Saturday, March 9, 2019

1986. MUSHAF AL-QURAN





MUSHAF AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
 
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah penulisan mushaf Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab mencoba menjelaskannya.
1.    Mushaf adalah bagian naskah Al-Quran yang bertulis tangan.
2.    Sejarah penulisan musahf Al-Quran berikut ini.
3.    Zaman Nabi Muhammad.
1)    Al-Quran adalah sumber utama agama Islam yang diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.
2)    Mutawatir ialah  sifat hadis yang memiliki banyak sanad dan diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya, sehingga mustahil mereka bersepakat berdusta atau memalsukan hadis.
3)    Sanad adalah rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.
4)    Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.
5)    Nabi menghafalkan ayat-ayat Al-Quran secara pribadi dan mengajarkan kepada para sahabat untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.
6)    Ketika wahyu turun Nabi Muhammad menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya agar mudah dihafal oleh para sahabat.
7)    Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat yang masih muda dan sangat cerdas.
8)    Zaid bin Tsabit diperintah oleh Nabi Muhammad untuk belajar bahasa asing, agar beliau dapat mengirimkan surat kepada para pemimpin bangsa lain.
9)    Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan sangat cepat.
10)  Para sahabat yang lain secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.
11) Para sahabat selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hafalan dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.
12) Zaman Nabi Muhammad alat tulis menulis sangat terbatas.
13) Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran pada pelepah kurma, lempengan batu dan kepingan tulang hewan, dan lainnya.
14) Pada zaman Nabi Muhammad naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan, tetapi masih berserakan, belum terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.
15) Nabi Muhammad sengaja membentuk dengan hafalan  dan penulisan teks Al-Quran kepada para sahabat, karena Nabi Muhamad masih menunggu wahyu berikutnya.
16) Sebagian ayat Al-Quran ada yang “nasikh” dan “mansukh”.
17) Ayat “nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapuskan, dibatalkan, atau ditiadakan.
18) Ayat “mansukh” adalah ayat yang menghapuskan, membatalkan, atau meniadakan.
19)  Ayat yang “dimansukh” adalah ayat yang “diganti”, sedangkan ayat yang “dinasikh” ayat yang “mengganti”.
20) Pada zaman Nabi Muhammad, Al-Quran belum dibukukan, karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

4.    Pada zaman Khalifah Abu Bakar.
1)    Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi  Khalifah.
2)    Pada tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.
3)    Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan untuk menumpas pemberontak yang dipimpin Musailamah al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi. 
4)    Khalid bin Walid, komandan pasukan Islam berhasil menumpas pemberontak.
5)    Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur dalam perang.
6)    Umar bin Khattab gelisah dan mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah buku.
7)    Khalifah Abu Bakar pada awalnya ragu melakukannya, karena Nabi Muhammad tidak pernah melakukannya.
8)    Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.
9)    Khalifah Abu Bakar membentuk “Tim Pengumpulan Naskah Al-Quran”.
10) Zaid bin Tsabit (salah seorang penulis wahyu pada zaman Nabi), diberi tugas sebagai ketua tim.
11) Zaid bin Tsabit menerima tugas tersebut, meskipun awalnya menolak.
12) Tim Penyusun Pengumpulan Naskah Al-Quran melaksanakan tugasnya.
13) Khalifah Abu Bakar memerintahkan semua sahabat mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran di Masjid Nabawi.
14) Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan Al-Quran.
a.    Ke-1, naskah tulisan yang dikumpulkan harus sesuai dengan hafalan para sahabat yang lain.
b.     Ke-2, naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi Muhammad dan dituliskan di hadapan beliau, karena beberapa sahabat Nabi menulis naskah atas inisiatifnya sendiri.
c.    Ke-3, naskah tulisan harus dibuktikan dengan dua saksi yang terpercaya.
15) Tim Penyusun Pengumpulan Naskah Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.
16) Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.
17) Ketika Abu Bakar wafat buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

5.    Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab.
1)    Tidak terjadi penyusunan dan permasalahan mushaf Al-Quran.
2)    Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai, semua sahabat sepakat, dan tidak terjadi perselisihan.
3)    Khalifah Umar bin Khattab konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.
4)    Ketika Umar bin Khattab wafat, kumpulan mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

6.    Pada zaman Khalifah Usman bin Affan.
1)    Wilayah Islam semakin meluas.
2)    Beragam suku bangsa banyak yang mememluk Islam.
3)    Muncul perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran.
4)     Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.
5)    Zaid bin Tsabit sebagai ketua, dengan anggota  Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.
6)    Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar, dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek, menjadi dialek Nabi Muhammad (dialek suku Quraisy).  
7)    Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf, yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria, yang 1 mushaf disimpan sendiri.
8)    Mushaf tersebut dikenal dengan nama “Mushaf Usmani”.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran. Daftar Pustaka
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
4.    Tafsirq.com online



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment