahnya dengan bibir yang bergerak-gerak“.
36. Saad bin Muadz berkata,”Apakah yang kalian lakukan, jika akan masuk Islam? “Mushab bin Umair menjawab,“Hendaknya engkau mandi, membersihkan pakaian, memberikan kesaksian, dan salat dua rakaat.”
37. Saad bin Muadz segera mandi, membersihkan pakaiannya dan berikrar Dua Kalimat Syahadat.
38. Saad bin Muadz mengambil tombaknya dan kembali ke balai pertemuan.
39. Saad bin Muadz berdiri dihadapan kaumnya,”Wahai Bani Asyal, apakah yang kalian ketahui tentang aku?” Mereka menjawab,” Engkau pemimpin kami, orang yang paling jitu pendapatnya dan nasihatnya pasti kami ikuti.”
40. Saad bin Muadz berkata,”Siapa pun kalian, pria dan wanita tidak boleh berbicara denganku, sebelum beriman kepada Allah dan Rasul-NYa.”
41. Hari itu semuanya masuk Islam, hanya seorang saja belum yaitu Al-Ushairin.
42. Sebelum datangnya musim haji (tahun ke-13 kenabian), Mushab bin Umair kembali ke Mekah, melaporkan kepada Nabi keberhasilan dakwahnya di Madinah.
43. Pemeluk Islam Madinah siap melindungi umat Islam Mekah dan siap menerima kedatangan umat Islam Mekah di Madinah.
44.  Pada Perang Uhud (tahun ke-3 Hijriah) Nabi (56 tahun) menerima Al-Ushairin masuk Islam, dia langsung ikut berperang dan mati syahid, padahal dia belum pernah melakukan salat.
45. Nabi Muhammad bersabda,”Dia mengerjakan sedikit, tetapi mendapatkan pahala melimpah.”
46. Al-Ushairin yang baru masuk Islam langsung mati syahid dalam Perang Uhud.
 Daftar Pustaka
1.    Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4.    Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
5.    Kisah Para Sahabat.
6.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
7.    Tafsirq.com online.      








0 comments:

Post a Comment